"Mama mau bicara sama Adel dulu." Naina belum sempat makan bersama Vania, tetapi keduanya harus berakhir berbicara di parkiran.
Naina berdiri memandangi mobil yang berlalu keluar dan masuk mencari tempat parkir yang kosong. Di sebelahnya, ada Sean yang menemaninya. Laki-laki itu masih setia dengan kemeja kerja warna putihnya dan dasi abu-abunya. Pertanda ia baru pulang bekerja.
Banyak pertanyaan yang mengalir di kepalanya, tapi Naina berusaha keras menahan diri untuk tidak bertanya sedikitpun. Ia teringat soal Snowy yang akhir-akhir ini sengaja ditaruh di kamarnya sendiri. Adel pasti sudah berkunjung ke rumah.
"At least, I know the reason why Snowy always at that room." Ungkapnya kemudian. Sean tidak menanggapinya dan sibuk menikmati suasana malam ini. Laki-laki itu beberapa kali terdengar menghela nafasnya pelan. "Sudah berapa lama kamu tahu kalau Adel pulang?"
"Satu bulan." Naina menoleh memandang Sean yang tak acuh.
"Congratulations, Adel finally come back to you." Sean menunduk kemudian. Naina tidak tahu kalau selama ini Sean banyak menyembunyikan semua hal dibelakangnya. "Oh, aku senang mendengar kamu akan menjadi Papa. It's a good news, Sean!"
Naina mencoba terlihat antusias. Sean telah mendapatkan apa yang ia inginkan. Adel pulang dan sedang mengandung anaknya. Memikirkan ini membuat Naina kecewa, ia lagi-lagi harus merelakan Sean.
"Thank you," Naina tidak bisa membohongi dirinya. Ia ingin menangis sejadi-jadinya. Dadanya sesak kala ia tahu kalau Adel kembali.
Naina jadi bertanya-tanya. Apa maksud Sean menciumnya di rumah Andrew? Dan, apa alasan ia mencium Naina bulan lalu?
"Aku minta maaf," ucapan itu muncul dari bibir tipis Sean. Perempuan itu menatap mata sendunya. "Aku memanfaatkan kamu untuk mendapatkan Adel. Aku sengaja menikah dengan kamu karena aku ingin Adel cemburu. Dan, aku cukup bersyukur karena semua yang aku lakukan berhasil."
Naina terdiam mengetahui fakta yang tak ia ketahui. Naina tahu kalau Sean masih menginginkan Adel kembali. Tetapi, ia sungguh tak tahu kalau menikahinya adalah salah satu cara mendapatkan Adel.
Sean sungguh bajingan.
"Oh, tidak masalah. Adel pasti akan kembali, aku tahu itu." Bohong kalau Naina baik-baik saja. Naina terlalu naif karena berpikir selama ini Sean menyukainya. Ia tak tahu kalau semua yang dilakukan Sean hanya untuk mendapatkan Adel kembali. "Aku akan kirimkan surat cerai itu, secepatnya."
"Kita lakukan sesuai kontrak." Tolaknya. "Satu tahun, itu yang Andrew janjikan padaku."
"Ayolah, Sean. Kita tidak perlu sekaku itu." Naina menepuk lengan bagian atas calon mantan suaminya. "Anak kamu pasti perlu Papanya."
"Tidak seperti yang kamu bayangkan, Adel bisa mengurus dirinya sendiri. Aku juga bisa membantunya kalau-kalau dia butuh sesuatu."
Naina teringat soal obrolan yang Sean lakukan dengan Andrew. Kakaknya pasti meminta Sean untuk menikahinya selama satu tahun tepat. Entah senjata apa yang Andrew gunakan hingga Sean tak berani melanggar kontrak itu.
"Aku akan mengurus Andrew. Pokoknya kamu tidak perlu pusing, fokus saja mengurus Adel. Sebagai perempuan, aku pasti mau suamiku ada di sebelahku. Jadi, bukankah lebih elok kalau kamu berada di sebelahnya? Apalagi ini anak pertama kamu, kan?" Sean tak banyak bicara, ia hanya menunduk tanpa bicara apa-apa.
Sebelum Naina tahu ini, ia sudah pernah membayangkan bagaimana ia akan berakhir kemudian. Pada akhirnya, Naina akan mendengar berita perceraiannya sendiri. Namun, tidak pernah terpikirkan olehnya jika akan secepat ini. Naina tidak tahu kalau Sean dan ia akan bercerai hanya dalam dua bulan pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.