Chapter 5 : Pulang ke rumah

6.7K 345 1
                                    

Seperti biasa, Alternative Universe akan di post melalui Instagram dan TikTok.

Click link on bio now ❤️

Vote, vote, vote, comment ❤️

Menurut Sean, hari ini adalah hari terburuk baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut Sean, hari ini adalah hari terburuk baginya. Ia mencoba menghibur dirinya dengan menghabiskan waktu dengan merokok di sebuah kafe. Tapi, semuanya tak berarti apa-apa. 

Perasaannya masih marah mengingat bagaimana Naina mengecupnya dengan mudah. 

Oh, Sean mencoba memahami Naina kalau yang ia lakukan karena perempuan itu ingin menghindari Suryo—entah siapa lah itu. Tapi, kenapa ia harus menciumnya? Ada banyak cara membuat Suryo menjauhinya. Sean bisa saja mengabulkan permintaan Naina untuk bersikap selayaknya kekasihnya dengan memeluknya. Tapi, kenapa ia harus menciumnya?

Dia menggunakan Sean sebagai alatnya untuk mencapai apa yang ia inginkan. 

Tidak beradab, sama halnya seperti Andrew Morgan. Sean tidak tahu apa yang membuatnya bersikap begitu baik kepada kakak beradik itu. Ia tidak menyeleksi temannya dengan baik. 

Gelap dan tenang, itu yang Sean pikirkan saat ia memasuki kediaman keluarga besarnya. Rumah keluarga Parker ini sudah berusia lebih dari tiga puluh tahun. Papanya menempati rumah ini sesaat setelah Sean lahir. 

Ada sekitar sepuluh kamar di dalam rumah ini. Namun, sejak dulu keluarga Parker hanya mengisi empat kamar di dalam rumah ini. Ketiganya ditempati oleh anak-anak mereka, satu kamar lainnya digunakan oleh kedua orang tua Sean—Alaric Parker dan Vania Parker. 

Sean melangkah menuju satu-satunya cahaya yang ada di dalam rumah besar ini. Dapur. Tempat di mana suara-suara tawa Alaric dan Vania berasal. Kedua orang tuanya belum tidur walaupun jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. 

Sean mengharapkan kisah cinta seperti kedua orang tuanya. Walaupun hanya berdua, rasanya tidak akan pernah kesepian. Di tengah heningnya rumah, kedua orang tuanya mampu memberi keramaian walau hanya mengobrol berdua. Sean menemukan sosok itu di Adel, satu-satunya cintanya. 

"Aku pikir Mama dan Papa sudah tidur." Sean melirik Vania yang menutup hidungnya dengan cepat setelah menyadari Sean yang datang. 

"Kamu merokok lagi, Kak?" Sean mengabaikan pertanyaan Vania yang menyinggungnya. Sejak awal, Vania tidak suka jika Sean memutuskan merokok seperti Papanya. Kalau sekarang, Alaric sudah tidak pernah merokok lagi. Sean kebalikannya, ia belum sepenuhnya bisa melepaskan kebiasaan ini.

Mendengar ketidaksukaan Vania ketika merokok terkadang mengingatkan Sean akan Adel. Perempuan itu seringkali mengoceh ketika Sean kembali memegang rokoknya. Padahal Sean hanya menyesap satu sampai dua batang. Tetapi, Adel sering kali mengomelinya. 

"Pusing," katanya sambil mengambil segelas air mineral di kulkas. Sean tak ingin langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia ingin bergabung dengan kedua orang tuanya dulu sebelum kesepian di kamarnya. "Kassa nggak pulang?" 

Goodbye, Mr. ParkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang