Untold (yet)

73 18 0
                                    

"Kenapa lo ngajak gue ke sini?"

Mereka berdua duduk di tepi danau. Jian dan Nindy. "Nggak apa-apa, lagian di sini bisa liat sunset. Jadi sekalian aja."

Nindy nggak ngerti tapi karena suasana di sini menenangkan jadi dia nggak akan protes. "Ngomong-ngomong, lo keren banget tadi. Gue dan kayaknya semua yang di lapangan bola tadi nggak kedip selama lo ngedance."

Jian ketawa. "Bisa aja lo. But thanks anyway."

"Beneran, lo outfit simple gitu bahkan keliatan makin keren." Nindy nunjuk sekilas kaos hitam yang dipakai Jian.

"Kenapa? Gue cakep ya?"

Nindy muter bola matanya. "Lo udah pernah denger itu dari orang-orang kali."

"Gue gugup banget tadi. Karena ada lo." Jian menghadap ke arah Nindy. "Gue pengen lo ngeliat versi terbaik gue, Nin."

If I believe in love
And you believe in love
Then we can be in love somehow
If you want the best for us
Like I want the best for us
Then we gotta learn to trust right now

Jian menyanyikan lagi sepenggal lagu yang menjadi backsound dance dia tadi. "Gue menghayati bagian itu, kayak gue pengen nyampein makna itu ke lo. Entah sampe atau nggak."

Nindy diam, lebih tepatnya dia mencerna apa yang dia dengar. "Lo se-sweet ini ya, Ji?"

"Hm?" Jian mengerutkan keningnya bingung.

"The way you care to someone, bener-bener bikin orang nyaman."

Jian kali ini mengangkat alisnya lalu tersenyum. "Especially only for you. Gue bahkan nggak sadar hehe."

Nindy memutar badannya hingga berhadapan dengan Jian. "Apapun itu, you did good today, lo berhasil bikin gue terkesan, dan pokoknya lo keren banget." Katanya sambil tertawa dan mengacak rambut Jian lalu ngerapiinnya lagi.

Jian berkaca-kaca. "How could I deserve this?"

Nindy tertegun. "Mau cerita?"

Jian menggeleng. "Next time, but you make me feel loved banget, even you don't love me."

"Who says I don't love you? Gue suka sama lo, kok."

"Tapi lo belum cinta sama gue, kan?"

Nindy meringis. "I will hehe."

Jian mengerutkan wajahnya dan mengerucutkan bibirnya. "Nope, jangan terbebani."

Nindy ketawa lagi. "Kenapa lo lucu banget sih?"

"Dibilangin gue gini cuma di depan lo."

Nindy mengedipkan sebelah matanya. "Gue special pake telor dua karet dua nih ya?"

"More than all the precious things in the world. Lo yang paling precious buat gue."

Nindy berniat menjawab Jian. "Your fam?"

Seketika dia menyesal menjawab begitu ketika melihat perubahan mimik wajah Jian. "Sorry, gue kayanya salah ngomong."

Jian yang sadar kalo reaksi dia terlalu jelas kemudian mencoba tersenyum. "Bukan salah lo, I will tell you someday." Lalu Jian menangkup kepala Nindy dan menolehkan kepala cewek itu ke arah kirinya. Ke arah matahari terbenam. "Look how beautiful it is, with the beautiful girl beside me. How happy I am."

Nindy memeluk Jian dari samping, yang kemudian dibalas cowok itu. Sore itu, mereka menghabiskan senja yang membuat mereka semakin merasa jatuh satu sama lain. He falls first, and she will fall deeper(?)

Stuck on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang