Halo, enjoy your day ❤️
"Hari ini kita rapat sama beberapa direksi Morgan Corporation untuk diskusi mengenai perencanaan pembangunan pusat pengisian bahan bakar listrik di Indonesia." Rey memberikan laporan kegiatan hari ini. Seperti hari-hari biasanya, Rey akan memberikannya setumpuk berkas untuk dipelajari sebelum ia melakukan presentasi.
"Apakah bahan untuk presentasinya sudah disiapkan?" Sean meraih berkas-berkas itu. Ia membuka jas miliknya dan menaruhnya asal di punggung kursi sebelum duduk di kursinya.
"Sudah siap, tinggal dikirimkan saja." Sean mengangguk dan fokus membaca berbagai data yang ada di depannya.
"Kita fokus pembuatan di Jakarta karena kita punya empat ribu pembeli dari Jakarta. Pembangunan beberapa lokasi pengisian bahan bakar tentunya akan berjalan lancar karena potensinya yang besar."
"Betul, Jakarta paling potensial sebagai langkah awal untuk berkembang." Rey menyahutinya. Rey mengamati Sean yang tampak fokus membaca data-data itu. Dirasa tak ada yang akan dibicarakan lagi, Rey mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ia membuka pintu ruangan kerja Sean.
"Rey," Rey kembali mendekat mendengar Sean memanggilnya. "Apa kamu punya rekomendasi asuransi?"
"Rekomendasi asuransi?" Rey berpikir sejenak karena ia punya beberapa pilihan asuransi. Sejak ia bekerja, ia sudah mendaftarkan dirinya untuk beberapa asuransi, termasuk untuk berbagai harta benda miliknya. "Kamu butuh asuransi untuk apa? Kesehatan? Rumah? Atau asuransi jiwa?"
"Pendidikan anak,"
"Anak?!" Sean mengangguk kemudian. Sean menaruh pulpennya dan melirik Rey yang hampir tak percaya padanya. "Beneran asuransi pendidikan anak?"
"Iya,"
Ia berpikir sejenak, wajahnya sudah kembali tenang. Rey tahu obrolan apa yang Sean bicarakan. Pasti ini ada hubungannya dengan Adel. "Oh, kamu berencana mengasuransikan anakmu dengan Adel?"
"Bukan-bukan," Sean bingung bagaimana ia menjelaskan apa yang ia pikirkan. "Aku berpikir soal kemungkinan semisal Naina hamil,"
"Gila!" Rey melotot mendengar jawaban itu. "Kamu berencana punya anak dengan Naina?"
Sean tertawa pelan, ia salah tingkah melihat reaksi Rey. "Aku belum membicarakan ini dengan Naina, tapi aku kepikiran saja."
Rey mendekati Sean tetapi terhalang meja kerja atasannya. Ia menatap Sean tak percaya. Setelah berdebat mengenai Naina atau Adel, Sean masih cukup waras dengan melepaskan Adel. Perjuangan Rey tidak sia-sia walaupun ia hampir saja ditonjok Sean. Ia jadi teringat kejadian di Jerman waktu itu. Rupanya ia tidak berpura-pura. Laki-laki itu sungguh sedang jatuh cinta.
"Aku yakin kamu tidak akan menyesal memilih Naina." Namun, sebuah ketukan menghentikan pembicaraan keduanya. Pintu itu kemudian terbuka, ada seseorang yang muncul di baliknya. Senyum keduanya menghilang seketika. Pembicaraan santai ini terhenti karena datang seseorang yang tak mereka inginkan. "Halo, Del!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye, Mr. Parker
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tetapi dijebak. Dan Naina memilih menjebak Sean Parker untuk menjadi jodohnya.