Chapter 33 : Password

5.6K 236 11
                                    

⚠️ Trigger warning
🔞 Mature content

"Kok nggak ngabarin?" Untuk pertama kalinya, Sean begitu penasaran kenapa perempuan itu bekerja tanpa memberitahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok nggak ngabarin?" Untuk pertama kalinya, Sean begitu penasaran kenapa perempuan itu bekerja tanpa memberitahunya. Sean biasanya tetap tahu kabar Naina. Entah ia sedang bekerja, memasak, menemani Snowy ke vet, atau sekedar tidur.

Kecuali hari ini.

Perempuan itu mengerutkan dahinya dalam, ia dilanda kebingungan mendapat pertanyaan itu dari suaminya yang sangat berkebalikan dengannya. Sean apatis, tidak pernah berbagi kabar dengannya, tidak memedulikannya, datang dan pergi seenaknya, dan Naina benci menyebutnya tapi Sean bukanlah tipikal suami yang ia dambakan.

Tidak lagi setelah ia mengenal Sean lebih dalam.

"Aku hanya melakukan apa yang biasanya kamu lakukan," jawaban itu tidak memuaskan untuknya. Ia tak suka Naina bersikap sama sepertinya. Ia tak suka Naina mengabaikannya. Yang paling utama, Sean tak suka Naina bersikap ramah dengan Alex. 

Perempuan itu duduk di sebelahnya, sibuk memasang seat belt untuknya. Naina tampak santai disaat Sean duduk tak nyaman di tempatnya. Tidak ada lagi tatapan memuja yang biasanya ia lihat. Perempuan itu perlahan tidak antusias berada di dekatnya. 

Apakah Alexander Asshele sudah berhasil menarik perhatian perempuan itu?

"Kamu mau bicara soal apa?" Tanya perempuan itu. Mobil mereka melaju keluar dari jajaran gedung apartemen tempat Naina syuting. 

"Papa akan mengurus perceraian kita," Naina membatu, tapi tak lama senyumnya mengembang. "Kamu tersenyum?"

"Bagus, dong!" Naina bersemangat membicarakan perceraiannya. Sean mati gaya setelahnya. "Kita tidak perlu ribut-ribut soal apapun lagi. Oh, jangan lupa soal Adel, kamu juga tidak perlu disalahkan penggemarku kalau kamu dan Adel kembali berpacaran."

"Ini bukan cuma soal Adel, Naina Morgan." Suaranya terdengar berat. Ia tak suka mendengar jawaban Naina.

"Soal investasi itu?" Naina memijit kepalanya sembari memandangi padatnya lalu lintas kota yang ramai lancar. Sesekali keduanya harus terjebak macet hingga Sean beberapa kali dapat memandangi Naina. "Pokoknya sekarang terserah kamu deh. Aku nggak masalah kalau kamu mau pertahankan pernikahan ini sampai tahun depan, aku tidak pernah mempermasalahkannya. Tapi, tolong biarkan aku tinggal di penthouse."

"Nana, lihat aku." Perempuan itu tak mengindahkannya. "Aku mau bicara sama kamu." Naina tak berniat menengok sama sekali.

"Apa lagi, Sean?" Keramaian di sekitar mereka rasanya tidak begitu penting. Perempuan itu berusaha menghindarinya dengan tak menatap matanya. "Kamu dari dulu selalu bilang kalau kamu cuma pengen sama Adel, okey aku biarkan kamu sama Adel. Lalu kamu bilang kalau kamu cuma manfaatkan aku, aku juga nggak masalah. Aku masih bisa menerima itu. Boleh nggak aku minta kita nggak perlu ketemu lagi sampai bercerai? Aku di penthouse, kamu di rumah."

Goodbye, Mr. ParkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang