"Harus aku akui jika Alex benar-benar tampan!" celetuk Melisa setelah Naina menyelesaikan syutingnya hari ini. "Kira-kira dia punya pacar nggak ya?"
"Aku ragu orang setampan dia tidak punya kekasih." Shani menimpali Melisa yang sejak tadi tak berhenti mengagumi ketampanan Alexander Asshele. "Tapi, yang lebih mengejutkan, aku justru baru tahu kalau dia bisa berlakon. Kupikir ia hanya sekedar tampan dan jago olahraga saja."
"Sepertinya aku akan jadi salah satu fans-nya sekarang." Tania bicara tak lepas memandangi Alex yang sibuk mengobrol dengan beberapa kru dan Pak Harun, sutradara mereka.
"Kamu memang selalu menyukai pria-pria tampan, Tania." Kata Naina sembari mendekati mereka. "Aku masih ingat bagaimana kamu memuji Sean saat pertama kali melihatnya."
"Cukup!" Tania mencoba menghentikan obrolan yang menurutnya menyebalkan. "Aku tidak suka Sean lagi sekarang, Naina. Kalau aku tahu dia sebodoh itu, aku tidak akan memujinya habis-habisan."
"Dia kecewa karena salah satu laki-laki tampan menyakiti temannya." Kala meledek Tania dan tertawa kemudian.
"Semua laki-laki terlihat tampan sebelum kalian mencoba bicara dengan mereka." petuah Melisa keluar lagi. Perempuan itu terkadang membingungkan. Ia bisa menjadi yang paling bijak diantara mereka. Namun, seringkali jadi yang paling emosian dengan puluhan list makian yang siap ia lontarkan.
"Beberapa laki-laki yang tampan kadang-kadang membosankan." Kala menimpali petuah itu. Sebagai yang paling senior, Kala lebih didengarkan dibandingkan Melisa. Ditambah, pengalaman Kala yang bisa dibilang lebih banyak karena ia sudah menikah dan memiliki satu anak.
Melisa sama seperti Naina dan Shani. Sementara, Tania, dia yang paling muda di sini. Di dalam tim ini, baru Naina dan Kala yang menikah. Dua temannya yang lain masih berkelana mencari calon suami yang cocok untuk dijebak. Khusus Tania, ia masih terlalu muda.
"Seperti Gerry maksudmu?" Melisa menyinggung suami Kala. "Aku masih ingat bagaimana kamu menjelek-jelekkan Gerry saat baru pertama kali bertemu dengannya. Kamu bilang kalau dia membosankan, tidak seru—"
"Halo, Lex!" Kala mengalihkan perhatian semua orang hingga mereka sukses menoleh ke arah yang Kala tuju.
"Halo," ia tampak kaku. Tetapi, sejak awal Alex tahu ke mana tujuannya. Ia tersenyum kikuk melihat Naina yang berdiri tak jauh darinya. "Thank you for your time, Na."
"Oh," Naina menggaruk tengkuknya. Tidak gatal, tetapi ia tetap menggaruknya. "Sama-sama, Lex. Aku agak terkejut melihatmu jadi lawan mainku hari ini." katanya sambil tertawa singkat.
"Bianca mengajakku bermain di salah satu dramanya." Naina tak suka berada di situasi yang canggung seperti ini. Ia sudah pernah bertemu Alex beberapa minggu yang lalu saat keduanya tenis di kediaman Andrew. Tetapi, baru kali ini ia dan Alex mengobrol lumayan panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.