Bab 43

168 10 1
                                    


Selamat membaca 🤗





"Kakak gak kerja?"
Tanya Maya. mata wanita itu kebawah, menghindari Manik Noah yang hampir setengah jam menatapnya, sambil tersenyum aneh.




"Enggak." Jawab Noah singkat.

Jujur saja, Maya tidak pernah menyangka, kalau senyum yang dulu sangat dia dambakan, hari ini bisa membuatnya ketakutan.
Entah apa maksud dari senyuman itu, Noah seperti teka-teki yang tak bisa terpecahkan, terlalu misterius, dan sulit ditebak.


Maya tidak nyaman, posisi mereka sangat tidak pantas. Maya berada diatas dada telanjang Noah. Sedikit saja bergerak pria itu akan semakin erat mendekap.

"Kakak, gerah banget." Keluh Maya, berharap Noah akan melepaskan belitan.



Noah mencium bibir Maya. "Bentar ya." Ujarnya, kemudian bergerak, mengambil remot pengontrol AC, lalu mengecilkan suhu udara.

Noah kembali berbaring, memeluk tubuh Maya dengan erat.
"Kakak sayang banget sama kamu." Ujar Noah, sambil mengecupi ubun-ubun Maya.


Maya kehabisan akal, Noah seperti permen karet yang terus menempel. Pria itu bilang mereka akan menonton, faktanya hanya Maya yang menatap layar lebar itu, Noah sampai akhir film tak mengalihkan pandangan dari Maya.



"May, kalau kita punya anak bagaimana?" Kata Noah.

Maya memejamkan mata. Kelihatannya kejiwaan Noah semakin dalam, setelah mengajaknya menikah, hari ini tiba-tiba membahas anak.


"Kata kakak, aku masih kayak anak-anak, mana bisa ngurus anak." Jawab Maya.


Noah tersenyum miring, tangan yang memeluk pinggang Maya, bergerak cepat memasuki kaos, lalu menangkup kedua gundukan Maya.

"Tidak perlu mengurus anak, kamu hanya boleh mengurus kakak." Titah Noah.

Maya menahan tangan Noah, pria itu sungguh kurang ajar, kemarin sudah berjanji untuk tidak menyentuhnya sembarangan, hari ini sudah ingkar.


"Kak, jangan kayak gini. Kemaren kan udah janji gak akan mesum lagi." Kata Maya.




Noah terlihat berpikir. "Kayaknya kakak harus  ingkar janji, mana tahan kakak gak menyentuh ini." Jawab Noah, tangannya memilin bagian menonjol pada dada Maya.


Maya merutuki diri, kenapa dia percaya pada orang sakit jiwa.


"Emangnya gak enak?" Tanya Noah.
Seharusnya wanita dewasa yang normal, akan menyukai sentuhan sensual. Penolakan Maya selalu membuat Noah meragukan diri sendiri, barangkali karena Pria itu tidak punya pengalaman, Maya kurang puas dengan servis yang dia pelajari mati-matian.



Maya yang tadinya meram, seketika membuka mata. Pertanyaan macam apa itu?
Ini bukan tentang enak, atau tidak. Tapi lebih ke tidak beradab. Mereka tidak terikat dalam hubungan yang sakral, mana bisa tidur bersama, apalagi sampai melakukan hubungan suami-istri.



Noah menghentikan pijatan pada dada Maya. tatapan horor wanita itu,  membuat Noah semakin berpikir negatif.
Dari semua video yang sudah dia tonton, bagian dada dan batang leher memang bagian yang paling sensitif, Apa Noah ketinggalan sesuatu?




"Benaran kurang enak?  kalau kurang, kamu bisa jujur." Ungkap Noah.



Situasi macam apa ini? Rasanya Maya ingin menghilang saja. kenapa Noah bisa menanyakan hal memalukan itu dengan ekspresi lempeng.



"Kakak, aku lapar." Cicit Maya. Dari pada menjawab pertanyaan tidak berbobot Noah, lebih baik Maya mengubah topik.


Noah berdecak. Dia tau Maya sedang mengalihkan pembicaraan.


"Ya udah kakak masakin, tapi nanti kita bikin anak." Tawar Noah.


Kalau ada jin yang menawari 3 permintaan, Maka hanya satu yang  Maya inginkan. Dia  akan meminta kewarasan pada Noah. Dari sudut pandang manapun, memasak dan membuat anak tidak setimpal sama sekali.


"Aku gak mau" tegas Maya.

Noah menyipitkan mata. "Kenapa? Padahal dulu kamu ngebet banget pengen bikin anak sama kakak." Paparnya.

"Dulu aku gila, sekarang sudah waras. Lagian dulu juga gak pingin buat anak, cuma sekedar having sex aja." Jelas Maya.


"Ya udah, bikin anaknya ditunda aja, having sex juga gak apa-apa." Balas 8Noah penuh harap.


"Gak mau." Kata Maya.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang