Jian kembali ke kontrakannya dengan perasaan bahagia yang tak bisa ia sembunyikan. Nindy, gadis itu sangat berharga baginya. Namun di saat itu pula, ia harus melepaskannya.
Jian sampai di kontrakannya dan dikejutkan dengan ramainya ruang tamu di lantai bawah. Ia mengamati semua penghuni kontrakan yang duduk di sana. Di meja ada kue tart dengan bertuliskan namanya.
"Lo darimana aja bro, baru balik jam segini." Jery menarik Jian agar duduk di sofa. Kemudian ia menyalakan lilin di kue tart. "Kita nggak bisa kayak yang surprise gitu. Jadi tiup lilin cukup ya?"
Jian terkekeh. Kemudian mereka semua menyanyikan lagu ulang tahun untuk penghuni paling muda, adik mereka di kontrakan ini. Jian menatap satu persatu abang-abangnya itu. Jery, Jendra, Yovan, dan Rean. Jian meniup lilin itu dan dihadiahi tepuk tangan oleh mereka. "Makasih ya, Bang."
"Ayooo makan, nih ditraktir sultan kita nih, si Yovan." Jerry menunjuk beberapa kotak makan yang ada di meja.
"Gue yang ulang tahun kok gue yang ditraktir?" Jian bertanya dengan nada jenaka.
"Harusnya lo sekalian minta mobil aja ke dia mah, Ji. Ada dua sultan loh di sini." Jendra mengode Jerry dan Yovan yang memang paling kaya di antara mereka.
Rean menimpali candaan Jendra. "Jadi kita bertiga mah rakyat jelata ya, Jen. Traktir Villie bisa kali." Rean menyebut salah satu bar terkenal di sekitar kota ini.
Jerry yang notabene paling tegas di antara mereka, menolak. "Jangan ke bar deh, kalo lo mau mabok gue punya. Ngeri dunia malam teh, jangan coba-coba."
Semua terbahak mendengar perkataan Jerry. "Ya udah sok keluarin stock lo." Si empunya ide pergi ke dapur mengambil stok yang ia maksud.
"Lo nggak ada ngerayain sama Sharon atau Om Yohan?"
Jian menggeleng, ia baru ia sedari tadi tak membuka ponselnya. Ia agak terkejut mendapat banyak notifikasi pesan dan panggilan dari Sharon. Ia baca satu persatu pesan dari gadis itu
Kak Jian
Kamu dimana?
Nginep di rumah yuk? Ayah bilang mau ajak makan-makan ngerayain ultah kamu
Masih sibuk kuliah ya? Atau ngerayain sama anak kontrakan? Ya udah aku bilang ayah besok aja ya?
Kak Jian selamat ulang tahun, meskipun masih besok hehe. Aku harap besok tepat di ultah kak Jian, kita bisa ngerayainnya ya
Jian mengetikkan balasan pada gadis itu. Maaf ya, Sha. Iya nih diajakin makan-makan sama mereka. Nanti malam kalo nggak kemaleman, aku samperin ke rumah sebentar.
Jian baru ingat ini masih tanggal 4. "Kenapa nih kok hari ini banget ngerayainnya? Masih besok padahal ultah gue."
"Besok ada yang nggak bisa nih, praktek malem dia." Jerry yang menjawab sambil meletakkan botol wine dan membukanya. Tak lupa ia letakkan es batu yang diambilnya dari kulkas.
"Wih mantep nih hayu minum." Yovan berinisiatif menuangkan pada gelas berjumlah 5.
Mereka semua menggambil gelas itu dan menyodorkannya di tengah. "Cheers!"
"Udah kayak di drama-drama." Celetukan Yovan membuat mereka semua tertawa.
Jian masih tersenyum. Ia terharu. "Makasih ya. Gue sayang kalian deh."
Huekkk. Suara yang dibuat-buat Jendra itu membuat Jian tertawa. "Jangan sayang-sayangan deh, Ji. Gue masih suka cewek." Ujarnya yang kemudian ditoyor oleh Jerry.
"Gue kayaknya nggak bisa lama, mau ke Om Yohan abis ini."
"Mau ke Om Yohan apa anaknya nih. Ihirrr Jian mau apel nih." Goda Yovan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck on You
Fanfiction"Lo pasti udah pernah denger ini, balikan sama mantan tuh ibarat lo baca buku yang sama. Endingnya tetep sama. Nggak ada yang berubah sama alurnya." "Tapi gue nggak akan tau kalo nggak ngebuktiin sendiri." "Dengan balikan sama mantan lo? Kenapa sih...