Bab34

883 20 1
                                    

Setelah mendengar kenyataan ini,ayyanah hanya bisa menangis di dalam baringnya, matanya yng sembab, ia menangis dari beberapa menit yang lalu,

Ayyana terus mengelus perutnya,ia belum bisa menerima kenyataan ini kalau anaknya telah pulang kepada pemiliknya,

"Ayy,," dr.alea yang berusaha menenangkan ayyana,ia terus mengelus pundaknya ayyana
" Sabar yah, aku udah kabarin suami kamu, mungkin sebentar lagi bakal Dateng"

Ayyana menggeleng kuat,ia takut Fauzan marah dan kecewa "Lea, aku takut, aku takut mas fauzan kecewa terus marah aku ga mau" ayyana menggeleng terus menerus ia menggenggam lengan alea,

"Hust...Ayy..nggak Fauzan ga akan marah,kamu tenang ya"

"Aku takut,hiksss...hikss...aku takut Lea tolong aku, aku takut mas Fauzan kecewa hiks..hiks..anak aku pergi Lea" ayyna terus menangis ia memberontak untuk berusaha bangkit dari baringnya,

Tangis histeris membuat dr.alea merasa iba, ia segera menyuntik kan Cairan pada punggung tangan ayyana,
Baru setelah itu ayyana membuang nafas nya kasar dan mulai tak sadarkan diri.

Dr.alea menghapus air mata ayyana, ia mengelus bahu spupunya itu,
"Kasian kamu ayy,,, menjadi seorang ibu adalah impian semua wanita,smoga Allah SWT segera menggantikan yang telah hilang" dr.alea segera menyelimuti tubuh ayyana kemudian beranjak dari sana.

Setelah beberapa puluh menit, Fauzan dan umi Laila telah tiba di rumah sakit ia segera menuju ruangan dimana ayyana di rawat,

Fauzan melangkah begitu bergemetar, ia menelusuri koridor itu berulangkali menghapus air matanya,sesak dan perih menyelimuti perasaannya saat ini,

Ceklekk
Fauzan masuk keruangan ayyana, ia terdiam sejenak di ambang pintu melihat ke arah ayyana yang kondisinya menyayat hati Fauzan,

"Zan..ayok masuk nak" kat umi Laila mengelus pundak Fauzan, bohong kalau umi Laila gak sedih,

Fauzan melangkah dengan lambat, sluruh urat kakinya lemas seakan tidak berdaya, ia duduk menggenggam tangan ayyana dan menciumnya begitu erat,

"Hiks...hiks... astaghfirullah" Fauzan tak tahan menahan Isak tangisnya, ini benar-benar buat Fauzan sakit, Fauzan mengelus pucuk kepala ayyana

"Sadar sayang,,,,kita harus ikhlas," lirih Fauzan,berulangkali air mata Fauzan membasahi tangan ayyana,

"Zan.... istighfar nak, jangan terlalu di tangisin, kamu harus ingat semua ini titipan, Allah akan mengambil kembali apa yang ia inginkan" umi Laila merangkul putra bungsunya itu, hatinya semangkin sakit ketika melihat putranya menangis terpukul.

"Ma..a..as" lirih ayyana dengansuara yang lemas,

"Ayy... Alhamdulillah kamu udah Sadar Ayy" cupp...

Fauzan begitu senang melihat ayyana yng udah sdar, ia tersenyum manis menatap dalam nanar ayyana,

Mata ayyana kembali memanas,ia nangis
" Mas...maafin ayyana, ayyana tau salah"

"Hust...sayang,,nggk kamu ga salah,ini smua kehendak Allah berhenti nyalahin diri sendiri,
Fauzan berusaha menenangkan ayyana ia mengelus lembut punggung tangan ayyana,

Namun ayyana terus menggeleng ISK tangisnya semangkin kuat
"Nggk..ini smua salah ayyana,ayyana udah bohong sama kmu,ayyana salah mas,hukum ayyana mas..hukum hikss..hikss.."

Fauzan segera memeluk tubuh ayyan yng terbaing, ia mengecup kepala istrinya tangannya memeluk ayyana sedikit mengangkat tubuh ayyana, ia elus lembut punggung istrinya

"Cukup..jngan Kaya gini Ayy....kamu harus ikhlas, saya ga akan nyakitin kamu, perbanyak istighfar Ayy"

Fauzan pun sama menangisinya, air mata Fauzan membasahi hijab ayyana,begitu pula ayyana,ia membalas pelukan Fauzan air mata ayyana membasahi jubah berwarna hijau muda yang di kenakan Fauzan.

......

"Kamu tenang yah Ayy..nanti aku cari bukti dari cctv nya, siapa yng udah dorong kamu" dr.alea beranjak meninggalkan ayyana dan Fauzan, ayyana terus meratapi makam anak nya itu, sementara Bu ainun terus memeluk putri tunggalnya untuk memberikan semangat dan menguatkan,

" Ayok Ayy..kita pulang, jangan terus di ratapi kmu harus ikhlas nak"

Ayyana menggeleng pelan,tatapannya terus menatap makam itu tanganya tak berhenti untuk mengelus patok kuburan anaknya,

Fauzan membantu ayyana berdiri, namun ayyana menyingkirkan tangan Fauzan dari pundaknya

"Ayy ...ayok pulang kita kirim doa untuk dedek bayi,kamu jangan gini terus" bisik Fauzan dengan suara yng begitu berat ia menahan air matanya agar tak semangkin membuat ayyana ikut tambah bersedih,

Perlahan ayyana berdiri,ia mendengarkan nasihat suaminya itu,berjalan menjauh dari sana Fauzan terus merangkul ayyan hingga masuk ke dalam mobil.

Setelah melakukan acara kirim doa,ayyana masuk kedalam kamar, ia merebahkan dirinya di atas ranjang matanya memandang kosong ke arah langit-langit kamar,

"Kenapa secapat ini ya Allah" gumam ayyana sambil mengelus lembut perutnya,

"Karena Allah punya rencana yang lebih indah sayang" sahurlt Fauzan yang tiba-tiba datang dan ikut merebahkan diri di samping ayyana,

Ayyana menoleh ke arah Fauzan ia tersenyum namu meneteskan air mata, ayyana mencoba kuat tapi itu sulit,

"Jangan nangis...kamu jelek kalau nangis" kata Fauzan sambil menghapus air mata istrinya

"Mas...ga marahkan sama ayyana?"

"Nggak....kenapa saya harus marah, itu sudah menjadi ketetapan Allah"

"Makasih ya mas..." Ayyana langsung memeluk tubuh Fauzan ia tenggelamkan wajahnya di dada bidang fauzan...kemudian ayyana kembali menangis membasahi baju Fauzan.

Cupp....
Fauzan membalas pelukan itu dan mengecup lama kening istrinya.

.......

Setelah 1 Minggu berlalu kejadian itu, hari ini ayah dan ibu ayyana berpamitan untuk pulang,

"Baik-baik disini yah sayang, inget pesan ibu"

"Jangan banyak pikiran dan slalu sabar dalam menghadapi segala ujian" kata ayyana mengulang kembali pesan Bu Ainun, ayyana dan kedua orang tuanya pun saling tersenyum,

"Kalau ayah lelah nyetir mobil, istirahat dulu yah jangan di paksain"

"Iya Ayy....nanti ayah suruh ibu kamu gantian nyetir"

"Iya ayah tenang aja, nanti ibu anter ke surga" sahut Bu Ainun dengan mata yang sinis.

"Yaudah Ayy ibu sama ayah berangkat dulu ya,"

Bu Ainun dan pak rojab pun saling bersalaman dengan besan dan juga menantunya,

"Zan, ayah titip ayyana, perhatikan slalu kondirsinya" bisik ayah rojab ketika memeluk Fauzan

"Iya ayah, Fauzan bakal slalu ngejaga ayyana".

.......







Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang