Bab 13

1.3K 27 0
                                    

Diatas motor ayyana dan Fauzan sama-sama membisu, hening dan sunyi serta membosankan itulah pikirannya saat ini,

Stelah meninggal kan cafe tadi Fauzan menjalan kan motor ke arah lain, ia membawa ayyana untuk makan di tempat lain, ternyata tempatnya tidak kalah mewahnya,

"Yuk.." ajak Fauzan tanpa melihat wajah ayyana, ayyana sangat merasa jengkel,

Fauzan memilih meja nomor 05, ia duduk sambil memainkan ponselnya, seperti nya kembali cuek, sioatnya sangat susah di tebak.

"Pesen apa?" Tanya ayyana, namun Fauzan masih fokus pada ponselnya

"Ck..Gus Fauzan terhormat!" Jelas ayyana, Fauzan tersontak menoleh,

"Cappuccino aja"

"Gk makan?"

"Nggak,cofi aja" sahut Fauzan tetap terpokus pada hanpone

"Atau mau ke_"

"Nggak ayyana,,nggak,kan udh saya bilang" nada Fauzan sedikit meninggi..ayyana segera diam dan menunduk.

Ayyana mencoba tak ambil hati tentang itu, ia terus menahan wajahnya untuk tetap ber ekspresi biasa, tak ingin menunjukan kesedihannya,

Slama beberapa menit sepasang suami istri itu hanya diam, Fauzan sibuk dengan ponselnya sementara ayyana terus mengaduk-aduk cofi nya.

"Maaf yah, kalau perkataan saya buat kamu sedih" kata Fauzan sambil menggenggam tangan ayyana,

"Mm..Iyah ga papa mas" sahut ayyana senyum terpaksa,

"Kamu ga perlu mikir aneh-aneh tentang Ning sayyidah, saya tidak akan kembali dengannya ayyana karena bagaimanapun saya akan setia dengan kamu" ujar Fauzan sambil mengelus lembut pipi ayyana,

Kali ini ayyana tidak bisa menyembunyikan senyum alay nya,,, terlihat sekali pipi nya berubah seperti tomat busuk.

"Insya Allah ayyana percaya mas"

"Kok insya allah? Percaya lah ayyana cinta itu akan tumbuh sendirinya"

"Iya mas, akan tumbuh dengan diiringi kebersamaan, bukan kebertigaan"

"Uhuk..uhuk...ha bertiga?"

"Iyah, ayyana, mas dan Ning sayyidah" ujar ayyana dengan ekpresi tak suka,

"Cemburuan banget"

"Nggak ah, kepedean bnget"

"Iya juga ga papa,,cemburu kan tanda cinta" umpat Fauzan sambil menyeruput cofi nya itu,

Ayyana tidak berhenti tersenyum malu,

............
Di kelas Diniyah ayyana sedang blajar kitab fiqih, di bbing oleh ustadzah jiah, bukannya mendengarkan penjelasan ustadzah nya malah asik ngobrol bertiga
Siapa lagi kalau bukan ayyan,kekey dan
Cika trio paling berisik dan ratu heboh.

"Itu yng bertiga coba maju ke depan" tunjuk ustadzah jiah,

"Ayok maju..jngn rame nya di belakang doang sini dong di depan"

Ketiga sahabat itu saling udur-uduran tak ingin salah,

"Sana cik....kan kamu yng paling besar suarany"

"Ih ga mau lah, mending ayyana Ja Sono Ayy"

"Hey...ayok maju jngn ngobrol terus"

Ketiga sahabat itu pun memberanikan diri untuk maju, posisi terdepan adalah ayyAna si paling-paling di antara mereka,

Namun kenyataan telah membuat ustadzah jia mendadak baik ketika mengetahui itu adalah ayyana (spupu Fauzan)

"Kalian berdua, kluar dari kelas saya dan catat sholawat sebanyak 7 lembar,paham?"

"Loh ustadzah kok cuma berdua,terus ayyana?" Tunjuk ayyana pada diri nya sendiri,

"Hmmm ayyana...kalau kamu ga papa kembali aja ke tempat duduk" sahut ustadzah jiah dengan tersenyum ramah,

"Loh..loh...ga bisa gitu ustadzah kan_"

"Hust....diam kamu! Atau mau di tambah hukumannya?" Ketus ustadzah jiah, mau tidak mau kedua sahabat ayyana melakukan perintah ustadzahnya dan tak berani memberontak.

Jujur ayyana sedikit heran,tapi tidak papa lumaya gak lelah, itulah fikirannya.

"Ayyana, saya mau tanya boleh?"

"Boleh kok ustadzah"

"Gus Fauzan sudah punya calon belum?"

Ayyana mengerutkan kedua alisnya, heran dengan pertanyaan ustadzah jia,

"Haduh jawab apa yah.." batinnya, ayyana nya bingung ia menggaruk-garuk lehernya yng tak gatal itu,

"Emh....ayyana...emhh kurang tau dzah, mungkin udah ustadzah, kenapa?"

Mendengar jawaban ayyana,tubuh ustadzah jiah sedikit melemas, ia membuang nafasnya secara kasar,

" Padahal saya udh nunggu dari lama" gumam ustadzah yng masih terdengar di telinga ayyana.

"Ha? Ustadzah suka sama mas,eh Gus Fauzan"

"Ha? Nggak kok, kmu salah dengar itu," raut wajah ustadzah jia begitu panik, memang ia tidak ingin bnyak yng mengetahui tentang perasaannya itu.

"Kalau ustadzah beneran suka mendingan jangan deh"

"Ha? Kenapa Ayy?" Tanya ustadzah jiah penasaran

"Ya..emmhhh takut aja ustadzah..takut Gus nya ga mau hahaha" bisik ayyana tertawa puas,

Melihat ekspresi ayyana yng begitu receh, membuat ustadzah jiah kesal..

"Udah-udah ayok kembali belajar"
..........

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang