Bab 39

141 8 0
                                    

Follow akun author ya🖐






Maya mengendap-endap, matanya bergerak liar mengawasi sekitar, jangan sampai Noah masih memantau. Sudah 1 jam setelah Noah mengantarnya bekerja, dia tidak masuk ruangan, Maya menunggu di lobby sampai Noah benar-benar pergi.

Tujuan Maya kali adalah kediaman mami Bintang.
Maya tidak bisa menunggu lagi, Noah semakin tak terkendali, dan mami Bintang adalah jalan satu-satunya menghentikan kegilaan pria itu.


Maya sudah sampai dikediaman Malik.


"Eh, non Maya lama gak ketemu" sapa salah satu security.

Maya tersenyum tipis, seraya mengangguk. "pak, mami Bintang ada?" Tanya Maya.


"Ada non, masuk aja" beritahu satpam itu.


Maya melewati post security, kembali tersenyum untuk merespon.





Tidak pernah ada bayangan kalau Maya akan memasuki rumah ini dengan ketakutan, debar yang dulu adalah bentuk cinta yang menggebu-gebu, sedang hari ini debar itu Seperti rasa takut yang mengintai.



Bintang berlari kearah Maya. "Nak, ya Allah. Kenapa gak pernah hubungin mami? nomor kamu ganti ya?"
Kedatangan Maya cukup mengejutkan, Bintang kira ART yang memberitahu kedatangan Maya hanya bercanda, ternyata wanita yang sudah dianggap sebagai anak perempuannya itu benar-benar datang menemuinya.


"Kenapa? Ayo kita duduk dulu" kata Bintang, dia khawatir melihat gelagat Maya yang bingung, dan linglung.

Bintang mengelus jemari Maya, wanita itu tak berhenti memainkan jari, percis seperti orang dalam tekanan.

"Kamu kenapa?" Ujar Bintang.
Dia tau ada yang salah dengan Maya. Wajah
Pucat, dengan pandangan tidak fokus, entah apa yang dipikirkan wanita itu.

"Mami, kak Noah" lirih Maya mengadu.

Bintang seperti Dejavu, Saat Maya menyebut nama putranya, bisa dipastikan Noah lah akar dari masalah ini.

Bintang tersadar. Noah sudah lama tidak pulang, yang dia tau anaknya itu tinggal sendiri karena muak dengan pertengkarannya dengan Surya.

"Kak, Noah apain kamu" tedeng Bintang.


Mata Maya berkaca-kaca. Dia tidak berani jujur.

"Cerita sama mami, Noah bikin ulah? Kenapa? Ayo, cerita sama mami" Tanya Bintang dengan suara lembut.




"MAYA" Suara keras Noah menggema disetiap sudut rumah. Pria itu datang dengan Amarah, wajahnya memerah karena emosi.
Setelah mendapat informasi dari pengawal yang mengawasi Maya, Noah langsung ke rumah orangtuanya, dia tau Maya pasti akan menemui maminya.



Maya langsung bersembunyi dibalik punggung Bintang, dia telah tertangkap.

"Sini kamu" seakan tidak melihat maminya, Noah menghardik Maya.

Bintang tidak bisa berkata-kata. Benarkah ini putranya? Dia tau Noah dalam bimbingan mental, tapi tidak menyangka Noah se sakit ini.

Dari mana datangnya wajah bengis itu? Bintang tidak pernah tau Kalau Noah bisa semengerikan itu.


Bintang mendekat, kemudian mengelus pundak Noah. "Udah ya, jangan kayak gini" pungkasnya.
Jujur Bintang juga takut dengan peringai putranya itu.



Sedang Noah, seperti orang tuli. Otaknya berisik meneriakkan Nama Maya.


"Ayo pulang" kata Noah.

Maya yang tertunduk, hanya mampu menggeleng untuk menolak.


Noah berjalan cepat, dia mencekram lengan Maya, kemudian menarik wanita itu keluar.

Bintang dengan sigap menghentikan pergerakan Noah.

" Noah, sekarang lepaskan Maya" tegas Bintang.

"Maya milik ku" pungkas Noah.

"Kamu bisa dibunuh Gustav. Lepaskan Maya" 
Ujar Bintang.

Noah tersenyum miring. Baginya Gustav adalah manusia brengsek yang selalu menghalanginya bersama Maya. Pria tua itu benar-benar menyusahkan.

Tanpa menghiraukan jeritan maminya Noah kembali Menyeret Maya pulang.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang