Chapter 15 : Keranjang belanja

5K 246 1
                                    

Lagi-lagi sorry banget baru update lagi. Aku lagi nabung chapter supaya lebih enak nulisnya.

Enjoy your day ❤️

Naina sudah membayangkan bagaimana rasanya date berdua dengan Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naina sudah membayangkan bagaimana rasanya date berdua dengan Sean. Setelah sekian lama mengenal laki-laki itu, akhirnya ia bisa pergi berdua saja setelah adanya status sebagai pasangan.

Sebelumnya, keduanya hanya sesekali makan berdua di depan kantor agensi Jill. Itu pun karena keduanya menunggu Jill yang masih berlatih di salah satu studio. Tak berselang lama, Jill pasti datang dan turut menemani keduanya.

Tetapi, yang ini sangat berbeda. Naina tidak bisa menahan senyumnya sejak awal ia memasuki kamar mandi untuk bersiap. Hari ini ia akan menghabiskan waktunya dengan Sean. Seharian dengan Suaminya.

Naina tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan melewati hari ini. Perempuan itu mengintip bagaimana cuaca sore ini. Cukup cerah, hari ini ia direstui semesta. Naina tidak ingin berlama-lama, ia memilih pakaian hitam supaya tidak terlalu menarik perhatian. Tak lupa ia juga menggunakan parfum kesukaannya.

Ia ingin merayakan hari ini.

"Sean mana?" tanya Naina begitu ia turun dari kamarnya setelah bersiap-siap. Wajahnya segar dengan rambut yang di gerai. Naina sengaja hanya menggunakan make up tipis.

Ia benar-benar mempelajari apa yang Sean sukai.

Kecuali soal brunette hair itu, satu-satunya cara hanya jika ia mengganti warna rambutnya. Tetapi tidak semudah itu, Naina punya banyak jadwal syuting dan pemotretan iklan yang menantinya.

"Ibu, maaf, Bu." Hani mendekati Naina dengan tergopoh. Si nyonya rumah itu berdiri di depan tangga bersama dengan Snowy yang sejak tadi menemaninya usai menyelesaikan tugas negara yang diberikan Naina.

"Sean ke mana, Mbak?" Naina melirik kamar Sean yang tak terdengar apa pun. Perempuan itu mendekati kamar itu lalu mengetuknya beberapa kali. "Sean?"

"Itu—anu, Bu. Bapak tadi buru-buru buat ketemu Pak Rey." seketika Naina melemas mendengar penuturan Hani yang mencoba berjalan di belakangnya. Alisnya berkerut mempertanyakan apa yang dilakukan Sean.

Padahal tadi Sean yang meminta untuk menemaninya berbelanja. Tetapi, laki-laki itu mendadak pergi tanpa mengucapkan apa-apa.

Harusnya Naina memang tidak mengharapkan apa-apa dari Sean.

"Sean kerja lagi?" Naina mengamati wajah Hani yang sedikit gugup. Namun, tak lama kepalanya mengangguk hingga membuat Naina menghela nafasnya pelan. Kecewanya pun hanya akan dianggap sepele untuk Sean. Ia tidak bisa menahan laki-laki itu karena bekerja sudah menyatu dengan kehidupannya. "Mungkin ada sesuatu yang mendesak. Kalau begitu saya belanja sendiri aja."

"Ibu, tadi Bapak titip supaya Ibu ditemani belanja." Naina tidak menolaknya, Hani paham jika Naina sudah terlanjur tidak bersemangat dan hanya mengiyakan apa yang ia katakan.

Goodbye, Mr. ParkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang