Halooo, enjoy your day ❤️
"Saya sangat tertarik dengan proyek impor mobil listrik yang dicanangkan oleh Parker Energy, Mr. Parker. Ditambah, saya cukup terkejut mendengar visi misi Parker Energy yang begitu menginspirasi saya. Perusahaan Anda berusaha membangun gaya hidup baru untuk para pengguna mobil listrik di Indonesia. Peluang memasarkan mobil listrik pasti akan lebih luas dan makin diminati."
Sean tersenyum mendengar respon Mrs. Jessica Barrett di hadapannya. Perempuan berusia empat puluh tahunan itu duduk di dalam ruangannya membahas investasi menarik di Parker Energy. Semua pebisnis mengenalnya, perempuan itu tidak berbeda dengannya, oportunis dan pintar memanfaatkan situasi. Ia dikenal karena berinvestasi di Tesla dan jadi lebih kaya karena harga sahamnya meroket. Dan sekarang, Mrs. Barrett memanfaatkan peluang untuk berinvestasi di Parker Energy.
"Tapi, sangat disayangkan jika Parker Energy hanya mengimpor barang dari Tiongkok. Bagaimana kalau memulai rencana membangun pabrik mobil listrik di Indonesia? Ide untuk membuat stasiun pengisian bahan bakar adalah ide yang cemerlang. Akan jadi ide sempurna jika Anda ikut membangun mobil sendiri."
Sean tertawa karir. Itu salah satu harapannya ke depan. Ia ingin membangun kerajaan energi listrik di Indonesia. Di pikirannya, ia sudah merancang Parker Energy untuk menjadi perusahaan yang melayani gaya hidup baru di Indonesia. Khususnya mobil listrik yang kini tengah naik daun. Namun, harus diakui jika Sean masih kekurangan dana investasi. Selain itu, cukup lama untuk mencoba membangun semuanya dari awal. Setidaknya, ia membutuhkan lima tahun untuk mempersiapkan semuanya.
"Membangun pabrik sendiri jadi salah satu visi misi kami, Mrs. Barrett. Saya cukup senang jika Anda berminat bergabung bersama kami. Kita harus memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin. Dari penjualan mobil listrik, kita mendapatkan tiga puluh persen pendapatan bersih. Cukup besar untuk sebuah mobil listrik yang awam bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Setidaknya, tahun ini kita sudah mendapatkan tiga puluh persen keuntungan dan semua investor mendapatkan keuntungan dengan kenaikan harga saham. Bukankah ini sungguh menjanjikan, Mrs. Barrett?"
Kini, gantian Mrs. Barrett yang tertawa mendengar jawaban Sean. "Kamu memang pintar bernegosiasi, Mr. Parker. Tidak berbeda dengan Andrew, dia yang merekomendasikan aku untuk berinvestasi padamu."
"Saya belajar banyak dari Andrew, Mrs. Barrett. Dia memang yang paling hebat."
"Aku setuju, Kento mengajarinya dengan baik." Sean setuju. "Omong-omong, selamat atas pernikahanmu, Mr. Parker. Aku dengar kamu menikah dengan Naina Morgan."
Senyum Sean muncul, ia menunduk tak bisa menahan dirinya. Wajahnya memerah mendengar ucapan salah satu calon investornya. Jantungnya tidak aman, kini berdetak lebih cepat saat ia membicarakan tentang Naina.
"Terima kasih, Mrs. Barrett."
"Kamu terlihat bahagia, Naina pasti sungguh baik."
Sean mengangguk mengiyakan. Ia tidak tahu kenapa dirinya jadi salah tingkah saat membicarakan Naina. Perutnya seakan ditarik hingga memancing senyumnya yang mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.