15. Ikhlas

313 30 0
                                    

Terikat Namun Tak Bertali Ke Lima Belas: Ikhlas.

“Begitu candu menulismu dalam karya, menyimpanmu dalam setiap bait puisi cinta. Menyelipkan doa tanpa nama, yang mengiang di atas langit sana.
-Winnie.

“Baiklah, siapa takut!”

Winnie kemudian membenarkan duduknya, gadis itu sedikit berdehem, bermaksud ingin membaguskan suaranya.

“Baca dengan penuh penghayatan, ya.”

Gadis itu mengangguk, lantas mulai bersuara, “Judulnya, Hanya Dua Orang Sahabat.”

Heran.

Padahal lukisan semesta itu indah, seindah dirimu. Namun sakit kala aku menatapnya, apakah karena kau adalah sumber luka terbesarku?"

Tidak, tidak, aku hanya bercanda.

Luka terbesarku adalah akibat keluargaku, keluarga yang aku kira rumah ternyamanku. Rupanya adalah memori paling sialan dalam hidupku.

Begitulah nasib, yang tak mampu kita atur sesuai keinginan, sebab Tuhan sudah mengaturnya dengan penuh keindahan.

Tak apa, setidaknya aku punya seorang pelipur lara, kala diri merasa lelah dengan dunia.

Tuhan memang satu-satunya yang dapat dipercaya. Namun seseorang itu, bagaikan hadiah paling indah yang diberikan Tuhan lewat semesta.

Sialan.

Aku jatuh cinta padanya, padahal aku begitu membenci cinta.

Apakah tak ada jalan lain selain mengalah pada cinta? Atau aku bisa menentangnya dengan berkata kalau aku dan dirinya....”

Hanyalah dua orang sahabat saja.

Di bait-bait pertengahan, Jupiter yang tengah sibuk menganyam mahkota bunga itu tersipu. Ayolah, apakah ini memang nyata? Apakah kini Winnie benar-benar mengaku cinta?

Namun bait akhir begitu menyadarkan mereka, bahwa mereka hanyalah dua orang sahabat. Yang entah diikat oleh apa sehingga mereka bagaikan memiliki ikatan batin satu sama lainnya. Mungkinkah oleh benang merah yang menjadi keyakinan di China dan Jepang? Orang-orang biasa menyebutnya Red String Theory.

Netra Winnie sedikit berkaca, apakah kini waktunya mengalah pada cinta? Apakah Jupiter benar, bahwa tak semua cinta berakhir luka? Bahwa tak semua hubungan berakhir kandas? Dan bahwa tidak semua pernikahan berakhir perceraian?

Gadis itu lantas menunduk, yang awalnya ia tadi mendongak menatap langit. Melihat warna kejinggaan yang terpampang pada langit indah di sore hari menjelang malam.

Namun air mata itu tak jadi jatuh, sebab sang empu langsung tersenyum penuh gembira saat menyadari ada sesuatu yang diletakkan di atas kepalanya.

“Tidak ada tangkai bunga yang bagus di kebun belakang rumahku. Lihat, tangkai bunga ini lemah namun tak mudah patah, sangat mudah untuk dibuat menjadi mahkota bunga.” Jupiter menjelaskan sambil memetik satu bunga-menaruhnya di atas telinga kanan si nona.

“Kalau tangkai bunga mawar, itu berduri. Tangkai bunga melati keras, dan tangkai azalea? Sangat kecil. Tidak ada yang pas untuk dianyam menjadi mahkota,” ucap lelaki itu lagi menambahkan.

Terikat Namun Tak Bertali [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang