Terikat Namun Tak Bertali Ke Dua Puluh Lima: Suka Atau Duka.
"Jiwa yang gembira entah hilang kemana, binar indah dimata, aku bahkan lupa kapan aku kehilangannya. Anak kecil yang setiap malam menunggu cerita dariku, bahkan aku melupakan eksistensi ciut akibat luka masa kecil itu."
-Padma Arumi.•
•
•
Hari ini Nizar sudah bisa pulang. Ia memandangi sebuah hadiah yang ia dapat dari Ghea. Gadis itu menitipkannya pada ayah Nizar sebab tak sengaja bertemu di jalan. Ghea yang menuju sekolah, dan ayah Nizar yang menuju ke rumah sakit.Beberapa hari lalu Ghea menanyakan hal itu pada ayah Nizar. Tentang, apakah Nizar punya handphone? Kalau ada, bisakah ia meminta nomor teleponnya?
Tapi ayah Nizar menggeleng, beliau bilang Nizar tak mempunyai ponsel. Jadi karena itulah, Ghea menghadiahi sebuah ponsel untuk Nizar. Untung saja uang yang ia dapat karena memenangkan lomba melukis kala itu belum ia pakai, jadi bisa dibelikan HP untuk Nizar.
Nizar hanya diam menatap hadiah itu, bukankah harga sebuah ponsel itu lumayan mahal? Jutaan bahkan. Apakah ini hadiah yang tidak berlebihan?
"Kata Ghea, dia akan berkunjung ke rumah setelah pulang sekolah," ujar ayah Nizar membuyarkan lamunan anak semata wayangnya.
"Dia tau aku pulang hari ini?"
"Bapak yang beri tau."
Baiklah, itu kesempatan untuk Nizar mengembalikan hadiah yang gadis itu berikan. Jika saja Ghea hanya memberinya kanvas maka Nizar pasti akan menerimanya dengan senang hati. Namun, gadis itu malah membelikannya sebuah ponsel yang tentu saja membuat Nizar tak enak menerimanya.
***
Tok tok tok
"Nizar ..." Seorang gadis berambut hitam panjang mengetuk pintu rumah Nizar. Baru saja pulang sekolah padahal, namun gadis itu langsung saja menuju rumah sang teman.
Nizar sudah menunggu kedatangan gadis itu. Nizar sendiri yang membukakan pintu. Netra Ghea melihat Nizar yang berdiri di belakang pintu.
"Gue masuk ya," ucapnya meminta izin, tak biasanya gadis itu sopan.
Nizar lalu menutup pintu. Tenang saja, disini masih ada ayah Nizar, jadi mereka tak benar-benar berduaan.
"Nih, aku kembalikan." Nizar menyerahkan kotak yang berisi handphone itu.
"Hah? Kenapa? Lo nggak suka?"
"Bukan begitu, tapi hadiah ini terlalu mahal, nanti kalau Bapakmu marah gimana?"
"Tenang aja, itu duit yang gue dapet karena menangin lomba melukis waktu itu. Lo yang ngajarin gue ngelukis, jadi hadiah itu nggak berlebihan buat lo." Ghea kembali menyodorkan kotak berisi HP itu pada Nizar.
"Tapi, aku nggak butuh hape."
"Yang bener aja, kalo lo nggak ada hape, gue nggak bisa ngabarin dan dapat kabar dari lo. Udah terima aja, nanti gue bakal ngajarin sesuatu yang unik buat lo." Ghea tersenyum begitu manis setelahnya, senyum itu, sarat akan rencana tak terduga menurut Nizar.
"Yuk, kita ke gudang lo dulu, gue bakal ngajarin sesuatu yang unik itu ke lo."
Nizar lantas mengikuti dibelakang Ghea. Gadis itu jalan duluan seolah ia sang empunya rumah. Tapi, Nizar tak keberatan, toh Ghea memang seceria dan se excited itu orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]
RandomPadma Arumi, gelar yang Jupiter sematkan untuk Winnie. Padma yang bermakna teratai merah, dan Arumi yang memiliki arti wangi. Diambil dari diksi. Bukan tanpa alasan gelar itu Winnie sandang, pasalnya gadis itu terlahir dengan rambut merah, serta mem...