Chapter 31 : Kamu dimana?

5.9K 283 4
                                    

Ayo kita lanjutkan perjalanan kita bareng Naina dan Sean

Aku happy banget semisal kalian ikut follow aku dan meramaikan cerita ini ❤️

Aku happy banget semisal kalian ikut follow aku dan meramaikan cerita ini ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa sudah nggak ngerti lagi sama tingkah kamu, Sean. Okey, Papa coba memahami kalau kamu mau bantu Adel untuk beli semua keperluan selama kehamilan. Papa coba memahami. Tapi, memangnya harus kamu yang turun tangan sendiri?" Alaric Parker duduk di kursi kerjanya memandangi Sean yang berdiri di hadapannya sembari menunduk dalam. "Kamu nggak perlu lah kelihatan menyesal begitu. Papa sudah tahu ini dari satu bulan yang lalu. Ada yang laporan ke Papa kalau Adel tinggal di apartment kamu, ada lagi yang bilang kalau Adel main ke rumah kamu, sekarang....kamu juga temenin Adel belanja susu dan perlengkapan hamil? Istri kamu itu Naina atau Adel sih?"

Sean tidak punya argumen untuk membela dirinya. Papanya punya semua yang ia butuhkan. Uang, sudah pasti lebih banyak Papanya. Kuasa, Papanya juga punya pengaruh dibaliknya. Informasi sekecil Adel datang ke kantor pun, Papanya tahu. Sean tahu kalau ia sangat-sangat kalah untuk melawan Papanya sendiri. Hubungannya yang tidak direstui dengan Adel selalu mendapat imbasnya.

"Sekarang kamu mau apa lagi? Kalau kamu begini, sama saja kamu sudah menodai sucinya pernikahan. Sudah diam-diam selingkuh, sekarang ketahuan dan bikin malu satu keluarga." Cibiran itu memang pantas didapatkan Sean. Ia sadar jika ia pantas mendapatkan ini. Niatnya hanya membantu Adel, tidak lebih. Tetapi, banyak orang yang salah mengartikan maksudnya sendiri. "Mama bilang ke Papa supaya bantu perceraian kamu dan Naina."

"Pa," Sean mengangkat wajahnya memandangi Papanya yang duduk di kursinya dengan wajah kecewa. "Sean nggak selingkuh sama Adel."

"Okey, menurut kamu, kamu nggak selingkuh sama Adel. Tapi, kenapa semua orang berpikir kamu selingkuh? Gosip perselingkuhan tidak akan berkembang kalau cuma sekali atau dua kali bertemu." Alaric bertanya seakan menginterogasi anaknya sendiri. "Papa sejujurnya kecewa. Tapi, salah Papa karena memaksa kamu menikahi Naina. Kita salah melibatkan perasaan lain di sini. Jadi, satu-satunya jalan dan keputusan yang dipilih adalah bercerai. Papa akan bantu Naina mengurus perceraian kalian."

"Pa, nggak semudah itu."

"Mudah menceraikan kamu dan Naina buat Papa." Sean menyipitkan matanya, menunjukkan ketidaksukaannya terhadap keputusan Papanya. "Warisan kamu tetap aman, tapi Papa nggak jamin akan sebesar yang Papa janjikan sebelumnya."

Sean keluar dari ruang kerja Papanya. Ia tidak suka dengan cara bicara Papanya yang terlalu mengintervensi keputusannya dalam berumah tangga. Bagi Sean, keputusan bersatu atau cerai hanya akan diputuskan oleh Sean dan Naina setelah keduanya bicara berdua. Papanya tetap orang luar yang tidak sepantasnya banyak ikut campur soal kehidupannya.

Goodbye, Mr. ParkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang