Di bawah teriknya matahari pagi sekarang seluruh siswa & siswi berdiri di lapangan sekolah untuk melakukan kegiatan rutinitas di setiap hari Senin apalagi kalau bukan Upacara bendera. Ini adalah hari penerimaan siswa & siswi baru di SMA 1 Airlangga.
Sedangkan selama Upacara sedang berlangsung dari dalam barisannya seorang calon siswi itu terus memperhatikan kakak kelasnya yang sedang menjadi protokol upacara.
"Cantik banget kakak itu" batin Tari
Dan ntah kebetulan atau apa orang yang Tari perhatikan sejak tadi justru tengah menatap serius kearahnya.
Tari sendiri terkadang bingung dengan orientasi seksualnya, dia suka melihat cowok - cowok tampan. Tapi terkadang kalau ada cewek - cewek cantik juga ia suka.
***
Setelah upacara selesai kini para calon siswa - siswi SMA 1 Airlangga itu di bagi menjadi beberapa kelas di dampingi oleh anggota OSIS masing - masing.
Tari sendiri nampak kecewa karena kakak kelasnya itu sepertinya bukanlah anggota OSIS karena dari tadi Tari tak melihat keberadaannya.
Di dalam kelas sendiri, kini mereka lagi di berikan arahan oleh para kakak OSISnya . Dengan keadaan suasana yang lumayan hening tiba - tiba ada yang mengetuk pintu.
"Assalamualaikum" ucapnya
Tari sendiri seakan familiar dengan suara itu, dimana itu adalah suara yang sama dengan suara seseorang yang membacakan protokol upacara tadi.
"Waalaikum salam" jawab para kakak - kakak Osis
"Dari mana aja Lo De, baru muncul tu batang hidungnya. Mana udah hampir mau jam istirahat juga" tanya salah satu temannya
"Biasalah habis dari kantor, ada urusan tadi sebentar dengan guru - guru" jawabnya
Bel istirahatpun berbunyi, teman - teman yang lain langsung keluar kelas. Sedangkan Tari sendiri lagi malas untuk keluar pergi ke kantin. Dia mengeluarkan ponselnya dan membaca novel kesukaannya.
Namun seseorang dari tadi memperhatikan Tari yang nampak begitu fokus seakan tak terganggu sama sekali.
Karena penasaran Dea pun berjalan dan hendak menghampirinya. Bahkan saat Dea duduk di sebelahnya orang itu sama sekali tak menyadari kehadiran Dea.
"Fokus banget ngeliatin ponselnya" ujar kak Dea
"Astaghfirullah" ucap tari yang kaget bahkan kini Ponsel tari sendiri udah jatuh kelantai
"Aduh, maaf - maaf. Gue ngagetin ya" tanya Dea
"Udah tau ngagetin masih aja di tanya. Apa perlu masih di jawab pertanyaan yang kayak gini" batin Tari kesal
"Gak kok kak, aku aja yang terlalu fokus dengan ponselku jadi gak lihat kalau ada kakak di sini" ucap Tari sambil mengusap - usap ponselnya yang jatuh tadi dan kemudian membersihkan dengan tisu
"Lo gak ke kantin ?" tanya Dea kepada Tari
"Lagi males aja kak, lagian pasti kantinnya ramaikan"kata Tari
"Iya ramai pasti, kan banyak orang yang makan kalau mau cari tempat sepi ya di kuburan" jawab kak Dea
"Kakak sendiri kenapa gak kekantin?"tanya Tari sambil menatap kearah Dea
"Gue bawa bekal" ucap Kak Dea
Kemudian Dea pun mengeluarkan kotak bekalnya dan memakannya. Sedangkan Tari sendiri kini kembali menatap ke benda pipih yang di pegangnya tadi dan kembali melanjutkan membaca novel. Namun kini ada sendok yang berisi makanan tepat di hadapan wajahnya yang membuatnya kembali terkejut.
"Buka mulut Lo" ucap kak Dea yang sedang menyodorkan makanan kearah mulut Tari
Taripun masih nampak diam, tak membuka mulutnya bahkan menjawab perkataan kak Deapun tidak. Sehingga hal itu membuat Dea menjadi kesal dengan adik kelas yang ada di hadapannya kini.
"Buka mulut Lo adik manis" ujar kak Dea kembali
Dengan ragu Tari membuka mulutnya dan langsung melahap makanan yang di berikan oleh kak Dea dan mencoba menikmati makanan yang di berikan oleh kak Dea
"Gimana enak gak ?"tanya Dea sembari mengamati Tari yang sedang makan bersamanya
"Enak kak, enak banget. Coba sering - sering aja ngasih aku makanan kayak gini kak di jamin pasti bakalan sehat" jawab Tari
Dea pun kembali menyuapi Tari sampai makanannya habis tak bersisa sedikitpun. Diapun tersenyum menatap Tari yang makan dengan sangat lahap
"Kakak dari tadi nyuapin aku terus, tapi kakak sendiri gak makan" ucap Tari dengan mulut yang masih penuh dengan makanan
"Gue lihat Lo makan aja udah kenyang sendiri" Jawab Dea sembari membersihkan sudut bibir Tari yang terdapat sisa makanan.
Degghhhhh
Jantung Tari sungguh tidak baik - baik saja. Dengan perlakuan kak Dea yang cukup manis mampu membuat debaran jantungnya menjadi tak karuan.
"Gila apa gue jantungan, dari tadi jantung gue udah kayak mau meledak" batin Tari yang merasakan jantungnya hampir mau meledak
Kak Dea yang sudah membereskan kotak bekalnya kini kembali heran melihat Tari yang sedari tadi menatapnya.
"Lo kenapa ngeliatin nya Sampe gitu banget" tanya Kak Dea
"Ehhh, gak kak. Oh ya makasih ya kak. Kalau boleh tau nama kakak siapa ?" Ucap Tari
"Gue Dea, nama Lo siapa" tanya kak Dea kembali
"Tari kak" jawabnya singkat
"Cantik namanya sama kayak orangnya" puji kak Dea
"Aku mah kalah cantik nya kak dari kakak, masih Cantik kakak" jawab Tari
"Gemesin banget si Lo, mau jadi adik angkat gue aja gak" tanya kak Dea
"Adik angkat doang nih kak"ucapku pelan namun masih bisa di dengar oleh kak Dea
"Iya adik angkat gue, gue anak tunggal soalnya" jawab kak Dea
"Boleh gak sih jadi pacar Lo aja kak, udah cantik, baik, senyumnya manis banget, apa lagi bibir Lo yang buat gue penasaran banget pengen nyobain"batin Tari
"yaudah kak, boleh. Lagian siapa si yang bisa nolak punya kakak angkat secantik kakak" ucap Tari
"Yeayyyyy, punya adik aku sekarang" ucap Dea girang sambil mencubit pipi Tari
"Kak aku mau ke toilet dulu" ucap Tari
"Yaudah ayo kakak temani" jawab Dea sembari beranjak dari tempat duduknya
"Aku sendiri aja kak, nanti jadi ngerepotin kakak" tolak Tari merasa sungkan
"Gak ngerepotin kok, yaudah ayo nanti keburu masuk" jawab kak Dea
Tanganku langsung di tarik oleh kak Dea menuju toilet. Di sepanjang jalan kak Dea sama sekali tak melepaskan genggaman tangannya. Mungkin dia takut adiknya akan hilang kalau di lepas nanti. Setibanya di toilet aku langsung masuk ke toilet dan kak Dea sendiri tengah menungguku di depan. Kak Dea sendiri beberapa kali bertanya apakah aku berani masuk ke toilet sendirian atau perlu di temani.
Sungguh kakak yang perhatian sekali bukan kepada adiknya.
Setelah selesai dengan aktivitasnya di toilet alangkah betigu terkejutnya Tari dengan pemandangan yang kini ada di hadapannya yang membuatnya hanya mampu terdiam di tempatnya saat melihat dua orang yang sedang asik berciuman panas.
"Ahhhhhhhhhh.. Masssss" Desahan yang begitu nyata di dengarnya.
"Emmmmhhhhhh"
Lidah mereka seakan saling beradu, seolah tak mengenal tempat atau mungkin takut ketahuan oleh guru atau murid yang lain. Mungkin yang terpenting saat ini nafsu mereka sama - sama bisa tersalurkan.
"Kak" panggil Tari
Pasangan yang tengah berciuman itu nampak sangat terkejut dan langsung menatap kearahnya.
"T-tari" Ucap nya dengan gugup
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Kakak Angkatku
RomanceSiapa yang menyangka bermula dari sekedar Adik dan kakak angkat namun akhirnya muncul benih - benih cinta di hati mereka.