"Naina setuju?" Rey bertanya sesaat setelah Adel masuk ke dalam rumah. Sean masih di luar. Ia sibuk mengeluarkan satu koper terakhir. Sementara Rey hanya penasaran melihat Sean yang tetap membawa Adel ke rumahnya dengan Naina. "Serius deh, Sean. Naina tuh pasti marah kalau tiba-tiba Adel datang ke rumah."
"Engga, Rey. Naina pasti ngerti. Apalagi Adel tuh lagi sakit juga. Apa salahnya kalau kita ajak tinggal di sini sebentar?" Rey mengeluh hingga helaan nafas itu terdengar oleh Sean. Laki-laki itu paham kalau Adel sedikit melewati batasnya akhir-akhir ini. Namun, Sean paham betul kalau perempuan itu cuma sendirian.
"Naina itu istrimu, kan?" Sean mengangguk, itu fakta. "Jika aku jadi Naina, mungkin aku akan salah paham."
"Aku sudah bilang kalau Adel akan pulang ke sini. Sayangnya dia belum membalas pesanku. Sudah dibaca, tapi belum dibalas." Sean tidak sedikitpun mengindahkan perkataan Rey.
Laki-laki itu sudah mengobrol dengan Andrew Morgan. Melaporkan setiap gerak-gerik Sean selama ia menikah dengan Naina. Tidak ada yang mencurigakan beberapa bulan terakhir. Sean lebih sering di rumah saat malam hari, dibanding saat ia belum berbaikan dengan Naina. Sekarang, ia pun lebih sering menceritakan tentang Naina kepadanya. Tapi semua itu hanyalah sebelum Adel mulai ikut campur.
Rey tahu kalau Sean mulai tertarik dengan Naina. Namun, ia kesal melihat Adel yang jadi semakin tidak tahu diri.
"Naina punya hati, dan dia pasti tidak suka dengan Adel. Lagipula, bukankah itu naluri perempuan? Adel itu mantan pacarmu. Kamu bisa jadi kesal kalau tahu jika Naina dekat dengan laki-laki lain. Coba bayangkan bagaimana perasaan perempuan itu." ucapan panjang lebar Rey tidak didengarkan.
"Wajar juga kalau aku kasihan dengan Adel, Rey. Adel mantan pacarku, dia juga tidak tahu di mana Mamanya. Dia anak satu-satunya dan tidak punya saudara lain. Apakah aku harus membiarkan dia mengurus semua sendiri?"
"Kamu sebegitu pedulinya dengan Adel," celetuk Rey tak suka.
"Harusnya memang begitu." Rey melotot, ia tak tahu timpalan Sean semenyebalkan ini. Ia baru tahu Sean bisa sebodoh ini. Semua titel hebat untuknya sekarang tidak berguna lagi. Laki-laki itu terlalu tolol membiarkan Adel masih di sekitarnya. Tidak ada manfaatnya merawat benalu.
"Naina doesn't deserve you." pelan dan menusuk, Sean meninggalkan Rey begitu saja di depan rumahnya.
Sean sejak awal tak paham kenapa laki-laki itu selalu bertentangan jika bicara mengenai Adel. Dia selalu tak senang jika Sean bertemu Adel. Enam tahun Rey tidak pernah berkomentar apapun soal Adel. Pandangannya banyak berubah setelah Ia bertemu Naina saat hari pernikahannya.
Bukan Sean mengutamakan Adel di atas Naina. Sean tetap memprioritaskan istrinya di atas apapun. Namun, Adel saat ini jauh lebih membutuhkan perannya. Ia butuh teman saat ia tidak punya apapun di kehidupannya. Naina pasti paham, ia pasti mengerti kalau Adel hanya ingin sekedar tinggal saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.