"Kalian sekarang balikan?" Tanya Rey di tengah pesta pernikahannya dengan kekasihnya, Meira.
"Ya," ujar Naina.
"Tidak," kata Sean.
Jawaban yang cepat dan berbeda itu membuat Rey tertawa meledek. Naina menatap Sean dengan tatapan tak ramah. Laki-laki itu seakan mempermainkannya. Satu minggu terakhir, Sean tampaknya juga sedikit menjauhinya. Sontak ia bertanya, apa yang membuat laki-laki itu berubah dalam semalam.
Apa ia tak lagi terobsesi dengan Naina? Ada sesuatu yang salah sampai ia berubah pikiran?
"Jadi, sekarang dunia kebalikan?" Sean tahu kalau Naina tak senang dengan jawabannya. Namun, tak ada yang ia lakukan selain ikut tersenyum di hadapan Rey.
Berlalunya Rey membuat Naina turut pergi juga. Setelah Sean membuatnya malu di hadapan Rey, ia sungguh tak ingin melihat laki-laki itu lagi.
Naina berjalan mendekati Kaia yang sibuk bermain dengan salah satu keponakan Naina, Aurora. Andrew juga datang bersama Jane serta bayi kecil mereka. Mereka sibuk mengobrol dengan beberapa orang yang tak jauh dari Aurora.
Naina duduk di salah satu kursi, tetapi Sean tak berhenti mengikutinya. Harusnya Sean tahu kalau ia sungguh kesal dengan laki-laki itu.
Memangnya wajah Naina kurang mendeskripsikan perasaannya saat ini?
"Aku nggak mau kamu ikutin." Katanya, penuh kekesalan.
"Why? Kenapa aku nggak boleh ikutin masa depan aku?"
Menyebalkan. Buaya darat. Tidak mudah ditebak.
Ia tidak mau menikah lagi dengan laki-laki itu!
Naina ingin segera masuk ke kamarnya. Oleh karena itu, cara satu-satunya yaitu mengajak Kaia pulang karena beberapa tamu sudah mulai keluar ruangan pesta.
"Kaia, sayang?" Naina memanggil Kaia dengan kebaya birunya. "Ayo kita ke kamar, yuk?"
Kaia mendekat, tapi ia justru berjalan menuju Sean. Seberapa kerasnya Naina mengasihi Kaia, Sean tetap memenangkan semuanya. Laki-laki itu adalah cinta pertama anaknya. Dan Naina berharap akan selalu begitu.
"Papa juga mau ke kamar?" Kaia bicara manis pada Papanya. Anak Papa sekali nampaknya.
"Ayo," Sean bangkit lebih dulu dilanjut Naina yang mengikuti keduanya.
Jika seperti ini, rasanya Naina seperti nyamuk di tengah pasangan yang saling mencintai. Ia senang melihat Kaia yang antusias jika bersama Sean. Cita-cita agar anaknya punya kasih sayang yang setara rupanya tercapai. Sean sungguh Papa yang baik untuk anak mereka.
Namun, ia selalu ingat jika kehadirannya sering terlupakan diantara keduanya. Oh, Sean masih sering menyinggung soal dirinya. Berbeda dengan Kaia yang seakan benar-benar lupa. Akhir-akhir ini bahkan ia tak senang Sean sering dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.