Bab 16

128 6 0
                                    

Flashback










Sudah satu bulan Maya menginap dikediaman Malik, Maya kecil yang belum mengerti arti perceraian yang diceritakan Noah, berlari-lari dengan tawa yang indah.

"May, kakak lagi sedih kamu jangan ketawa Mulu" ucap Noah.

"Kakak sedih" Maya berhenti sejenak.

"Iya, kakak kan lagi curhat, papi sama mami sudah bercerai" tutur Noah.

"Bercerai itu apa" tanya Maya dengan polos.

"Nanti papi sama mami gak bisa tinggal bareng lagi" lirih Noah.


"Ya udah, Kak Noah tinggal sama Maya aja" jawab bocah cilik itu dengan enteng.

Noah menghela nafas, dia tau Maya tidak akan mengerti, tapi dia terus menceritakan perasaannya. Dia terbiasa berbagi apapun dengan Maya. "Sini peluk kakak" Noah membawa Maya dalam dekapannya.



"Maya sayang kakak" ucap Maya, perempuan cilik itu menghujani wajah Noah dengan ciuman.

"Kakak juga sayang Maya." Noah membalas ciuman Sang adik dikening.


"Kamu disini dulu, kakak mau bikin susu" imbuh Noah, membaringkan Maya diranjang.


"Humm" Maya hanya bergumam, tapi dasarnya tidak bisa diam, dia mengikuti sang kakak ke dapur.




"Mami" Maya memeluk lutut Bintang yang membantu Noah membuat susu.

"Anak mami, lucu banget sih! Yang ngikat rambutnya siapa?" Bintang mengelus rambut Maya yang diikat satu, percis seperti tanduk.

Maya menunjuk Noah. "Kakak yang ikat" balasnya.


"Besok Maya harus pulang" kali ini Bintang berbicara pada Noah.


"Aku gak mau!" Seru Noah.


"Nak, Maya udah 1 bulan disini, kasihan tante Arimbi pasti kesepian" Bintang mencoba memberi pengertian.




"Aku juga kesepian" Isak Noah, dia menangis, dia tidak mau Maya pulang dan meninggalkannya.

"Kan ada mami, Maya juga bisa main kesini, atau kita bisa datangin Maya" bujuk Bintang.



"Mi, Emang gak bisa Maya tinggal sama kita aja. tante Arimbi kan ada om Gustav, aku cuma punya Maya." Lirih Noah.


"Gak bisa dong! Nanti om Gustav marah lho." Jawab Bintang.


Maya beralih memeluk Noah. "Kakak sedih lagi"  ucapnya, karena melihat sang kakak menangis.



"Udah malam, pada tidur ya" Bintang meninggalkan kedua anak kecil itu.

"Minum susu dulu, biar kita tidur" Noah memberikan susu Maya.



Maya terbiasa tidur mendengar dongeng dari   Gustav, jadi selama tinggal bersama, Noah juga membaca dongeng untuk Maya. Dia sampai meminjam beberapa buku dongeng dan cerita rakyat dari perpustakaan sekolah.



"Malam ini kakak gak baca dongeng, soalnya kakak mau cerita" ungkap Noah.


"Cerita apa?" Tanya Maya antusias.



"Kalau kita satu rumah terus gimana?" Noah tau Maya tidak akan paham, tapi entah kenapa dia ingin terus bercerita dan didengar oleh Maya.



"Nanti, kalau ayahmu jemput jangan mau" lanjut Noah.

"Ayah...." Gumam Maya. Tiba-tiba bocah cilik itu mengingat sang ayah.


"Kamu pilih kak Noah, atau ayah" imbuh Noah.

"Kangen ayah" lirih Maya.


"Berarti, Maya gak sayang kak Noah" Noah marah dan memunggungi Maya.



Maya yang tidak mengerti maksud dari perbincangan itu, hanya terdiam. Dia hanya anak kecil yang belum mampu memahami perasaan orang lain.

Maya pindah kesebelah Noah. "Kakak, Maya ngantuk" ucapnya. Dia tidak bisa tidur kalau tidak dibacakan dongeng, atau paling tidak seseorang harus menepuk-nepuk punggungnya.


Meski kesal, Noah tetap menepuk-nepuk punggung sang adik. "Maya bobo....o... Maya bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk" Noah juga menyanyikan lagu penghantar tidur.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang