Happy reading 🤗
Maya pulang dengan hati gembira, 'Kenapa juga dari awal gak kepikiran untuk minta tolong Mami Bintang' monolognya.
Belum lama dengan eforia kebahagiaan, seketika bibirnya melengkung cemberut. Bagaimana tidak orangtuanya sudah menunggu diparkiran.
"Aku gak mau pulang" ucap Maya setelah menghampiri kedua orangtuanya itu.
"Sayang pulang ya, kasihan temanmu harus ngurusin kamu" imbuh Gustav.
"Maksud ayah, aku nyusahin!" Seru Maya.
Mikaela menyenggol lengan Maya. "Benar kata om Gustav, mending lu pulang, disini kan gak ada yang masakin lu" Mikaela berusaha mencairkan pertikaian orangtua dan anak itu.
"Lu kok gitu sih! Gak ikhlas ya nampung gua"
"Emangnya lu air hujan ditampung-tampung segala. Udah Sana pulang. koper lu udah diangkut ke mobil sama om Gustav"
Maya menghentakkan kaki, lalu memasuki mobil sang ayah lebih dulu.
Mikaela mengejar Maya. "ye! Kunci mobil gua sini" ucapnya, sambil mengulurkan salah satu tangan meminta.
"Nih! Makasih" tekan Maya
Gustav dan Arimbi didepan, sedang Maya duduk di kursi paling belakang.
"Udah makan belum?, Biar ayah cari tempat makan" ungkap Gustav membuka pembicaraan.
"Gak lapar"
"Tapi belum makan kan?" Tanya Arimbi.
"Gak mau makan"
"Sayang jangan kayak gitu dong, ayahmu sampai izin gak kerja buat jemput kamu" ungkap Arimbi.
Kalau sudah seperti ini, Maya sudah pasti meleleh, cara sang ayah mencintainya selalu menawan.
"maaf ayah" cicit Maya.
"Ayah udah maafin yang penting jangan diulangi lagi. Kabur malam-malam begitu bahaya nak" nasehat Gustav
"Iya ayah! Lain kali kaburnya siang hari aja" kekeh Maya.
"Gak gitu juga dong. Pokoknya gak ada kabur-kaburan"
"Siap ayah!" Seru Maya.
"Sama ibu gak minta maaf" lanjut Gustav.
"Maaf ibuku" imbuh Maya, dia melompat dari jok belakang, lalu mencium sang ibu.
"Ibu juga Udah maafin" respon Arimbi.
"Ya udah! Berhubung ayah libur kita ke CSB ya!" Ungkap Sarah yang dibalas anggukan setuju dari kedua orangtuanya.
Gustav sangat menyayangi Maya, dia ingat betul perjuangan mereka untuk menghadirkan putrinya itu kedunia ini, saat semua teman sebaya sudah memiliki anak, ditahun kedelapan pernikahan Tuhan belum mempercayai mereka untuk merawat seorang anak.
Maya hadir dengan proses yang begitu sakit, Arimbi harus bolak-balik diinjeksi untuk menyukseskan proses bayi tabung mereka, 4 kali proses bayi tabung itu gagal, mereka hampir putus harapan, lalu seperti kata pepatah selalu ada buah dari kesabaran, ditahun ke 9 pernikahannya, Arimbi dinyatakan hamil, proses bayi tabung yang ke 5 berhasil menghadirkan Maya Pitara didunia ini.
"Ibu, aku mau beli ini" Maya mengarahkan handphone, menunjukkan barang yang ingin dia beli.
"Ya udah, kita mampir ke Himalaya" jawab Arimbi.
"Beli apa?" Tanya Gustav.
"Kacamata yah, yang model begini ada diHimalaya gak?" Tanya Maya.
"Ada dong! Mereka melayani permintaan tempahan"
"Sip deh! Ayo kesana" seru Maya.
Maya sedang menjelaskan desain kacamata yang dia inginkan.
"Tante, om" panggil seseorang.
Dia adalah Noah, laki-laki itu segera mencium tangan Gustav dan Arimbi.
"Noah! Bisa kebetulan banget sih!" Seru Arimbi sambil menepuk kecil pundak anak dari sahabatnya itu.
"Iya Tan, gak nyangka ketemu disini" balas Noah.
"Oh iya Tan, kenalin dia Glorya. Teman kantorku" lanjut Noah salah tingkah.
"Glorya tante" wanita itu memperkenalkan diri, sambil menyalim Arimbi.
"Pak Gustav" Glorya juga menyapa Gustav, mereka memang saling mengenal, karena Gustav bekerja di perusahaan keluarga Malik.
"Iya" respon Gustav.
Suasana seketika hening, Mereka kompak menoleh pada Maya yang berjalan kearah mereka, lenkao dengan ekspresi super garang.
"Hai Maya, lama gak ketemu" ujar Noah basa-basi.
"Kak Noah juga mau beli kacamata. Ups! Wajar sih! Mata kak Noah mungkin katarak, bisa-bisanya suka sama perempuan jelek ini" ungkap Maya dengan ekspresi mengejek, belum lagi tangannya yang diacungkan pada Glorya.
"MAYA!" Gertak Gustav.
Maya mengibaskan rambut, "apasih, aku kan cuma jujur, emang dia jelek! Maaf ya kenyataan itu memang menyakitkan" kalimat pedas itu meluncur begitu saja, dikeluarkan tanpa beban oleh Maya.
"Maaf Tante, kami pergi" Noah meraih tangan glorya, lalu keluar dari Himalaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOAH LOVER
RomanceMaya tidak punya tujuan hidup selain ingin selalu bersama Noah. Berbagai hal tak masuk akal dia lakukan agar tetap dilihat oleh Noah Malik. Terlalu banyak menghabiskan waktu bersama membuat Maya ketergantungan pada Noah Malik. Namun bagaimana kalau...