Naina cepat-cepat turun ke bawah usai ia selesai mandi. Hari ini, ia akan menghadiri pembacaan naskah drama terbarunya bersama sejumlah aktris dan aktor. Salah satunya adalah Gala. Sepupu suaminya itu merupakan salah satu bagian dari drama tersebut. Oleh karena itu, Naina sengaja membasahi rambutnya supaya Shani—yang mengurus rambutnya—lebih nyaman bekerja.
"Ma," Naina berjalan mendekati Vania yang kini menyambutnya dengan senyum lebarnya. Perempuan itu memeluk Vania yang tengah duduk di salah satu kursi ruang makan dari belakang. "Aku nggak tahu kalau Mama datang ke rumah hari ini. Kalau begitu Naina harusnya bangun lebih pagi."
Naina mengambil duduk di sebelah Vania tepat. Di hadapan, Sean sudah datang lebih dulu dengan rambutnya yang basah. Ia duduk di sana dengan kemeja biru muda dan celana bahan hitamnya. Suaminya sudah siap berangkat ke kantor setelah sarapan bersama Mama dan Naina.
"Sayang, Mama lupa banget kalau Naina kemarin ulang tahun. Jadi Mama buru-buru bilang ke Santi pagi ini kalau Mama mau sarapan bareng kalian." Ujar Vania kemudian. Ia menatap Naina yang duduk di sebelahnya. "Mama sengaja bangun pagi-pagi supaya lansung menemani kalian sarapan."
"Mama baik sekali," ujar Naina kemudian. "Harusnya Sean juga mengingatnya seperti Mama." Celetukan Naina memancing perhatian Sean.
"Sean tidak ingat kalau kamu berulang tahun?" Mama beralih ke Sean yang menatap Naina sengit. "Kamu nggak kasih hadiah atau ajak Naina dinner, Sean?"
"Sean pasti selalu beralasan kalau ia sibuk bekerja." Naina tersenyum memamerkan kemenangannya. Sean berdehem berusaha menghindari tatapan maut Mamanya.
Hahahaha, kalah telak! pikir Naina.
Santi dan Fani mulai menata sarapan pagi mereka hari ini. Keduanya menghangatkan makanan yang dibawakan Vania. Lagi-lagi Mama mertuanya membawakan rendang. Sering kali Naina mendapatkan kiriman rendang dari Vania, Mama mertuanya suka memasak dan rendang adalah salah satu makanan kesukaan keluarga mereka.
"Mama jangan salah paham dulu. Aku tentu mengingat hari ulang tahun Naina. Tapi sangat disayangkan, aku tidak bisa memberitahu hadiah apa yang aku berikan." Sean memajukan wajahnya agar Mamanya dapat mendengarnya lebih jelas. "Intinya, Mama tahu kenapa setiap pengantin baru selalu keramas di pagi hari."
Tawa keras Vania terdengar memenuhi ruang makan yang menyatu dengan dapur. Naina geram bukan main mendengar Sean bicara asal di depan Mamanya sendiri. Laki-laki itu sengaja membuat Mamanya salah paham. "Oh, maaf. Mama datang di waktu yang kurang tepat."
"Sean berbohong, Ma." timpal Naina. Ia tak terima mendengar kebohongan yang diciptakan Sean.
"Oh, apakah aku harus menceritakan bagaimana detailnya kejadian tadi malam?" ucapan Sean memperparah tawa Mamanya. Naina geram mendengar kebohongan yang diciptakan suaminya sendiri. "Oh, atau perlu kuceritakan saat aku dan kamu di rumah Andrew?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
Chick-LitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.