27. Kejutan Hari Kelulusan

173 20 0
                                    

Terikat Namun Tak Bertali Ke Dua Puluh Tujuh: Kejutan Hari Kelulusan?

"Tetapi nyatanya, cinta yang indah itu benar adanya. Dan semua orang layak mendapat cinta itu bukanlah dongeng belaka."
-Winnie.

Disini mereka, duduk berdua terdiam dalam hening. Rupanya, keputusan dan kelicikan yang dilakukan gadis itu mendapat karma. Lelaki incarannya tak sebaik yang dipikirnya.

"Gue menilai dia sebagai cowok yang bener-bener baik. Tapi rupanya, dia kek gitu," curhat si gadis.

"Yaah.. begitulah manusia. Kalau lo cuman menilai dari luar doang, kadang emang selalu ngecewain. Gue dulu juga kayak lo, kok. Gua nilai dia cewek yang manis dan baik, tapi rupanya nggak kek gitu," balas si lelaki.

Gadis itu menetap kearah lelaki disampingnya, ada rasa bersalah yang tak bisa ia ungkapkan. Lelaki disampingnya juga punya hati, dan dia juga punya perasaan.

"Cewek yang lo maksud itu gue, No?"

"...." Hanya diam saja. Jino rasa gadis itu sudah tentu tahu betul bahwa diamnya adalah kebenaran. Benar bahwa memang gadis itulah yang bersalah, makanya karma juga datang dan menimpanya.

Gadis tersebut berakhir menghembuskan napas panjang. Banyak maaf yang terlontar dari lubuk hati, namun ia tak berani untuk mengungkapi. Ada rasa ingin bersama lagi, namun apakah lelaki disampingnya akan sudi?

"No," panggilnya. Gugup sebentar, takut saja kalau ajakannya akan ditolak.

Jino tak bersuara, ia hanya melihat kesamping, dimana gadis itu duduk. Matanya berkaca-kaca. Sialan! Jino benci melihat gadis itu menangis, ia lemah bahkan lebih lemah daripada hati gadis itu.

Jino kalah.

Ia peluk tubuh gadis itu dari samping. Suara isak tangis mulai mengisi kehampaan mereka. Jino biarkan gadis itu menangis sesegukan, melampiaskan segala kacau dihatinya, yang pacar gadis tersebut tinggalkan.

"G-gue, min-nta maaf, No," ucapnya dengan suara menahan sesak.

Oke, dia yang jahat, dia yang penjahat, dan dia yang pengkhianat. Namun, adakah sedikit maaf untuknya? Gadis itu menyesal, hubungannya kandas dalam waktu yang cukup sedikit.

"Gue maafin."

"Gue, g-gue mau kita kayak dulu." Dalam pelukan Jino yang hangat. Dirinya merasa nyaman, dirinya merasa dirayakan, namun dirinya juga yang menyia-nyiakan.

"Kali ini, gua yang minta maaf."

Gadis itu melepas pelukan Jino, ia tatap Jino dalam-dalam sedangkan yang ditatap langsung memalingkan wajah. "Kenapa?"

"Mungkin, beberapa orang emang menantikan mantannya balik, nyesel, lalu meminta kembali. Tapi maaf, gue bukan orang yang kek gitu. Gue bisa maafin lo, tapi gue nggak bisa ngasih kesempatan kedua buat lo. Maaf, karena gue udah nemuin seseorang yang gue suka."

Gadis itu semakin berkaca-kaca, hingga air mata jatuh tanpa mengedipkan mata. Menyesal sampai hatinya sakit pun tak ada gunanya, Jino kini bukan lagi miliknya.

"Secepat itu, No?" Setahu gadis itu, Jino adalah orang yang tak mudah jatuh cinta. Mana mungkin lelaki itu sudah menemukan seseorang yang dia suka. Itu sulit untuk dipercaya.

"Cepetan mana sama lo?"

Damn!!

Itu jelas kata-kata yang menohok hatinya. Jino benar-benar berubah, apakah karena hati yang terlanjur patah? Namun sebenarnya, dia tak berubah. Hanya saya yang disampaikannya itulah fakta.

Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang