Terikat Namun Tak Bertali Ke Sembilan: Cinta Layaknya Binatang.
“Lantas untuk apa aku ingin menjadi seperti rubah betina? Yang ketika jantannya mati, ia akan mencari rubah jantan yang lainnya sebagai pengganti.”
-Sainah(Akara Anindita).•
•
•
“Ada apa, Nak?” tanya Bi Inah. Mengawali pembicaraan.
“Boleh aku pinjam anak Bibi?” Gadis itu bertanya balik.
Bi Inah tak langsung menjawab, ia mempersilakan Winnie masuk. Lantas wanita itu dengan tongkatnya berjalan menuju kamar sang putra.
“Nak, Winnie ingin bertemu denganmu.”
Jupiter mengangguk, lelaki itu dengan segera menatap cermin. Jupiter sedikit berdehem, guna menghilangkan suara seraknya. Pemuda itu juga membenarkan penampilannya, agar Winnie tak tahu, kalau lelaki kuat itu, sebenarnya sedang runtuh juga.
Winnie menyambut Jupiter dengan senyuman hangat, pemuda yang disenyumi juga turut tersenyum membalas.
“Ada apa?”
Maka Winnie menjawabnya, "Berhubung ini baru jam delapan, aku mau mengajakmu jalan-jalan.” Gadis itu tersenyum begitu hangat, seolah tak ada kejadian apapun yang terjadi siang tadi.
Jupiter mengangguk, kemudian ia menatap sang ibunda. "Bu, aku izin keluar sebentar.” Lantas berjalan mendahului Winnie.
“Iya, Nak. Tapi jangan lama-lama, ini sudah malam.” Bi Inah mengingatkan, jangan sampai anaknya itu lupa waktu.
“Siap Bi Inah, aku tidak akan lama-lama membawa Jupiter." Winnie tersenyum sumringah. Mengekori langkah Jupiter, kemudian menarik lengan baju lelaki itu.
Mereka sudah jauh beberapa langkah dari rumah Jupiter. Gadis itu memanggil, “Tuan.” Lalu ketika yang dipanggil menoleh, Winnie yang malah menunduk.
“Maaf.”
“Tak apa, Nona. Tak usah meminta maaf, seharusnya aku yang minta maaf. Oh ya, maaf karena sudah membuatmu ingat dengan kejadian itu lagi.”
“Bukan itu, Tuan. Tadi Ghea berkata padaku bahwa kau berdiri berjam-jam di bawah pohon itu. Mengapa, Tuan? Mengapa? Tolong berhenti membuatku merasa menjadi orang jahat.”
Beberapa menit lalu, Ghea men-chat Winnie, berkata bahwa dia begitu beruntung. Pasalnya Jupiter rela berdiri berjam-jam di bawah pohon itu, bahkan kata Ghea, lelaki itu tak memalingkan wajahnya sedikitpun dari menatap jendela kamar gadis itu.
Bagaimana Ghea bisa tahu? Karena gadis itu disuruh ke toko sembako untuk membeli beras oleh ayahnya. Ketika gadis itu melihat ada seseorang di bawah pohon, dan rupanya itu adalah Jupiter. Ghea tak berpikir apa-apa, namun saat ia pulang berbelanja, rupanya Jupiter masih setia berada di bawah pohon itu.
Menatap ke arah jendela Winnie, berharap gadis itu baik-baik saja. Dan itu berjam-jam lamanya, itulah mengapa Ghea memberitahukan kepada Winnie. Agar gadis itu sadar, bahwa cinta Jupiter tak pernah main-main.
Winnie jadi merasa bersalah. Sungguh, rasanya ia sepeti orang jahat, yang menyia-nyiakan Jupiter. Tetapi mau bagaimana lagi? Winnie tak bisa meyakinkan hatinya bahwa cinta tak terlalu buruk. Bahwa cinta, belum tentu berakhir luka. Bahwa cinta, belum tentu berakhir duka. Gadis itu tak bisa.
"Aku mohon, Tuan. Berhenti mengatakan kalau kita saling mencintai lebih dari hanya sahabat. Aku sendiri tak mengerti dengan perasaanku, aku bingung dengan puisi-puisi yang kutulis. Aku gagal, memahami hatiku ini, Tuan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]
RandomPadma Arumi, gelar yang Jupiter sematkan untuk Winnie. Padma yang bermakna teratai merah, dan Arumi yang memiliki arti wangi. Diambil dari diksi. Bukan tanpa alasan gelar itu Winnie sandang, pasalnya gadis itu terlahir dengan rambut merah, serta mem...