Kekuranganmu adalah kekuranganku

6.9K 326 22
                                    

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*
*

*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Mas, ke pesantren yuk," ajak Khanza tiba-tiba.

Gus Zhafi mengerutkan keningnya, melihat istrinya yang begitu antusias.

"Kok tiba-tiba?"

"Memangnya gak boleh?"

"Bukannya gak boleh, tapi kenapa tiba-tiba ngajak ke pesantren?"

"Mau aja. Boleh ya Mas. Ya, ya, ya." bujuk Khanza sambil mengerjapkan mata.

Gus Zhafi tersenyum melihat wajah istrinya yang begitu lucu di matanya. Bagaimana ia tidak mau mengijinkan, jika istrinya sudah merayunya seperti ini.

"Boleh. Kapan?"

Khanza tersenyum kegirangan tatkala mendapat izin dari suaminya, "Sekarang, boleh?"

Gus Zhafi melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya. "Kalau sekarang, anak-anak masih belum keluar dari kelas. Memangnya kamu mau menemui siapa?"

"Niatnya sih cuma mau ngumpul sama Fatim dan lainnya, tapi kalau mereka masih ada kelas, aku jalan-jalan sama kamu boleh?"

Gus Zhafi tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, "Boleh."

Khanza tersenyum lebar seraya menyandarkan kepalanya kembali pada bahu gus Zhafi.

"Makasih ya Mas, kamu selalu nurutin kemauan aku," ujar Khanza seraya mengusap lengan suaminya.

"Selama apa yang kamu minta itu bukan hal yang buruk, aku akan usahain."

Khanza terharu mendengar jawaban suaminya. Ia merasa begitu beruntung mendapati suami seperti gus Zhafi. Dia perhatian dan selalu mengerti keadaannya. Dan hanya dengan suaminya, ia bisa bebas melakukan apa-apa.

"Mas, kamu gak kesel, aku selalu ngerepotin kamu?"

"Justru aku gak suka jika kamu melakukan semua hal sendiri, dan seakan-akan kamu tidak butuh sama aku," balas Gus Zhafi.

"Bukannya bagus, kalau aku bisa ngelakuin semua hal sendiri? Kan gak ngerepotin kamu,"

"Kalau kamu melakukan semua hal sendiri, seakan-akan kamu sudah tidak membutuhkan aku sebagai suimimu," ucap Gus Zhafi.

Khanza menggeleng, "Bukan begitu, cuman kan nanti aku bisa nurunin beban kamu,"

"Kamu itu bukan beban. Kamu itu adalah titipan terindah yang harus aku jaga dan pertahankan," ucap Gus Zhafi seraya menatap istrinya dengan  penuh sayang.

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang