21. Aku Akan Mencintaimu Seperti Apa?

252 27 0
                                    

Terikat Namun Tak Bertali Ke Dua Puluh Satu: Aku Akan Mencintaimu Seperti Apa?

"Hujan sudah berhenti, Nona. Bodoh, untuk orang yang mengata bahwa cintanya sederas hujan. Namun, lihatlah dengan mata yang terbuka, hujan akhirnya berhenti dan hanya menyisakan hampa."
-Jupiter.

"Saya akan pergi, Nona."

"Saya akan pergi setelah seribu tahun mencintai anda. Namun, saya tak akan pergi jika hanya di tusuk dengan belati tak kasat mata yang anda punya."

Winnie yang menunduk dengan perasaan sesak yang menyeruak lantas menegakkan kepalanya. Memperlihatkan netra merah yang beberapa kalinya meneteskan air mata.

"Apa anda yakin, Tuan? Saya tidak bercanda bertanya seperti ini. Setelah sekian lama egois, akhirnya saya sadar. Bahwa sayalah baji-"

"Tidak! Tidak ada yang bajingan. Saya sedari tadi hanya mendengarkan anda mengutuki diri. Mengapa, Nona? Apa anda merasa setidak berharga itu di mata saya?"

Kembali lagi, Jupiter sekali lagi menyakinkan Winnie bahwa cintanya benar-benar suci. Tak akan di bercandai apalagi di nodai. Namun mengapa? Untuk melepas trauma di masa silam masih terdengar hanyalah bualan.

"Tidak tau, Tuan. Saya merasa bahwa selama ini, sayalah penjahatnya," ujarnya, kepala teratai merah kembali tertunduk.

"Saya menulis hal-hal buruk tentang cinta dan anda, namun nyatanya, sayalah sialannya."

Sungguh, Jupiter bingung mau meyakinkan Padma Aruminya dengan cara apa lagi? Gadis itu cukup, gadis itu pantas dicintai. Untuk apa mengutuki diri dan tidak percaya diri?

"Bahkan jika ribuan kali belati anda menusuk saya bertubi-tubi, maka sungguh, saya akan menerimanya dengan senang hati. Sekalipun di akhir kesabaran ini yang menanti hanyalah takdir yang tak kunjung merestui," balas Jupiter. Inilah yang membuatnya lemah.

Dikala sang nona benar-benar pasrah pada pikiran buruknya. Dulu tentang cinta, hari ini tentang dirinya. Seperti apa ya cara yang tepat untuk menyuarakannya?

"Nona, saya mohon. Kali ini saya benar-benar memohon, percayalah bahwa diri anda layak di cinta, kendati cinta anda masih sangat liar dan sulit di taklukkan nya."

"Andaikata seluruh lelaki di dunia menolak anda, maka saya yang akan maju paling depan untuk menerima anda. Tidak peduli apapun kekurangan anda, tidak peduli seberapa banyak pun luka anda. Saya, Raino Jupiter menyatakan akan mencintai anda kendati saya sudah di tolak untuk ke seratus kalinya."

Isakan dari mulut Winnie terdengar. Bagus, kali ini Jupiter hanya bisa mendengarnya samar akibat hujan. Namun hujan gagal menyembunyikan tangisan nonanya, itu terlihat jelas pada netra Padma Aruminya.

"Tuhan, ayolah, buat gadis ini percaya kalau dia pantas di cinta. Bahkan jika ujungnya bukan saya yang di takdirkan untuknya," batin Jupiter, berdoa pula pada tuhannya.

Rinai benar-benar jatuh bersamaan dari pelupuk dua insan yang malam ini tengah kehujanan.

Winnie menggigit bibir bawahnya, mencoba menetralkan tikaman tak kasat mata yang merangkulnya. Ini benar-benar sesak, mengapa cinta yang ingin dirasanya terus saja membunuhnya?

Mungkin lagu barat yang berjudul Only love can hurt like this benar. Beberapa liriknya sangat cocok dengan perasaan dua orang yang tengah kedinginan namun bukan karena hujan, melainkan karena bualan sialan yang di katakan sang nona.

Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang