Bab 35

155 12 0
                                    

Selamat membaca ✋





Ini sudah bulan ke 3 Noah tidur dimobil, bukan karena mobil lebih empuk dari ranjangnya, barangkali karena mobil itu terparkir didekat kost-kostan Maya. Alam bawah sadarnya menganggap Maya berada disekitarnya.

Malam ini sedikit berbeda, biasanya tidak lewat dari jam 9 malam, Maya sudah sampai di kost. Namun 2 jam menanti wanita itu tak kunjung pulang.

Noah yang biasa menunggu didalam mobil beberapa kali berputar disekitar kost.
Barangkali ada masalah dengan motor wanita itu.




Beberapa saat kemudian, sebuah mobil mewah memasuki pekarangan kost.


Maya keluar dari mobil.
"Kak Sean terimakasih ya" ujar Maya dengan senyum manis.

"Sama-sama. Aku pulang ya. Selamat malam" jawab Sean.

Maya melambaikan tangan. "Selamat malam juga. Hati-hati dijalan" ucapnya.



Interaksi itu tidak lepas dari pengawasan Noah.
Tangannya mencekram kemudi dengan erat, dadanya juga sakit. Noah percis pria patah hati yang menangkap basah perselingkuhan kekasihnya.



Jam menunjukkan pukul 03:00 dini hari, Noah masih dimobil dengan pandangan kosong. Biasanya dia sudah tidur, namun kali ini kantuk bahkan belum datang. Yang ada pikirannya penuh dengan suara-suara gila, menyuruhnya untuk menemui Maya, menghasutnya untuk merengkuh Maya dalam pelukan.
Demi Tuhan dia sudah berjanji pada Gustav.


Noah membuang semua akal sehat, persetan dengan sumpah yang diucapkan demi nama Tuhan.

Noah  sudah berdiri didepan pintu kamar Maya. Pria itu mengetuk dengan tidak sabar.

Maya terhenyak. Dia terbangun mendengar suara gedoran yang cukup kencang.
Kalau boleh jujur dia ketakutan.
Orang gila mana yang bertamu disaat matahari masih diperaduan.
Maya mungkin punya banyak teman, tapi tidak sedekat itu untuk mengganggu dipagi buta. Lagian tidak banyak yang mengetahui tempat tinggalnya.

Maya berputar-putar didepan pintu, namun gedoran itu semakin keras.

"Siapa?" Maya memberanikan diri mengeluarkan suara.


"Ini kakak" jawab Noah dengan suara yang lirih.



Maya tidak tau harus berbuat apa, beberapa saat dia terdiam. Bukan karena tidak percaya pria itu adalah Noah, namun lebih ke bingung untuk apa kakaknya itu datang malam-malam.

"Maya buka" kata Noah.

Mengenyahkan semua rasa penasaran, Maya dengan sigab membuka pintu.

Noah langsung memeluk Maya, menarik nafas sebanyak mungkin. Menikmati aroma yang sudah lama dalam rindu.

"Kakak" kata Maya.

"Kakak sesak nafas" balas Noah dengan suara tertahan.

"Kakak sakit" pungkas Maya, dia berusaha keluar dari dekapan Noah guna melihat kondisi sang kakak, namun ditahan pria itu, malah semakin erat memeluk tubuh Maya.

"Kakak pusing"  lanjut Noah, menyampaikan keadaannya.

Yang Maya pikirkan. 'Kenapa Noah malah ke kostnya, bukankah rumah sakit yang memfasilitasi dokter dan obat.


"Kakak ngantuk banget" tambah Noah.
Pria itu tanpa penjelasan melewati Maya, kemudian melemparkan badan keranjang Maya.


Maya dibuat geleng-geleng kepala dengan kelakuan Noah. Sakit kepala, pusing, kemudian mengantuk, apa yang terjadi pada Noah.


"Kakak... kakak..." Maya menarik kaki Noah.
Kelihatannya pria itu sudah tidur.

Maya masih membangunkan Noah, kalau pria itu tidur di ranjangnya, lalu dimana dia akan tidur.

"Kakak...ihh" kali ini Maya menyeret setengah badan Noah keluar dari kasur.



Noah membuka mata, badannya tidak bisa bangun lagi. "Kakak ngantuk" ulang pria itu.

"Aku tidur dimana"  kesal Maya.

"Sini" Noah menyuruh Maya mendekat, yang langsung dituruti wanita itu.


Noah langsung meraih pinggang Maya, kemudian membawa adiknya itu dalam dekapan.

"Ayo tidur" Gumam Noah, pria itu kembali menutup mata.

Maya mencak-mencak, namun segera diam setelah Noah mengeratkan pelukannya.

"Kakak ngantuk banget, kamu diam ya" Noah berujar sambil memejamkan mata.


Malam ini Noah tidur sangat nyenyak, sedang Maya tetap terjaga sampai pagi.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang