Chapter 13 : Dress tidur nana

5.9K 268 9
                                    

Hola, jangan lupa baca alternative universe di instagramku ❤️

Tinggalkan jejak kalian dengan vote ❤️

Tinggalkan jejak kalian dengan vote ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bajingan." Naina tidak bisa menahan emosinya mendengar Sean bicara sekasar itu. Walaupun ia bicara tenang, Sean tahu kalau Naina kesal padanya bukan main.

'Menggoda semua orang?' pikir Naina. 'Bagaimana bisa perkataan menjijikan itu keluar dari bibirnya?' 

Naina berjalan cepat menjauhi Sean yang hanya diam di tempatnya. Ia sadar jika Naina murka hingga perempuan itu meninggalkannya. "Pulanglah, aku akan mengurus Naina sendiri."

Sean berjalan sedikit lebih cepat agar bisa menyamakan langkahnya dengan Naina. "Nana, berhenti."

Naina tidak mendengarkan. Ia tetap berjalan sampai akhirnya Sean menahan tangannya tepat di depan kamarnya. "Ada yang ingin aku bicarakan."

"Apa sekarang kamu ingin digoda juga?"

"Nana, dengar." Perempuan itu membungkam mulutnya. Hatinya gondok bukan main mengingat sejak awal ia sudah kesal dengan suaminya. Apalagi kalau bukan perihal cincin yang dilepaskan olehnya.

"Apa?"

"Menurut kamu, apakah sopan menerima tamu dengan pakaian ini?" Naina menatap dress tidur miliknya. Tidak ada yang salah karena ini hanya dress biasa.

Naina tidak mengerti kenapa Sean harus mempermasalahkan dress ungu muda selutut dengan outer transparan yang senada. Baju ini cukup sopan untuknya. Biasanya Naina juga terbiasa hanya menggunakan dalaman. Apalagi dia brand ambassador lingerie milik salah satu sahabatnya.

"Sopan."

"Tidak, Nana." Perempuan itu menyipitkan matanya mempertanyakan mengapa Sean tak setuju dengannya. "Tamu kita laki-laki."

"Terus apa masalahnya?" Sean menyentuh kedua bahu Naina. Ia mencoba menjelaskan semuanya lebih rinci. "Kenapa kamu jadi serius sekali?"

"Nana, kamu paham kalau laki-laki punya pandangan yang berbeda soal perempuan, kan?" Perempuan itu mengangguk. "Tidak semua laki-laki bisa menahan nafsunya sebaik aku, benar kan?" Lagi-lagi Naina mengangguk. "Oleh karena itu, bukankah lebih baik menggunakan pakaian yang lebih sopan jika bertemu dengan tamu?"

"Tapi, aku tidak tahu kalau Rey akan datang." Sahutnya.

"Maksudku, lain kali." Ujarnya. "Bukan hanya Rey, semua tamu lainnya yang laki-laki. Mereka tidak sepantasnya melihat kamu seperti ini."

"Mereka kan kemungkinan hanya akan nafsu saja. Aku yakin mereka tidak akan melakukan sesuatu yang keterlaluan."

"Aku perjelas, tidak semua laki-laki sebaik diriku dalam menahan nafsunya. Beberapa dari mereka bisa saja menjebak kamu dengan berbagai cara hanya untuk menikmati tubuhmu. Tapi, tidak denganku. Aku bisa menahan diriku."

Goodbye, Mr. ParkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang