Bab 44

311 13 3
                                    

Selamat membaca🤗






Noah kembali mengecup  bibir Maya, entah kenapa hari ini terasa sangat berat meninggalkan Maya, tapi dia harus berangkat, pertemuan penting dengan beberapa petinggi perusahaan mengharuskannya datang.


"Kamu ikut aja ya?" Kata Abi, tangannya menggenggam tangan Maya.

Sebenarnya bisa saja Noah memaksa, dan membawa wanita itu begitu saja, tapi belakangan Maya takut dan was-was saat didekatnya. Jadi mau tidak mau Noah harus bersabar. menekan sedikit ego, jangan sampai Maya melihatnya sebagai sesuatu yang mengancam nyawa.







"Aku gak mau." Jawab Maya.

Noah menghela nafas pasrah. Untuk sekarang dia akan mengikuti keinginan Maya. Apalagi hubungan mereka sedikit membaik, Noah tidak mau Maya kembali bungkam, dan menghiraukan keberadaannya.

"Kamu bisa tetap dirumah, tapi..." Noah meraba bibir. "Kiss me." Lanjutnya.

Tanpa pertimbangan dengan cepat Maya  mengecup bibir Noah.

"Udah" kata Maya.

"Bukan ciuman seperti itu yang kakak harapkan. Lakukan dengan benar, kalau tidak kamu  harus ikut." Pungkas Noah.

Maya menghentakkan kaki. "Aku gak mau." Tandasnya.

Noah tersenyum miring. "Tidak apa-apa." Ujarnya, namun dengan cepat menyambar  bibir Maya. Pria itu tidak sekedar mencium, lidahnya menerobos masuk, memilin lidah Maya.


Maya memukul punggung Noah, kemudian sekuat tenaga melepaskan diri.
"Kakak, aku gak bisa nafas." Ujar wanita itu.

"Makanya, kalau kakak ajak ciuman langsung nurut. semakin sering latihan, pernafasan juga akan semakin stabil ." Balas Noah.

Maya membuang muka. Noah memang kurang ajar. bukannya sadar, malah menyuruhnya latihan kissing.

"Udah, sana kakak berangkat. Ini udah mau sinag lho." Ujar Maya, seraya mendorong tubuh Noah.

Noah berlalu dengan ekspresi tak rela, tangannya Masih melambai di udara, tapi Maya langsung menghentakkan pintu. Seperti puas dengan kepergian Noah.


Setiap malam Noah selalu menceritakan Banyak hal, mulai dari aktivitas dan jadwal-jadwal yang menurut Maya gak penting sama sekali, namun jadwal Noah hari ini cukup menarik perhatian Maya, karena itu semalam dia menjadi pendengar yang baik. Maya sudah merencanakan sesuatu.

Setiap sudut rumah ini sudah dipantau oleh Noah, tidak ada celah untuk Maya bergerak. namun hari ini, Noah akan memimpin rapat penting, tidak mungkin pria itu tetap membuka gawai hanya untuk melihatnya, jadi Maya akan keluar saat pria itu sedang sibuk.

Maya melenggang santai ke kamar, kemudian menenggelamkan diri dalam selimut tebal. Dia tidak boleh terlihat aneh, dan mengundang kecurigaan Noah.

"May, jangan kayak gitu. Nanti sesak."

Nah kan, tepat seperti dugaan Maya, pria itu sedang memantaunya.

Maya langsung keluar dari selimut, kemudian mendekatkan diri pada CCTV pengawas. "Udah sampai kantor." Kata Maya.

"Udah."  jawab Noah dengan bibir tertarik, pasalnya dia salah tingkah, tumben-tumbenan Maya perhatian.

"Rapatnya mulai jam berapa?" Lanjut Maya bertanya.

"Bentar lagi, tadi sekretaris kakak udah manggil, katanya yang lain udah pada standby." Papar Maya.

Bibir Maya tersungging. "Kalau gitu, kakak kerja sana, semangat ya." Kata Maya, kali ini dengan senyum yang sangat lebar.

Noah tidak bergeming. Dia meraba dada yang membuncah.

"May, kakak sayang kamu." Lirihnya.

"Maya juga sayang kakak." Jawab Maya.

Dada Noah meletup-letup, dia seperti bocah kencur yang dimabuk cinta.
Wajahnya memerah, Noah bahkan tidak berani menatap wajah Maya.

"May, kakak harus ke ruang meeting, tunggu kakak dirumah." Ujar pria itu, kemudian melenggang, sambil Menahan senyum.


Maya dengdegan, kalau tidak hari ini, maka kesempatan tidak akan datang lagi.

Maya memakai topi, Hoodie, lengkap dengan  kacamata hitam.
Dia buru-buru keluar, berlari sekencang mungkin.

NOAH LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang