Bab 20

158 6 0
                                    

Votingnya jangan sampai ketinggalan ✌️

Hubungan Gustav dan Surya terbilang buruk,   semenjak mengetahui sahabatnya itu memiliki wanita lain, dan akhirnya bercerai dengan Bintang, dia kehilangan respek dan mulai mengatur jarak.

Gustav bahkan tidak datang saat Surya dan Bintang menikah kembali, dia sudah mengeluarkan Surya dari list orang-orang penting dalam hidup.
Jika menilik masalalu, hubungan Gustav dan  Surya sangatlah dekat, dibanding seperti sahabat, mereka lebih terlihat seperti saudara. Mereka adalah teman sepermainan dimasa kanak-kanak, orangtua mereka juga bersahabat sejak kecil. Bahkan Gustav mengikuti jejak orangtuanya untuk mengabdi di perusahaan  keluarga Malik.

Setelah sekian lama akhirnya Gustav mengirim pesan Pribadi kepada Surya, dia meminta Dirut utama itu untuk bertemu.



Di lain tempat Surya juga gelisah, dia sampai memastikan nama pengirim pesan itu benar-benar Gustav, setelah sekian lama menutup komunikasi, alasan apa yang membuat Gustav menghubunginya, meminta bertemu di restoran seafood dekat kantor saat jam makan siang.

Gustav dan Surya duduk saling berhadapan, keduanya kompak menyantap makanan masing-masing, mereka terlihat seperti musuh bebuyutan  yang terpaksa bertemu, pasalnya sejak tadi tidak ada satu kalimatpun yang keluar dari mereka berdua, baik sapaan ataupun kalimat basa-basi alakadarnya.

"Gimana Kabar Maya, dia sudah 5 hari gak masuk kantor" Ujar Gustav membuka pembicaraan.

"Putriku sakit, dan semua karena anakmu" jawab Gustav lugas.

"Noah gak mungkin nyakitin Maya, kamu pun tau Putraku itu sangat menyayangi putrimu."
Ungkap Surya.

"Lagipula, kamu yang menyuruh Noah menjauhi Maya, putraku hanya melaksanakan keingananmu, dan kamu marah saat putrimu terluka dalam melaksanakan keinginanmu itu." Lanjut Surya dengan senyum sumir.

"To the point saja. saya akan pindah, kalau bisa WFH saya gak akan resign, tapi kalau gak bisa juga gak apa-apa." Ujar Gustav.

Surya sampai terdiam, dia tidak menyangka masalahnya seserius ini.

"Apa ini gak berlebihan? Kenapa harus pindah, aku minta maaf kalau kali ini Noah kelewatan. Aku akan nasehatin Noah......."

"Kamu bicara seenteng itu, karena bukan Noah yang terluka" sela Gustav dengan suara dingin.

"Maya sudah seperti putriku, jangan bicara  seakan-akan aku tidak perduli dengan kondisi Maya" tegas Surya.

"Kalau kamu perduli dengan Maya, maka suruh Putramu itu menghentikan program Magang Maya, ini satu-satunya cara membuat jarak diantara mereka, Maya akan ikut pindah bersama kami" ungkap Gustav.

"Apa gak bisa cari solusi lain" balas Surya.

"Kami harus pindah, itu satu-satunya jalan keluar"

Pertemuan Gustav dan Surya Berakhir dengan mufakat, Surya setuju dengan semua Rencana Gustav.

.......

Maya dengan senyum secerah mentari memasuki ruang intenr.
"Selamat pagi semua" ujarnya menyapa peserta magang yang lain.

"Pagi may, selamat berurusan sama pak Heru" celetuk Nara.

Senyum sumringah Maya langsung surut. "Pak Heru manggil gua?" Tanya Maya.

"Menurut ngana, Libur panjang tanpa pemberitahuan. Apa itu etis, dimana etos kerja saudara?" balas Shinta dengan kalimat candaan.

"Udah santai aja, wong bapakmu pentinggi disini, bisa diaturlah" lanjut Shinta dengan kekehan kecil.

"Udah ya, gua mau keruangan pak Heru"
Meletakkan barang bawaan, Maya lansung keruangan Heru.

"Permisi, pak Heru-nya ada gak?" Tanya Maya pada cleaning servis yang baru keluar dari ruangan Heru.

"Ada mba, masuk aja." Jawab petugas kebersihan itu.

Maya mengetuk, dan langsung diizinkan masuk.

"Selamat pagi pak Heru." Sapa Maya.

" Pagi. Silahkan duduk dulu" jawab Heru.

"Maaf pak, kemarin saya lupa kasih surat izin sakit. Maaf ya pak" ujar Maya.

Heru jadi tidak enak hati, entah bagaimana dia akan menyampaikan Kenyataan ini pada putri dari atasannya ini.

"Maya, ini sudah panggilan kedua, dan bapak minta maaf, kamu diberhentikan dari program magang ini." Heru memberikan amplop coklat, yang berisi surat pemberhentian.

Maya terdiam. Dia belum menangkap poin yang disampaikan Heru.

"Maya ini sudah keputusan perusahaan, mulai besok kamu tidak perlu masuk lagi" lanjut Heru.

"Maksudnya, saya dipecat." Cicit Maya.

"Kamu kan peserta intern, jadi tidak ada pemecatan, kamu hanya diberhentikan" jelas Heru.

"Sama aja pak. Kok bisa saya dipecat. Saya gak masuk karena sakit pak, iya saya salah karena tidak memberikan surat izin, tapi jangan langsung dipecat pak. Saya gak mau dipecat"

"Maaf. Tapi ini sudah keputusan perusahaan, bapak tidak bisa bantu. Jadi bapak harap kamu mengerti."

Tanpa permisi Maya langsung meninggalkan ruangan Heru, kali ini dia akan keruangan ayahnya. Maya akan minta bantuan.


NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang