Flashback
"Oh, sudah pulang?" Adel menoleh melihat Papanya masuk ke kamar Adel. Semula Adel berbaring, kemudian ia langsung bangun usai mendengar Papanya datang. Adel baru pulang bekerja, hari ini cukup sibuk sampai ia hanya bisa berbaring karena terlalu lelah.
"Aku pikir Papa masih di luar," Adel duduk di kasurnya, memandangi Papanya yang sibuk mengamati to do list yang ada di hadapannya.
Sejak kecil, Adel kesulitan mengatur setiap hal yang perlu ia lakukan. Cara paling mudah baginya yaitu dengan menuliskannya di papan tulis kecil. Ia melakukannya terus menerus hingga tak sadar hal ini jadi kebiasaan. Hasilnya cukup memuaskan, ia bisa melewati hidupnya dengan teratur.
"Mengembalikan lanyard Sean Parker." Papanya membaca salah satu dari list yang ada di sana. Adel sengaja menuliskannya di papan tulis putih itu. "Kamu kenal Sean Parker?"
Adel membuang muka saat Papanya menoleh untuk menatapnya. Gawat, Papanya membaca salah satu list itu. Berulang kali Adel mencoba mengingat untuk mengembalikan lanyard itu ke satpam kantor, tapi ia selalu lupa membawanya. Pada akhirnya, ia harus menuliskannya karena khawatir lupa lagi.
"Adel, kamu kenal Sean Parker?" Adel mengangkat wajahnya. Ada kekhawatiran Papanya akan bertanya macam-macam. "Papa bertanya sama kamu."
"Eh-anu, Pa. Bukan kenal yang gimana-gimana." jawaban itu semakin membuat Papanya tertarik. Papanya berjalan mendekat, siap mendengar jawaban yang lebih lengkap.
"Maksudnya kamu, apa?"
"Adel kebetulan menemukan lanyard itu waktu kegiatan CSR di panti. Sepertinya jatuh." Katanya berhati-hati. Adel mengambil nafas pelan, lalu menghembuskannya.
"Tapi, Sean mengenal kamu?" Adel tidak tahu. Ia mengangkat kedua bahunya memperjelas ketidaktahuannya. "Pasti Sean ingat kamu."
"Aku tidak tahu, Pa." Bantahnya lagi. Adel bingung melihat Papanya yang jadi antusias mendengar soal Sean Parker. Papanya bekerja sebagai sebuah manajer investasi sebuah hotel bintang lima. Kehidupan Papa dan Sean bisa jadi tak terhubung. Perusahaan Sean bekerja di berbagai bidang. Utamanya di bidang FMCG (Fast-Moving Costumer Goods) dengan menjual produk rokok sebagai produk best seller mereka. Tentu saja mereka tidak saling mengenal karena berbeda bidang pekerjaan. "Memangnya kenapa?"
"Kamu ingat kalau Papa sibuk mencari investasi untuk Marella?" Papanya menyebut satu hotel tempatnya bekerja. Sejak beberapa bulan yang lalu, Papa selalu mengeluh jika ia membutuhkan investor. Hotel itu bisa bangkrut karena menelan terlalu banyak dana keluar yang tidak sesuai dengan pemasukan. "Sean Parker adalah salah satu investornya."
Adel tidak terkejut, wajar sekali Sean menjadi investor Marella. Adel penasaran bagaimana Papanya mengenal Sean Parker. Adel yang satu gedung saja tidak pernah bertemu laki-laki itu. Namun, cepat-cepat ia mengenyahkan pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.