bab 3

3.1K 90 0
                                        

Waktu tidak begitu terasa sudah hampir 1 Minggu ayyana tinggal dan blajar di pesantren Al Fatah, slama beberapa hari ayyana sudah memiliki teman dekat,tapi sama aja diantara mereka tetap ayyana yng paling susah di atur,

"Ayok ayy buruan ntar telat di omelin oppa Fauzan loh"
Omelan kekey membuat kedua temannya ternganga, siapa lagi kalau buka Cika dan ayyana

"Idih oppa?? Mirip aja nggak sama orang Korea"

"Eh Ayy yang penting beliau Ter,Ter,Ter deh pokoknya" sahut si Cika sambil tersenyum berbunga,

"Udah ayok buruan jangan lama lama, ntar di hukum kan sayang..ga bisa nikmati ketampanan nya"

Ketiga teman itu berjalan. Sambil terburu-buru seperti biasa Ayyana slalu paling belakang, ia yang baru belajar memakai sarung itu sulit untuk berjalan karena "takut melorot" itu di pikirannya

"Ayy,,buruan jalannya atuh" desak Cika yang geram melihat ayyana yang begitu santai,

"Iya..iya..bawel banget punya teman"

Dan ternyata benar, sesampai di depan kelas smua santri sudah selesai membaca doa,ketiga sahabat itu tidak ada yng brani masuk duluan ketiga nya masih membelakangi tiang koridor tepat di depan pintu kelas,

"Kan...ini semua gara-gara si ayyana,jadi telat kan"

"Ih enak aja, kamu yng salah ngapain kamu nungguin aku coba?"

"Kamu yng salah Ayy!.."

"Kamuu!"
Ayyana dan kekey terus berdebat

"Masuk!" Titah Fauzan yng melihat santri sekaligus istrinya yang terlambat, hati Fauzan sangat geram ketika melihat ketiga sahabat itu malah berdebat bukan nya memilih masuk

Kini ayyana dan temannya memberanikan diri memasuki kelas dengan kpala yng menunduk,

"Apa itu adab yng di ajarkan oleh ustadz-ustadzah mu?"

Tanya fuazan yng membuat ketiga orng itu semangkin menunduk,Dimata smua santri Fauzan di kenal tampan tapi itu bukan lah kelebihan nya, melainkan ia adalah orng yng sangat tegas dan bijak sana, meski usianya sudah 28 tahun wajahnya tetap muda, ketegasan nya lah yng sering membuat orang menjadi segan dan sedikit takut,

"Kamu! Apa itu cara mu menghargai ilmu? Membawa kitab dengan di tenteng seperti itu kamu pikir itu baik?"

Tunjuk Fauzan pada ayyana,ayyana langsung menaikan posisi kitab menjadi di dekapannya,

" Udah deh Gus,,jngn bawel izinin kami duduk yah Gus,,lihat nih sarung saya udah mau melorot ntar kalau melorot gimana? Gus ga malu lihatnya"? Jawab ayyana

Aura Fauzan semangkin memanas, menurutnya sipat ayyana benar-benar kurang didikan,tidak ada yng pernah berani menjawab ketika Fauzan sedang menegur santri,

"Untuk kekey dan Cika silah kan duduk, dan untuk mu ikut keruangan saya" tegas Fauzan membuat mata ayyana membulat

"Loh..loh..Gus ga bisa gitu dong kan yang telat bukan ayy doang" bantah ayyana yah tak ingin kalah

"Mau jalan sekarang atau di tambah hukuman mu?" Tanya Fauzan dengan tegas kemudia berjalan ke luar kelas, disusul denga ayyana yang tampak sedikit murung

........

Sampai di ruangan ayyana duduk dengan sangat santai tanpa merasa bersalah, menatap ke arah Fauzan dengan sangat sinis,

"Biasa aja natapnya,saya tau kok saya tampan"

"Dihh Gus....situ pede banget sih"

Fauzan menutup kitab yang di baca, dan kembali beralih menatap ayyana yng suda duduk di depannya,

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang