Tuhan
Rasa sakit mana yang belum aku rasakan
Tak cukupkah ujian yang selama ini engkau berikan
Sehingga terus mengujiku dengan beragam persoalan
Harus seberapa banyak lagi duka yang kurasa
Harus seberapa banyak lagi tetesan air mata
Harus seberapa banyak lagi derita
Agar bisa kurasakan apa itu hidup bahagia
Rasanya aku sudah lelah sekali mengeluh
Meratapi nasib ku yang teramat pilu
Luka demi luka yang belum sempat sembuh
Namun terus menerus di beri luka baru
Aku hanya manusia biasa
Yang sering kali berpikir untuk menyerah
Di saat hatiku sendiri mulai goyah
Kau hadirkan dia sebagai petunjuk arah
Tolong jangan lepaskan tangan yang telah ku genggam
Kan ku hadapi dunia ku yang begitu kelam
Sekalipun aku harus mati tenggelam
Karena hanya bersamanya aku merasa tak terancam
*Dea Apriyanti*
****
Dea terbangun dari tidurnya, setelah pertempurannya di ranjang dengan Tari yang beralasan membuat anak halal sungguh rasanya membuat tubuhnya remuk redam. Bahkan kini kekasihnya itu sedang tertidur pulas di balik selimutnya. Dea sendiri tak habis pikir, bisa - bisanya di saat dia lagi galau lantaran pertengkaran dengan orang tuanya Tari justru mengajaknya bercinta. Namun tak bisa di pungkiri bahwa Dea sendiri merasakan bebannya sedikit berkurang seusai beberapa kali pelepasannya tadi.
Dipandanginya wajah Tari, ntah kenapa rasanya Dea sangat bersyukur bisa memiliki sosok Tari dalam hidupnya, Dea mungkin sering kali egois dan suka menang sendiri. Namun percayalah kalau di lubuk hatinya paling dalam dia sangat mencintai Tari dalam hidupnya, bahkan Dea sendiri lebih rela kehilangan seluruh hartanya dari pada harus kehilangan sosok Tari dalam hidupnya. Tari adalah orang yang begitu banyak berjuang untuknya, selalu melindunginya dan selalu menjadi garda terdepan untuk Dea. Meskipun usia Tari lebih muda, namun pemikiran Tari terkadang jauh lebih dewasa dari pada Dea. Sungguh memiliki Tari bagaikan keberuntungan untuknya.
Setelah puas menatap Tari, Dea baru teringat kalau besok adalah ulang tahun Tari, dan Dea berencana untuk memberikan surprise kepada sang kekasihnya. Dengan langkah gontai Dea beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan akan bersiap untuk membeli peralatan ulang tahun kekasihnya.
***
Tari yang baru saja bangun dari tidurnya langsung bergegas mencari kekasihnya yang tak tau kemana. Apalagi sekarang sudah malam, dan di luarpun tampak hujan dengan cukup deras. Pikiran Tari menjadi kalut sendiri, tari sungguh takut kalau sampai terjadi sesuatu kepada kekasihnya itu.
"Astaga ini hampir tengah malam, kak Dea kemana sih" panik Tari sembari mondar - mandir di depan pintu.
Tari berkali - kali menelpon Dea namun tak kunjung di angkat, jangankan untuk di angkat handphonenya pun bahkan sudah tidak aktif lagi sekarang.
"Kemana sih kak. Apa pergi sama Doni ya. Ahh nggak mungkin, masa iya habis bikin anaknya sama gue malah jalan sama yang lain. Sial pakai hujan segala pula, gue harus telpon siapa. Apa kak Dea nekat bunuh diri. Ahhh, bego banget si Tari kenapa tidur Lo udah kayak Kebo si bego. Bahkan Kak Dea bangun aja Lo nggak tau" maki Tari pada dirinya sendiri
Dari derasnya hujan, kini tampak seseorang yang berjalan kearah Tari, sembari membawa kantong plastik yang berukuran cukup besar. Tari tersadar kalau yang berjalan kearahnya itu adalah Dea dan tanpa memperdulikan tubuhnya akan ikut basah karena hujan Tari langsung menghampiri kakaknya.
"Sayang, kamu dari mana. Aku khawatir banget sama kamu" Ucap Tari
"Kamu kenapa keluar nggak bilang - bilang, kalau kamu sakit gimana. Kenapa malah hujan - hujanan. Mobil kamu kemana sayang ? Kamu habis kena begal ?" Tanya Tari dengan bertubi
"Happy Birthday Sayang" ucap Dea sembari membuka kantong plastik yang menutupi kuenya.
Tari yang tadinya begitu cemas, sekarang di buat begitu terkejut oleh kekasihnya, Tari sendiri bahkan lupa kalau dia sedang berulang tahun dan yang lebih membuatnya lebih terharu lagi adalah Dea sampai rela hujan - hujanan untuk dirinya.
"S-sayang" ucap Tari
"Sayang selamat ulang tahun ya untuk kamu, semoga kamu panjang umur, murah rezeki, sehat selalu dan selalu sama aku. Aku minta maaf sama kamu karena aku gagal kasih surprise ke kamu sayang, mobil aku mogok di jalan, handphone ku habis baterai dan aku nunggu taxi lewat nggak ada satupun. Jadi aku pulangnya jalan kaki, kue kamu jadi hancur karena kehujanan. Bodoh banget kan aku, seharusnya aku bisa kasih surprise yang tak terlupakan buat pacar aku. Ini malah jadi berantakan, kamu pasti kecewakan" ucap Dea sembari menunduk bahkan kuenya sendiri sudah tak berbentuk karena air hujan
Tari langsung bergegas mengajak Dea masuk kedalam rumah, karena bisa bahaya kalau mereka berlama - lama di bawah air hujan bisa - bisa masuk angin. Kemudian Tari meletakan Kue yang ada di tangan Dea dan menggenggam tangan Dea.
"Sayang, Terima kasih banget. Aku seneng banget bisa dapet suprise dari kekasih aku ini. Bahkan aku sendiri nggak ingat loh kalau hari ini hari ulang tahun aku. Terima kasih kamu sampai rela buat hujan - hujanan basah kuyup kayak gini karena aku, tapi lain kali jangan seperti ini ya sayang. Aku khawatir banget kamu malem - malem menghilang seperti tadi, nomor kamu bahkan nggak bisa di hubungi, aku nggak mau kalau sampai terjadi apa - apa sama kamu sayang. Kamu tahu, cukup dengan kamu selalu ada di sisi aku, selalu di samping aku, dan bahagia bersama aku itu aja udah lebih dari cukup buat aku sayang. Karena bagi aku kamu adalah anugerah yang tuhan kirimkan buat aku sayang, aku nggak minta banyak kok. Cukup dengan kamu bahagia, karena kamu adalah sumber kebahagiaan aku sayang" ucap Tari sembari memeluk erat tubuh Dea. Sungguh dia begitu sangat menyayangi Dea
"Sayang, akupun sama halnya seperti kamu. Aku juga merasa dari sekian banyak luka yang tuhan berikan aku merasa bersyukur karena tuhan telah menghadirkan kamu dalam hidupku yang suram ini, terima kasih karena kamu sudah bersabar menghadapi sikap aku yang kekanakan ini sayang" ucap Dea membalas pelukan Tari
Taripun yang merasakan tubuh Dea begitu dingin langsung bergegas mengajak Dea berganti pakaian dan setelahnya mereka langsung duduk santai di sofa sembari ditemani secangkir teh hangat.
"Yah, sayang banget kuenya hancur gara - gara kehujanan" ucap Dea sedih
"Nggak apa - apa sayang kuenya hancur, besok kita beli lagi ya. Kue hancur nggak masalah asalkan jangan cinta kita aja yang jadi hancur sayang" ucap Tari sembari mengecup pipi Dea
"Sayang aku punya sesuatu buat kamu" ucap Dea sembari mengeluarkan kotak gelang yang di dalam sakunya
"Wahh, cantik banget sayang. Couple lagi" ujar Tari dengan sumringah
Deapun langsung memakaikan gelangnya di tangan Tari, dan Taripun memakaikan gelang di tangan Dea.
"Sayang apakah hubungan kita ini akan bertahan untuk selamanya?" Tanya Dea menatap Tari
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Kakak Angkatku
RomanceSiapa yang menyangka bermula dari sekedar Adik dan kakak angkat namun akhirnya muncul benih - benih cinta di hati mereka.