Bab 8

147 7 0
                                    

Selamat membaca 🤗

Semua orang sibuk mendirikan tenda masing-masing, para karyawan wanita sudah berbagi menjadi beberapa bagian, setiap tenda akan ditempati 3 orang.

Nara dan Shinta sudah mengajak Maya untuk bergabung, tapi wanita itu menolak, dia beralasan ingin satu tenda dengan Noah. Penuturan Maya ini cukup membuat kedua temannya itu ternganga. Mereka sudah menjitak kepala Maya untuk menyadarkan wanita itu dari ide super gila itu, namun tidak membuat Maya berubah pikiran, ala hasil karyawan lain yang belum menemukan anggota bergabung bersama Nara dan Shinta.




Gunung yang biasanya identik dengan gelap, sunyi dan dingin, kini berubah menjadi ramai dan terang. Api unggun sudah menyala, karyawan dan para intern sudah berkumpu, mengelilingi api unggun. Maulana dari dapartemen keuangan sudah siap dengan gitarnya, para lelaki yang lain juga memukul-mukul berbagai benda untuk menambahkan instrumen, "ada yang mau request lagu!" Teriang Sunandar.

Glorya langsung mengacungkan jari. "Aku mau request lagu fly me to the moon" ucapnya.

"Yuhui! Prittt! Kalau lagi mabuk cinta memang serasa dibulan" celetuk seseorang, sambil bersiul.

Sepanjang lagu dinyanyikan, para karyawan menyoraki, sesekali  siulan menggoda juga terdengar.



Maya menyesal mengikuti camping ini, bukannya happy dan bahagia dia justru sakit hati. Maya mati-matian menahan airmata. Tidak mungkin dia bisa menangis dikeramaian.


Hari sudah mulai malam, sebagian dari karyawan sudah memasuki tenda. Suhu yang semakin dingin, membuat mereka yang tidak tahan dengan cuaca dingin bergelung dengan selimut tebal.



Noah mencuri pandang ke arah Maya, dia bertanya-tanya, kenapa wanita itu belum memasuki tenda, karena dia tau percis Maya tidak kuat dengan cuaca dingin.




Karyawan yang tertinggal hanya laki-laki, semua perempuan sudah memasuki tenda masing-masing, kecuali Maya, dia masih diluar bersama para lelaki itu.

"Maya, kamu belum ke tenda. Ini sudah malam lho" tegur pak Heru.

Para gerombolan lelaki itu kompak menatap Maya, bahkan ada yang tidak sadar masih ada wanita yang tertinggal.



"Aku gak ada tenda!" Ungkap Maya.

Karyawan yang tertinggal terheran-heran mendengar penuturan Maya.
"Terus, kenapa gak bilang dari tadi? Kamu mau tidur dimana?" Tanya Heru beruntun.

"Aku mau tidur sama pak Noah" jawab Maya dengan enteng, dia tidak tau kalimat yang dia ucapkan akan menimbulkan berbagai spekulasi dibenak para lelaki itu.


Gerombolan lelaki yang tertinggal serempak menoleh ke arah sang atasan.
Mereka terlalu terkejut mendengar, ada wanita asing dengan tidak malunya mengajak tidur bersama dikeramaian.



Noah berdiri, tangannya dimasukkan kesaku celana. Matanya menatap nyalang ke arah Maya. "Cari pria lain saja, aku tidak tertarik tidur dengan wanita semacam kamu" ucapnya, lalu pergi meninggalkan kerumunan yang berbisik-bisik.


Seluruh tubuh Maya bergetar, dia sendirian, semua orang sudah memasuki tenda. Suaranya sudah hilang akibat terlalu lama menangis. Dia masih tidak percaya Noah bisa menghinanya dikeramaian. Memperlakukannya seperti wanita yang menjajakan diri pada pria manapun.


Masih dengan Isak tangis, Maya berjalan ke tenda Noah.

"Kak Noah, buka. Aku kedinginan" ucapnya dengan suara serak.

Noah tak kunjung membuka tenda, Maya duduk disamping tenda itu. Dia ingin kembali memanggil  Noah, tapi suaranya tidak terdengar lagi.

Theo terbangun, dan terkejut melihat seseorang terbujur diluar tenda.
Dia membalik orang itu, dan panik saat Melihat Maya sudah tak sadarkan Diri.

"Maya bangun" lirih Theo, dia menepuk-nepuk wajah Maya, berharap wanita itu segera membuka matanya.

Setelah merasakan suhu badan Maya, Theo buru-buru berteriak. "Tolong.....tolong....tolong" jerit Theo, dia Kembali menggoyang-goyangkan badan Maya.

Semua karyawan sudah berkerumun. Mereka  melakukan berbagai cara untuk membangunkan Maya.

Noah yang sempat terdiam, langsung mengambil alih Maya, dia memeriksa suhu badan wanita itu. "Siapkan mobil, kita harus kerumah sakit" lirihnya. Noah ketakutan, tangannya sudah bergetar, airmata bersembunyi dipelupuk mata. Dia sudah melihat Maya pergi kearah tenda para wanita, jadi dia kira Maya sudah masuk tenda lain. Bagaimana dia bisa tidur dengan nyenyak saat adik kecilnya itu hampir meregang nyawa.

"Aku mohon bangun.....Maya bangun" lirihnya, sambil menggosok-gosok telapak tangan wanita itu, berharap gesekan itu menghantarkan suhu panas pada tubuh Maya.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang