Kamu merawatku Mas?

7.1K 354 50
                                    

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*
*

*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Khanza..."

Gus Afif kini tengah berdiri di balkon kamar seraya menatap langit sore. Setelah pulang dari kediaman orang tuanya kemarin, pikiran Gus Afif terus bergelut dengan percakapannya dengan sang adik.

"Khanza..." lirihnya.

"Siapa sebenarnya istri Zhafi itu?" gumam Gus Afif.

"Kalau memang benar istri Zhafi  adalah wanita itu, aku tidak akan pernah rela," gumamnya dengan tangan yang terkepal.

"Akhh, kenapa pikiran aku begitu tidak tenang," Gus Afif mengacak rambutnya frustasi.

Ia beranjak dari tempat duduknya, dan langsung masuk ke dalam kamar.

"Mas, aku sudah siapkan makan untuk kamu," ujar Ning Rara yang merupakan istri dari Gus Afif.

"Aku tidak lapar," sahut Gus Afif dengan dingin.

Ning Rara menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia memang sudah terbiasa dengan sikap suaminya yang selalu dingin dan tidak pernah menghargainya.

"Mas, aku sudah capek-capek masak buat kamu, setidaknya kamu makanlah walaupun sedikit," protes Ning Rara.

"Gak ada yang nyuruh kamu masak."

Ning Rara sudah tidak habis pikir lagi dengan sikap suaminya ini. Semakin hari bukannya tambah romantis, malah tambah dingin dan ketus.

"Bisa gak sih Mas, kamu hargai aku sebagai istri? Aku capek diginiin terus sama kamu!" Ungkap Ning Rara dengan sedikit meninggikan suaranya.

Gus Afif yang notabenya tidak suka dibentak, langsung menolehkan pandangannya kepada Ning Rara.

"Terus mau kamu apa hah!" Gus Afif mengatakannya dengan tatapan tajam.

Ning Rara tersenyum miring. Lagi dan lagi, ia mendapat bentakan dari suaminya. Apa tidak sakit? Tentu saja sakit. Tapi Ning Rara tidak mau terlihat begitu lemah di hadapan suaminya.

"Hargai aku Mas. Aku ini istri kamu. Jangan perlakulan aku seperti sampah!" Tekan Ning Rara.

Gus Afif diam seribu bahasa. Ia tetap mendengarkan tanpa menjawab sepatah kata pun.

"Sebenarnya, apa yang membuat kamu begitu membenciku Mas?"

"Gak ada yang membencimu."

Ning Rara mengangkat alisnya sebelah. "Terus, kalau kamu gak benci sama aku, kenapa sikap kamu selama ini seolah-olah kamu sangat membenciku Mas!"

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang