Naina duduk di teras lantai dua. Ia setengah berbaring menikmati angin malam. Ia menatap langit memandang gelapnya malam sembari menunggu kepulangan Sean. Sekarang jam sepuluh malam, harusnya Sean sudah pulang. Namun, mengingat ia jadi semakin sibuk akhir-akhir ini, Naina tak ingin banyak komentar.
Sudah seminggu Naina menyelesaikan jadwal syutingnya. Sekarang jadwalnya benar-benar kosong. Kala akan mempersiapkan studinya dan Naina akan beristirahat beberapa tahun. Ia terlalu lelah bekerja terus-terusan sampai ada masanya ia ingin beristirahat. Ia ingin lebih menikmati hidup.
Alasan lainnya, Naina punya banyak kekhawatiran. Kurang dari enam bulan, Naina dan Sean akan bercerai. Naina ingin lebih dulu mundur dari perhatian netizen. Ia tahu perceraian itu akan membuat banyak pihak bertanya-tanya, jadi Naina memilih hiatus lebih dulu sebelum ia bercerai.
Naina sudah mengobrol dengan Bu Martha selaku petinggi agensi. Untungnya, Bu Martha mendukungnya penuh walaupun agak sedikit salah paham.
Bu Martha menganggap Naina berencana memulai program kehamilan hingga memilih hiatus. Naina tak habis pikir dengan perkataan Bu Martha. Mana mungkin Naina hamil. Hubungan ini pada dasarnya cuma hubungan yang saling menguntungkan saja. Keduanya cuma menginginkan hubungan di atas ranjang selayaknya suami istri sungguhan.
Suara mobil menginterupsi Naina yang tengah sibuk memandangi bintang-bintang di teras lantai dua. Tapi, Naina ingat betul bagaimana mobil Sean. Mobilnya biasanya masuk ke dalam, bukan berhenti di depan rumah.
Kalau bukan Sean, sepertinya ada tamu.
Perasaan itu divalidasi oleh naiknya salah satu ART Sean bernama Fani. Perempuan itu mendekati Naina sebelum ia berbicara. "Permisi, Bu. Di bawah ada tamu."
"Iya, minta tunggu sebentar." ujar Naina sebelum ia bangkit dari sofa itu.
Naina tak langsung turun ke bawah. Ia ganti baju dulu ke pakaian yang lebih sopan. Ia masih ingat betul bagaimana Sean yang terlalu berisik dan selalu mengingatkan perempuan itu untuk menggunakan baju yang layak.
Entah sejak kapan laki-laki itu jadi lebih protektif pada Naina. Kalau sedang berdua dengan Sean, Naina diminta mengeluarkan seluruh koleksi pakaian tidurnya. Ia seakan lupa pernah melarang Naina menggunakan koleksi pakaian kurang bahan itu. Tetapi saat diluar, seringkali laki-laki itu mengkritisi iklan pakaian tidur yang menjadikan Naina sebagai brand ambassador mereka.
Laki-laki itu sangat rewel akhir-akhir ini.
Naina turun ke bawah dengan kaos polos dan celana pendek selututnya. Naina belum tahu siapa tamu yang datang sebelum akhirnya suara bersin-bersin terdengar. Naina melihat Fani membawa Snowy ke ruangannya. Ia dapat menebak siapa yang repot-repot berkunjung ke rumah Sean jam sepuluh malam.
Perempuan itu duduk membelakanginya. Ia menggerai rambut coklatnya hingga Naina tak bisa melihat wajahnya lebih jelas. Tapi, Naina tahu betul siapa perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.