Bab 17

204 5 0
                                    

Flashback







Maya sudah memasuki masa putih biru, dan Noah sudah memasuki Kuliah semester pertama. Maya yang biasa menempeli Noah sedikit kesal dengan perubahan kakaknya, pria itu bilang, kalau dia sibuk kuliah, dan tidak bisa sering-sering main lagi.

Semenjak perceraian Bintang dan Surya, Bintang memutuskan untuk pindah keperumahan Asri Indah, perumahan yang sama dengan kediaman keluarga Pitara, itu semua atas permintaan putranya, Noah. Jika Maya tidak bisa tinggal bersama mereka, Noah mau mereka bertetangga saja. Dan Bintang menyanggupi permintaan sang anak. Ala hasil, Noah dan Maya hampir setiap saat menghabiskan waktu bersama.




Hampir 3 jam Maya menunggu Noah, tapi kakaknya itu tak kunjung pulang. bahkan kamar Noah yang tadinya rapi sudah serupa kapal pecah, Maya juga mengobrak-abrik barang -barang koleksi yang berjejer dilemari. Bocah cilik itu melakukan banyak hal untuk membunuh rasa bosan. sampai kantuk menyerang, akhirnya Maya tertidur denga mobil koleksi Noah dipelukan.



Noah yang berjalan gontai langsung tersenyum, Maya adalah obat terbaik untuk memperbaiki mood dan suasana hati.
Noah langsung melemparkan diri keranjang, lalu memeluk sang adik. "May bangun! Kakak mau cerita" ungkap Noah.

Noah mengangkat tubuh Maya, lalu direbahkan diatas padan. "May, bangun dong" Noah menciumi seluruh wajah adiknya itu, berharap Maya terganggu, lalu bangun dari tidur lelapnya.



Noah membiarkan Maya istirahat, dia tidak tega mengganggu tidur lelap adiknya itu. Selagi menunggu Maya bangun, Noah ke dapur, dia akan memasak spaghetti kesukaan Maya.







"Kak Noah udah pulang" suara serak khas baru bangun memenuhi Indra pendengaran Noah.

"Iya, tadi kakak bangunin, tapi kamu gak bangun-bangun. Dasar kebo" jawab Noah, dia tetap bergerak melanjutkan masakannya.

"Maaf aku ketiduran, tapi aku nungguin 3 jam lho! Kakak kuliah lama banget" keluh Maya.

"Nanti kalau kamu udah kuliah juga gitu. udah makan belum? kakak lagi masak spaghetti." Lanjut Noah.

Noah salah fokus pada celana Maya yang melorot. "Kamu pake pempers" tanya pria itu, dia meletakkan piring berisi spaghetti, lalu mendekat pada Maya.

"Iya, tapi kata ayah rahasia, kak Noah gak boleh tanya" ungkap Maya.

"Wah! Sekarang main rahasia -rahasiaan ya sama kakak" seru Noah.

"Pokoknya, kata ibu sama ayah,  aku udah besar, dan gak boleh dekat-dekat lagi sama laki-laki"

Noah paham! apa yang terjadi pada Maya adalah proses pertumbuhan yang harus dilalui setiap wanita. Maya sudah menstruasi

"Sini, Kakak peluk dulu. Kamu masih kecil kok sudah menstruasi, sakit gak perutnya?" Noah mengelus perut rata Maya.

"Kak Noah kok tau! Padahal aku belum cerita" Maya cemberut, dia pikir Noah curang, karena mengetahui rahasianya.

"Sakit perut gak?" Ulang Noah, karena yang dia tau para wanita memiliki keluhan dibagian perut atau punggung akibat peluruhan pada rahim.

"Kemarin sakit, hari ini udah gak sakit, tapi......."   Maya menunjuk area sensitifnya "disini gak nyaman, bau" ucap Maya.

Noah tertawa kecil, "bau apa?"

"Bau amis." Jawab Maya.

"Kata ibu harusnya pakai pembalut kecil, tapi aku takut jatuh, jadi pake pempers dulu" lanjut Maya.



Noah tertawa kecil, dia menelisik badan Maya. Menurutnya selain bertambah tinggi wanita itu tidak mengalami pertumbuhan dibagian tubuh yang lain, mungkin setelah menstruasi pertumbuhan itu akan terlihat signifikan.

"Kamu masih kayak bayi, udah menstruasi aja sih!"  Kekeh Noah. Dia mengangkat tubuh mungil Maya ke meja makan, lalu membagi spaghetti ke piring kecil. "Makan yang banyak biar cepat besar" lanjut Noah.

Maya menggeser piring kearah Noah. "Suapin" titahnya, seperti biasa Noah akan mengabulkan permintaan Maya. Kalau dulu dia harus merayu dengan menerbangkan sendok seperti pesawat yang siap meluncur, Sekarang dia cukup bersyukur Drama seperti itu sudah berakhir.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang