Bab 11

1.2K 33 0
                                    

"kamu ini kok nda datang semalam?"

"Iyah umi,, Fauzan benar-benar sibuk mi sampai larut malam"

"Sibuk? Bareng ayyana?"

"Ha?" Fauzan ternganga tak paham apa yng umi Laila maksud itu,

"Bergadang larut malam nya bareng ayyana kan?" Tanya umi Laila kembali sambil tersenyum,

"A..iya..iya umi bareng ayyana"
Jawab Fauzan yang sedikit tergugup itu

"Alhamdulillah Abah,, sebentar lagi kita punya cucu dari Fauzan" sahut umi begitu bersemangat

"Uhuk...uhuk..."

"Ya Allah nak, ini minum dulu" umi menjulurkan 1 gelas air putih pada ayyana yng tersedak itu,

"Ga papa ay?"

"Iya umi ayyana gak papa" ayyana tersenyum masam, ia segera mengalihkan pandangannya ke arah Fauzan, Fauzan hanya ter tunduk sambil menikmati sarapan pagi itu, wajah ayyana sudah seperti kepiting rebus.

"Kalau di rumah kurang nyaman boleh kok ke Bali Zan" ujar umi kembali tersenyum,

Sementara Fauzan masih mengunyah nasi itu pun segera menelannya secara kasar,

"Husst...biarkan Fauzan dan ayyana yng menentukan,umi diam aja yng penting cucunya jadi" sahut Abah membuat kedua insan itu saling menatap dan membulatkan matanya,

"Aaaa ayyana malu bahas hal ini" gumamnya ayyana dalam hati.

...........

Pagi ini ayyana dan Fauzan tidak ada kegiatan keduanya sama-sama libur, begitu pula dengan mengaji kalau hari Minggu jadwalnya sambangan bagi para santri maka tidak ada jam pagi, jam mengaji kitab di mulai jam 3 sore.

Ayyana sedang duduk bertumpang dagu di atas meja kerja Fauzan,suasana sperti ini membuat ayyana sangat terasa bosan,

"Mau ikut gak?" Tiba tiba sumber suara itu membuyarkan lamunan ayyana,

"Eh gus...maksudnya mas, ikut kemana?"

"Mau atau tidak?" Tanya Fauzan dengan datar namu sedikit lembut,

"Yok.." ayyana refleks berdiri dan menggandeng lengan Fauzan tanpa rasa gerogi, Fauzan menatap sekilas saja,

"Pakai gamis,,jngan sarungan begini"

"Yaaahhh..ga ada gamisnya, baru di cuci soalnya" jawab ayyana dengan manja sperti anak kecil,

"Saya pinjem kn gamis umi yah,bentar"
Fauzan segera melangkah,namun dengan sigap ayyana menahan lengannya Fauzan

"Eitss....iya...iya..gausah, ayyana masih punya kok, tunggu sebentar yah mas ayyana ganti dulu" bergegas gadis itu menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

.........

"Mas.." panggil ayyana pada Fauzan yng hendak mengeluarkan mator kesayangannya itu,

"Hem..kenapa?"

"Kok naik motor, mendingan naik mobil"

"Ke depan sana doang naik mobil, males ayy..."

"Lah ntar orang tau dong kalau kita boncengan 1 motor"

"Gausah bawel Ayy...kan mereka tau nya kita itu spupu, udh buruan ntar kburu hujan" sahut Fauzan, mata ayyana menatap ke arah langit, padahal hari sangat cerah,

"Hujan duit ya Gus..orng ga mendung kok di bilang hujan"

"Biasain panggil mas" jawab Fauzan

Ayyana mulai menaiki motor tersebut ia terlihat gugup,ayyana tidak terbiasa menaiki motor, takut jatuh itulah yng ada di pikirannya,

"Udah?"

"Udah mas..ayok jalan" sahut Ayyana,

"Udah? Apa nya yng udah Ayy..kakinya jangan di gantung begitu"

"Gak bisa mas..ntar gamisnya kusut"

"Astaghfirullah ayyana.." Fauzan hanya bisa menggaruk jidatnya yng tak gatal itu

"Hehe..udah gini aja mas..ayyana kuat kok"

"Terserah kamu lah Ayy..pusing saya"

Ayyana dan Fauzan menaiki motor bermerek Scoopy itu terlihat sangat santai dan bahagia, ayyana menahan malu ketika melewati para santriwati yng sedang menyapu halaman ndalem itu, terlihat ustadzah jiah yng menatapnya begitu tidak suka.

"Gus...mau kluar nggeh?" Sapa pak scurity gerbang utama"

"Nggeh pak,Matur suwun" sahut Fauzan ketika pak scurity itu membuka kan pintu gerbang nya.

"Mas jangan ngebut-ngebut ya" kata ayyana ketika mulai melintas di atas jalan aspal,

"Ha...apa??"

"Mas jngan ngebut-ngebut yah ayyana takut"

"Iyah,,pegangan Ayy..ntar jatuh"

Ayyana mulai mengayunkan tangannya menyentuh pinggang Fauzan  ia sedikit ragu,

"Udah ga papa, pegangan aja" sahut Fauzan,dengan jahilnya Fauzan menaikan kecepatan motor nya, tepat pada tikungan yng lumayan tajam, dengan sigap ayyana melingkarkan tangannya pada pinggang Fauzan,

Ayyana menempelkan kpalanya di punggung Fauzan, ia sangat takut ayyana hanya bisa menutup mata dan berdzikir sepanjang jalan.

"Hati-hati mas...ayyana takut.."

"Iya..iya ini pelan kok" sahut Fauzan sambil tersenyum manis, menampakan gigi gingsulnya,

Stelah menempuh perjalanan 10 menit ayyana dan Fauzan sampai di sebuah cafe klasik yang terbuat dari bambu sluruhnya, cafe tersebut berada di sebuah danau hijau,

Ayyana berjalan mengikuti langkah fauzan,matanya tak berhenti takjub melihat indahnya bangunan tersebut,

"Gus Fauzan.." panggil seseorang,ayyana dan Fauzan sama sama menoleh ke sumber suara tersebut

"Ning sayyidah?" Sahut Fauzan dengan tersenyum simpul, sementara ayyana menatap dengan sinis ke arah Ning sayyidah itu,

"Mari Gus, Ning ayyana duduk bareng saya" tawar Ning sayyidah dengan ramah, namu tidak kpada ayyana,

Pada saat Fauzan menarik kursi untuk ia duduk, dengan cepat ayyana menarik Fauzan kembali berdiri,

"Nggak! Ayyana ga mau disini"

"Ay..ga baik begitu, hargai jamuan orang lain, apalagi beliau seorang Ning" bisik Fauzan,

"Apasih mas.. pokoknya ga mau,ayok duduk tempat lain aja,,"
Ayyana menarik paksa tangan Fauzan,sehingga membuat Fauzan kesal

"Ayyana!!" Tegur Fauzan dengan wajah serius,segera ayyana melepaskan pegangannya itu dan menundukkan kpalanya,

Hatinya sangat sedih, nada Fauzan begitu penuh penekanan, ia fikir Fauzan akan berubah untuk mencintainya, ternyata jika bertemu Ning sayyidah sipat manisnya hilang, ayyana ikut duduk di samping Fauzan.
.
.
.💔


Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang