Villa Irene
Irene mendengar pintu terbuka dan bergegas menuju pintu utama. Dia melihat Lisa membawa tas besar memasuki rumah dan bertanya.
"Apa itu?"
"Ini semua milikmu. Aku membawanya dari rumah orang tuaku. Aku membaca di buku diary Jennie bahwa kamu perlu membuat sesuatu untuk ditunjukkan kepada CEO perusahaan produksi, jadi aku pergi dan membawakan mu bahan-bahan vintage yang dulu dimiliki ibuku. Aku tidak tahu bagaimana kamu akan mendesain nya, tapi ku pikir kamu bisa membuat sesuatu dari ini semua." kata Ruby Jane dan membuka tas sambil mengeluarkan kain-kain.
"Wahhh Ini bahan yang sangat bagus. Beberapa dari bahan ini sudah tidak ada lagi di pasaran. Ruby Jane, ini bagus sekali. Terima kasih banyak." Kata Irene memeluknya.
"Aku akan membiarkan kalian berdua berbincang. Ruby Jane, jangan melakukan hal impulsif selama aku pergi." kata Lisa.
"Iya iya. Jangan khawatir, aku tidak akan kemana-mana lagi. Aku akan membantu Irene Unnie untuk mempersiapkan meeting nya." kata Ruby Jane.
"Baiklah, aku akan kembali ke kantor. Hubungi aku jika ada apa-apa. Irene, good luck."
"Thanks Lis, bye." Lisa keluar dari villa meninggalkan kedua wanita itu berduaan.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan dengan semua bahan ini?" Ruby Jane bertanya sambil menunjuk setumpuk kain.
"Bantu aku membawa semua ini ke ruangan ku. Kita resmi memulai kolaborasi kita. Apa keahlian mu?" Irene bertanya sambil memegang tas itu, lalu membawa nya ke ruang kerja nya.
"Merayu Lalisa. Itu keahlian ku. Kurasa aku mungkin bisa segera tidur dengan nya." kata Ruby Jane dan Irene menggelengkan kepalanya.
"Bukan itu. Maksudku, bakatmu? Aku tahu, Nini pandai dalam penelitian, Jane pandai bertarung dan menyusun strategi, dan Jennie pandai membaca situasi dan melakukan hal-hal lain, jadi apa keahlianmu, Ruby Jane?" Irene bertanya dan duduk di meja jahitnya.
"Oh, itu. Aku pandai dalam bidang marketing. Aku ingat dulu, aku suka membaca buku-buku tentang marketing, bahkan aku membantu orang tuaku untuk membuat rencana bisnis dan juga berinvestasi dalam pemasaran saham secara online." kata Ruby Jane.
"Jadi, orang tuamu tahu tentang fakta bahwa kamu mengidap DID?" Irene bertanya.
"Ya, benar. Itu sebabnya mereka berusaha keras melindungi kita dari Lorca. Oke, katakan padaku, apa yang perlu aku bantu?"
"Jadilah modelku untuk saat ini. Aku sudah membuat pakaianku sebelumnya berdasarkan ukuran mu jadi aku akan terus melakukan nya untuk saat ini karena waktu kita kurang dari tiga jam lagi." kata Irene sambil mengeluarkan peniti dan gunting jahitnya.
"Pegang sisi ini menghadap ke atas, aku ingin memotongnya dan menempelkan nya pada bahan ini." kata Irene dan mereka mulai mengerjakan desainnya. Irene akan melakukan pertemuan dengan CEO perusahaan produksi.
Dua jam kemudian, Irene berhasil memadukan bahan vintage tersebut dengan bahan sebelum nya yang ingin ia gunakan dan keluar dengan kemeja dan celana kamuflase. Cetakannya dibuat dengan indah dan cocok untuk wanita karier modern.
Ruby Jane bertepuk tangan dan menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Wah, ini indah sekali. Unnie, kamu benar- benar berbakat."
"Cepat ganti pakaian mu dengan pakaian yang rapi dan ayo pergi. Kamu bisa mengambil baju ganti dari lemariku. Aku akan menyetrika ini dan bersiap-siap."
"Oke."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO - JENLISA [GxG]
FanfictionIni adalah kisah romantis tentang dua wanita. Satu dikhianati oleh cinta dan satu lagi tidak dapat mengingat masa lalunya dan memiliki DID yang juga dikenal sebagai Split Personality Disorder. "Kamu milikku, Lisa Manoban. Kamu tidak boleh bersama wa...