Bab44

697 20 5
                                    

🧕: yuk guys di lanjut bacanya, jangan kecewa karena kali ini part nya ga nanggung-nanggung.
.jangan lupa tinggalkan segala macem jejak👀.

........

Setelah itu Fauzan memilih duduk bersantai di dekat taman belakang,dengan lihai nya tangan jari-jari Fauzan mengetik keyboard laptop yang ada di pangkuannya,

Duduk santai dengan sarung hitam wayangnya dan kaos Putih yang pas di tubuhnya, seakan terlihat fokus padahal hatinya sedang tidak baik-baik saja,

Hatinya hancur mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, ia sebenarnya rindu dengan ayyana meski satu rumah namun tidak bersentuhan itu sangat lah Berat,

"Ya Allah, kenapa harus seperti ini, kenapa sangat sulit bahagia" keluh Fauzan memijat pangkal hidung nya,

"Ayyana ahhkkk" geram Fauzan menutup laptopnya dengan kasar, ia meluruskan kembali pandangannya ke tumbuhan yang ada di depan matanya,

Sementara ayyana perlahan melangkah mendekat ke arah Fauzan ia sangat ragu,sedih,takut menjadi satu,

Diusianya yang masih dua puluh tahun ia harus merasakan rumah tangga sepahit ini, menikah karena perjodohan di tambah di dalamnya semangkin banyak luka yang di terima,

"M..ma..mas..." Panggil ayyana dengan suara yang berat,
Fauzan menoleh ke arah samping, ia segera bangkit dari duduknya,
Hampir saja ia memeluk ayyana namun ia sadar bahwa semua sedang tidak baik-baik saja,

"Mas...ayyana mohon sama kamu, tolong maafin ayyana" lirih ayyana sambil tertunduk, ayyana tidak kuasa menatap wajah Fauzan,

Ayyana membuang wajahnya
"Maaf kata mu? Hanya suami yang bodoh yang tidak marah ketika istrinya berduaan dengan pria lain"

" Tapi itu bukan salah ayyana mas,,ayyana sama sekali ga tau tentang kejadian itu mas"

"Cukup ayyana, seeakan semua alesan kamu itu tidak pernah jujur, kamu pura-pura lupa dengan apa yang baru kamu alami" nada Fauzan masih terbilang datar, ia bicara menyampingi ayyana,

Air mata ayyana kembali menetes tubuh nya sudah mulai bergetar, kenapa Fauzan tidak mengahadap padanya apakah segitu bencinya terhadap ayyana,gitu lah fikirnya,

" Kamu sengaja tidak percaya supaya kamu bisa menikmati kebahagiaan kamu dengan sayyidaah? Iya mas??" Kata ayyana mulai menatap tubuh Fauzan,

Fauzan mengerutkan alisnya iya mendekat ayyana dan menatap nya begitu dalam,

"Bahagia bersama sayyidah kata mu Ayy? Saya tidak sejahat dan semurahan kamu" tegas Fauzan mengeraskan rahangnya,

Sejujurnya Fauzan berat mengatakan hal itu tepi, karena ia tidak terima di tuduh seperti itu,

"M..mas...kamu bilang ayyana murahan? Kamu bilang ayyana jahat?" Isak tangis mulai terdengar di telinga Fauzan,

"Terus cuma sayyidah yang kamu anggap baik,iya mas cum sayyidah yang sempurna iya mas? Cuma sayyidah yang saat ini ada di hati kamu, jaw_"

"Iya....cumaa sayyidah yang terbaik untuk anak saya" sahut umi Laila yang baru saja tiba dengan Abah menyusul di belakangnya,

Mata ayyana membulat, hatinya semangkin denyut,

"Umi...kenapa umi bel_"

"Saya hanya membela yang baik ayyana! Lihat ini" umi Laila menunjukan foto dengan wajah persis ayyana tidak memakai hijab dan foto berdua di Bali selimut dengan pria yang sengaja di blur wajahnya,

"Haaah astaghfirullah" lirih ayyana dengan suara berat ia membungkam mulutnya dan menggeleng kecil tanda tak percaya dengan apa yang dia lihat,

"Kamu puas ayyana? Memalukan kluarga besan pesantren al-fatah?"

Habibati Gus FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang