ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ
Happy Reading
*
*
****
Sedari tadi pagi. Ning Rara terus membereskan rumahnya yang sedikit berantakan. Ning Rara adalah tipe orang yang sangat menjaga kesehatan, sehingga ketika ada yang berantakan sedikit pun, ia langsung membereskannya.
Setelah membereskan semua yang ada di dalam rumah ini, terakhir, Ning Rara membereskan kamarnya dan juga sang suami. Sengaja kamarnya dibereskan paling akhir, karena Ning Rara begitu teliti jika sudah membereskan kamarnya sendiri.
Ning Rara kini masih membersihkan nakas, ia mengelapnya dengan kemoceng. Semua tidak ada yang tertinggalkan, bahkan ke dalam laci sekaligus.
Dibukanya satu persatu laci itu untuk dibersihkan. Di satu laci, terdapat sebuah buku-buku yang tertumpuk di sana. Ning Rara mengeluarkannya terlebih dahulu agar lebih mudah untuk membersihkannya.
Bugh!
"Astaufituallahaladzim," Ning Rara berjongkok guna memungut buku yang jatuh dari pegangannya.
Netra Ning Rara tak sengaja melihat ke arah kertas yang keluar dari buku yang sedang jatuh itu. Ning Rara mengambil buku itu terlebih dahulu untuk dikembalikan ke tempat semula.
Setelah menaruh buku-buku itu kembali ke dalam laci. Ning Rara kembali berjongkok untuk mengambil secarik kertas yang ada di hadapannya saat ini.
Ning Rara kembali bangkit seraya mengayunkan langkahnya menuju ranjang. Karena, merasa penasaran, Ning Rara membuka kertas itu yang masih terlipat dengan rapi.
"Kelihatannya, kertas ini masih baru," gumam Ning Rara seraya kembali membuka lembaran kertas yang ada di tangannya.
- Selasa 6 februari 2024 -
Di mulai dari perjodohan konyol itu, hidupku hancur, karena tidak bisa menikahi perempuan yang sangat aku cintai.
Zhafi... Kamu telah merusak kehidupanku, dengan cara menolak perjodohan itu, sehingga aku yang menjadi sasarannya. Padahal kamu tau, bahwasanya pada waktu itu aku sudah mempunyai wanita pilihanku sendiri. Tapi, dengan tegasnya kamu menolak perjodohan itu tanpa memikirkan bagaimana nasibku.
Sudah beberapa tahun ini aku menjalankan pernikahan atas perjodohan yang sangat tidak diinginkan itu. Dan sudah beberapa tahun aku menjalani hidup dengan wanita yang tidak pernah aku cintai. Aku selalu berusaha untuk mencintainya, tapi sialnya, bayang-bayang wanita yang aku cintai selalu menghantui pikiranku, sehingga sampai saat ini aku belum bisa membagi cinta itu untuk istriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️IDE ITU SANGAT MAHAL!⚠️ ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!⚠️ "Nak, apakah engkau bersedia jika Abi menikahkanmu dengan putra kami ini?" ujar Kiai Fatih serius sambil menatap Khanza sekilas. DEGH! 'Ya Allah apakah ini episode sel...