Bab 4

161 6 0
                                    

Selamat membaca.

Maya melompat-lompat diranjang Mikaela, suaranya menggelegar memenuhi apartemen, dia sedang bernyanyi dengan mempelesetkan salah satu iklan di TV "kabar gembira untuk Maya seorang, mulai besok akan ketemu ayang" lirik absurd itu sudah berulang kali ia kumandangkan.

Mikaela  sudah standby dengan earphone-nya, dia geleng-geleng kepala menyaksikan kegilaan sahabatnya itu.


"MAYA RANJANG GUA" teriak Mikaela, saat terdengar suara decitan dari tempat tidur.

Maya buru-buru melompat dari ranjang. "Masa gitu aja roboh" ungkap Maya.

"Ya roboh! Ini tempat tidur, bukan matras yang tetap kokoh meskipun lu jungkir balik"

"Tempat tidur gua aman-aman aja, gak pernah goyang malah"

Mikaela menunjuk pintu, "sekarang lu pulang,  lompat-lompat diranjang lu sendiri" tegasnya.

"Ya udah, gua pulang. Bye" Maya melenggang begitu saja, meninggalkan Mikaela yang masih gondok.




Malam berlalu, Maya bersiap memakai outfit yang sudah dia pilih dari jauh-jauh hari.

Maya memperhatikan dirinya dicermin. "Wah! Cantik banget sih" dia mengagumi dirinya sendiri.

Setelah memastikan dirinya stunning, Maya siap berangkat.

"Non, mau berangkat sepagi ini" tanya bi Ella keheranan pada Maya yang datang kedapur membuat roti.

"Suttt. Jangan kencang-kencang bi, nanti ketahuan ayah" balas Maya dengan suara yang mengecil. Dia memang berangkat lebih awal untuk menghindari ayahnya.

"Bukannya, non Maya magang dikantor tuan" tanya bi Ella sedikit berbisik.

"Iya! Tapi kalau ayah lihat aku pakai  baju kayak gini, pasti disuruh ganti" jawab Maya.

Bi Ella fokus memperhatikan penampilan nona mudanya itu. Dia juga merasa pakaian Maya terlalu berlebihan, nonanya itu memang sangat cantik dengan gaun mini itu,  tapi kurang pantas  untuk digunakan kekantor.

"Gimana Bi, cantik gak?" Tanya Maya dengan senyum manis.

"Cantik non" jawab Ella, tentu saja dia tidak akan mengungkapkan ketidak sesuaian pakaian nonanya itu, Ella tidak berani melakukannya.

"Terimakasih bi, aku pergi dulu" imbuh Maya.



Meski datang paling pertama, Maya sengaja masuk saat  para karyawan sudah dikubikel masing-masing, dia tidak ingin berpapasan dengan sang ayah, kalau itu sampai terjadi ayahnya pasti menyuruh pulang ganti baju.

Maya memasuki ruangan khusus para intern, dan seperti prediksi, semua anggota magang   melongo melihat penampilan wanita itu.

"Lu juga magang disini" ucap salah satu anak intern.

"Iya, ini kan perusahaan calon suami gua" balas Maya dengan pede.

Para wanita menatap ragu, Maya itu terkenal arogan dan sombong. Mereka malah menganggab Maya sedang mengarang cerita.

"Lu seriusan, emang kenal pak Noah?" tanya Nara.

Maya mengangguk. "Jadi, kerjaan kita apa?" Lanjut Maya mengubah topik.

"Gak tau, kita disuruh tunggu pak Heru, katanya dia yang bakal kasih koordinasi" sahut Miko.















"KAK NOAH" teriak Maya, saat melihat pria yang dicintainya itu memasuki kantin. Dan suara menggelegar wanita itu berhasil membuat seisi kantin menoleh kearahnya.

Noah melotot, Maya sangat sexy dengan gaun super mini 'apa ini mimpi' pikirnya, tapi tentu saja ini kenyataan.
Dia berlari kearah Maya, tanpa kata dia menarik tangan perempuan itu keruangannya.

"Gua kira dia cuma ngarang ngidul. Ya ambun Maya benar-benar pacar pak Noah" jerit Nara dengan suara tertahan.

"Wajar aja sih, Maya kan cantik banget" respon Shinta.

"Theo, lu baik-baik saja kan?" Lanjut Nara menanyakan kondisi Theo, pria itu pasti sakit hati melihat wanita yang begitu ia puja kini bersama laki-laki lain.

Theo kesal dengan tatapan kasihan dari teman-teman, dia pergi meninggalkan kantin begitu saja.

"Pakai ini!" Noah memasangkan jas besar kebadan Maya.

"Aku gak mau, gerah tau!" Seru Maya.

Noah meremas rambutnya, Maya sangat susah di nasehati. "nurut sama kakak!" Tegasnya.

Noah membelakangi Maya, dia menarik nafas untuk mengontrol emosi.

"Kenapa pakai baju kayak gitu?" Tanya Noah.

"Gak apa-apa, aku suka bajunya"

Noah melongo mendengar jawaban cuek Maya. "Ini kantor, bukan tempat prostitusi" tekannya.

Maya tersentak, dia tidak menyangka Noah akan menghinanya dengan cara yang paling menyakitkan. "Karena Wanita itu kakak bisa mencela ku seperti ini." Lirih Maya.

"Sekarang kamu keluar" perintah Noah.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang