Bab24

977 21 0
                                    

Setelah melihat ayyana tampaknya telah tertidur pulas,Fauzan terbangun ia segera menuju sofa jarinya terus berkutik pada ponselnya terutama pada foto yng dikirim oleh nomor yang tak di kenal,

Matanya tak berhenti untuk terus meneliti foto itu, "siapa sebenarnya dalang dari smua ini?" Fauzan memijat mijat pangkal hidungnya,rasa pusing itu smangkin menjadi "apa ini smua perbuatan Ning sayyidah?" Pikir Fauzan,lalu ia menggeleng pelan,hati nya tak mungkin percaya pada logikanya itu.

"Sebaiknya nomor ini di lacak aja"
Fauzan menekan nomor itu lalu ia menelpon nomor tersebut dengan rasa penasaran yang begitu kuat,

Tak ada jawaban hanya ada suara operator yang menandakan bahwa nomor itu tidak dapat di hubungi,

"Ya Rabb,,rasanya emosi ini hampir memuncak" Fauzan mengelus dadanya sambil beristighfar di dalam hati,
Kembali ia telpon nomor tersebut,namun hasilnya nihil,nomor itu kembali tidak bisa di hubungin,

Fauzan mencampakan ponsel itu di ranjangnya,segera melangkah untuk mengambil wudhu,jam di dinding menunjukan pukul 01 malam,

Setelah mengambil wudhu Fauzan berniat menggelar sajadah, mata Fauzan tidak sengaja melirik tubuh ayyana,selimut yang awalnya menenggelamkan tubuh ayyana kini terhempas begitu saja,

Senyum manis tercetak begitu saja ketika melihat wajah imut ayyana saat tertidur,Fauzan segera menyelimuti tubuh ayyana kembali "eemmhhhh" ayyana sedikit tergerak saat selimut itu menyentuh tubuhnya wajahnya kini menatap ke arah Fauzan,

Tubuh Fauzan masih sedikit membungkuk,tangannya masih setia menyentuh selimut itu "maaasss" lirih ayyana, mata ayyan sedikit terbuka "sini,,,peluk" ayyan mengangkat kedua tangannya lalu dengan sigap memeluk Fauzan,

Mata Fauzan membulat terkejut,kini ia telah berada di pelukan ayyana,
"Kangen" lirih ayyana di bawah alam sadarnya,Fauzan tidak melepas pelukan itu,kedua telapak tangannya malah mengelus rambut ayyana,wajah nya ia dekatkan pada wajah ayyana,

"Kamu sangat cantik ayyana"
Cuppp Fauzan mengecup bibir mungil istrinya itu, ntah bermimpi atau tidak langsung saja bibir ayyana membentuk senyuman namun ke adaan Mata tertutup
Fauzan terkekeh menampakan gigi gingsulnya,

"Tidur nyenyak Ayy...saya mencintai kamu" ujar Fauzan mencium pucuk kepala ayyana dengan lembut dan lama seperti menghayati.

....

Pagi harinya Fauzan bersiap-siap namun tidak mengenakan seragam rapih sperti ke kampus biasanya,ia masih mengenakan baju Koko lengkap dengan sarung hitamnya,

"Mas...ga sarapan dulu?" Tanya Ayyana yang menata hidangan untuk sarapan pagi, ia sedikit heran karena Fauzan begitu terburu-buru,

"Iya Ayy,,nanti saya sarapan,kamu duluan aja bareng Abah dan umi" sahut Fauzan berlalu begitu saja tanpa mengucap salam,

Ayyana hanya menatap punggung Fauzan yng semangkin lama semangkin jauh "hemm ga mau curiga deh" ayyana menuang susu putih ke tiap gelas, ruangan itu terhenti ketika isi dalam gelas itu belum penuh "tapiiii mas Fauzan kenapa sampai se buru-buru itu sih" fikir ayyana kembali ia meletakan teko kaca itu, masih terus berfikir,

Sesampainya di kantor Fauzan segera mencari ustadz Zaki, ia meletakan kembali laptop nya diatas nakas Abah Anwar,
"Tadz,,apa ustadz Zaki sudah tiba?"

"Sudah Gus,,barusan saja beliau mengantarkan kan buku fiqih ini ke saya" sahut ustadz Annas yang sibuk membolak-balik buku itu,
Tanpa menjawab kembali,Fauzan segera bergegas menuju ruangan ustadz Zaki,

Tok..tok..tok

Ustadz Zaki segera membuka pintu itu,ia terkejut ketika melihat yng datang adalah Gus nya,

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang