Bab 4

3K 72 0
                                        

Di asrama ayyana dan kedua temannya sedang sibuk membersih kan lemari masing-masing, terlihat ayyana yang menyusun beberapa baju gamis nya supaya tertata rapih,

"Hachimmm...aduhhhh banyak banget debunya guyss"

"Ih Cika, jorok ih cah wedok kok koproh" ketus kekey sambil bergidik

"Huh...akhirnya selesai jugaa nih"

"Ayy....aku lupa,"

"Apaan sih key, kaya penting banget"

"Kan kemaren ustadzah Dewi nyuruh aku bersihin halaman ndalem,,aduh piye ikii ayy..udah jam tengah 10 lagi"

kekey terus menggaruk keningnya,ia melihat kearah jendela terlihat cuaca di luar sangat panas, masih pagi namun sepertinya hari akan terlihat cerah

"Ayok ayy.."
Kekey menarik pergelangan ayyana

"Dihh...ogah banget,suruh aja yng lain"

"Kamu nih ya,dimana-mana tuh ya santriwati pasti berebut kalau tugas ndalem kok kamu malah Ndak mau"

"Panas key..aku disini aja mau tidur" ayyana mulai mendudukkan dirinya di pinggir ranjang

"Eitsss....gak,gak kamu harus ikut Ayuk"
Kekey menarik paksa ayyana,mau tida mau ayyana berjalan mengikuti langkah kekey dengan terpaksa,

Dengan mengenakan sarung dan kemejanya serta hijab simpel nya di Sergai dengan sapu lidi di tangannya tidak membuat ayyana terlihat jelek sama sekali,

Santri salafiah memang terbiasa dengan mengenakan sarung,baik santri Banin atau Banat pasti memiliki jumblah sarung yang tak sedikit,

"Ayy...di sapu dong, kamu malah berdiri disitu"

"Ga mau ah capek"
Jawab ayyana,matanya terus melirik ke atas pohon tersebut, benar sekali buah mangga yang berhasil membuat matanya berbinar,ayyana melempar sapu lidi itu sembarangan tujuan untuk memanjat pohon tersebut,

Brukhh...

"Astaghfirullah!"
Suara seorang lelaki membuat ayyana dan kekey sama-sama melirik ke sumber suara

"Ehhh Gus Fauzan,ngapunten Gus"
ucap kekey yang berjalan sambil menunduk untuk mengambil sapu yang terjatuh mengenai kaki Fauzan itu,

"Kamu yang lempar sapu ini?"

"B..Bu..bukan Gus,,ayyana yng lempar Gus" tunjuk kekey dengan jempolnya

Mata Fauzan kembali menatap kearah ayyana sambil menggeleng-gelengkan kepala

"Jika sapu itu mengenai kaki saya hingga terluka, sampean mau tanggung jawab?" Tanya Fauzan,

Ayyana hanya menggeleng tanpa merasa bersalah,
"Mangkanya Gus kalau jalan juga lihat-lihat masa ga nampak ada sapu terbang"

"Husttt!!" Bisik kekey yng menyentuh lengan ayyana sambil melotot ke arah ayyana,

"Apaasih key"

"Yang sopan Ayy...beliau bukan setara dengan kita"
Geram kekey menahan malu

"Jawaban yng susah di mengerti,masuk!! Umi mencari kamu" ujar Fauzan kemudian kembali melangkah dengan membawa kitab di dekapannya.

"Songong banget jadi suami" gumam ayyana dalam hati

"Heh malah ngelamun, sana masuk umi Laila udah nungguin kamu tuh"

.............

Fauzan mulai mengajar mata kuliah bahasa Arab, selain seorang Gus, Fauzan juga menjadi dosen di kampus universitas Islam swasta al-fatah ataus biasa di kenal UIFA, kampus itu masih milik Abah Anwar namun keberadaannya tepat berhadapan dengan pondok pesantren al-fatah cukup dengan menyebrang jalan saja sudah sampai.

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang