Bab45

801 22 3
                                    

Didalam mobil ayyana mengingat sesuatu,ia segera meminta berhenti pada kang tofa,

"Kang disini aja berhentinya"

"Loh Ning,,,ini kan belum sampai rumah njenengan"

"Saya mau mampir sebentar tempat keluarga,nanti kalau mas Fauzan tanya bilang saja kami tidak tau keberadaan saya"

"Tapi Ning....gimana mungkin saya bisa bohong, sementara yang anter Ning ayyana kan saya"
Bingung kang Tofa terlihat dari raut wajahnya,

"Ini perintah Abah"

Mendengar kata Abah kang tofa tidak berani menjawab apapun,

Stelah itu ayyana pergi dari sana ia bersembunyi sebentar setelah mobil itu telah jauh dari jangkauan baru ayyana menaiki mobil lain berwarna hitam,

Iya hanya pasrah pada apa yang akan terjadi, kesakitan yang mendalam sangat sulit di sembuhkan, sengemis apapun ayyana Fauzan dan umi tidak akan percaya.

......

Tak terasa sudah 2 malam ayyana pergi dari rumah Fauzan, dan sudah 2 hari pula Fauzan tidak tidur di rumah,selama dirinya kesepian ia lebih memilih tidur di komplek para ustadz, untuk mencari hiburan saja,

Stelah sholat isya ia kembali ke ndalem untuk mengambil beberapa kitab,

"Gus...." Panggil sayyidah Fauzan menoleh ntah kenapa wajah sayyidah berubah seperti ayyana,

"Ayy...ayyana" Fauzan mendekat hampir menyentuh pipi sayyidah,

"Ini sayyidah bukan ayyana Gus..."

"CK... astaghfirullah" Fauzan berdecak kesal

"Maaf..."

"Sedalam itu rindu njenengan Gus?"

"Bukan hanya rindu..tapi cinta dan sayang saya teramat dalam untuk dia"

"Lalu dimana tempat saya Gus kalau semua tentang ayyana" tanya sayyidah yang mulai cemburu,

"Meski saya dan ayyana berjauhan tapi saya tetap cinta" jawab Fauzan dengan percaya diri, sayyidah tidak terima mendengar itu semua,

"Jadi jangan bermimpi mendapatkan tempat di hati saya" peringatkan sayyidah dengan mengangkat telunjuknya,lalu Fauza meninggalkan sayyidah,

"Lihat aja Gus...saya akan singkirkan siapapun yang buat saya cemburu!" Geram sayyidah mengepal kuat tangannya,

Di dalam kamar Fauzan terduduk sebentar ia mengecek online nya ayyana di WhatsApp dan Instagram namun tidak online, Fauzan penasaran dengan kabar ayyana saat ini,

Ia berulang kali membuka kolom chat nya bersama ayyana ia baca berulang kali chattan mesra itu,

Bibir Fauzan tersenyum namun matanya meneteskan buliran,
"Saya rindu kamu sayang" lirihnya,

Tok..tok..tok..ketukan pintu membuat Fauzan segera menghapus air matanya,

"Masuk"
Katanya tanpa menoleh ke arah pintu,

"Zan...ternyata disini to" umi Laila menghampiri fauzan dan berdiri di belakang nya,

"Kenapa sedih Zan?"

"Ga papa umi,Fauzan cuma ngantuk kok"

"seorang ibu dan seorang anak itu batinyya sangat kuat,apa kamu memikirkan ayyana"
Fauzan terdiam ia berdiri dan menatap uminya,

"Fauzan ga bisa kaya gini umi,,Fauzan rindu habibati Fauzan"

"Zan..." Umi Laila merangkul Fauzan dan membawanya duduk di sofa kamar,

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang