AUTHOR POV
Irene masuk ke dalam rumahnya dan langsung melihat ke arah pintu. Dia berlari ke jendela yang terbuka dan segera menutupnya dengan perasaan cemas. Dia kembali ke ruang tamu dan mondar-mandir sampai bel pintu berbunyi. Dia melihat ke pintu dan ponselnya berdering. Dia melihat ponselnya dan melihat pesan dari Seulgi.
Irene segera menuju pintu dan membukanya. Saat Seulgi masuk kedalam, Irene melompat ke arahnya sambil memeluk Seulgi erat. Seulgi menangkap tubuh Irene dan mengedipkan matanya bingung sebelum dia mendengar Irene berbicara "aku sangat takut."
Seulgi tersenyum dan melepaskan pelukan Irene sambil berkata "tidak perlu takut, ada aku disini." Irene menyadari Seulgi masih memegangi pinggangnya dan tersipu sebelum melangkah mundur namun sayangnya dia tersandung. Seulgi reflek mengeratkan cengkraman nya pada Irene agar tidak terjatuh. Irene yang diperlakukan seperti itu membuang muka dengan wajah memerah.
Mereka berjalan ke ruang tamu dan Irene menunjuk sofa sambil berkata "kamu bisa duduk dimanapun kamu suka. Aku akan membuatkan mu minuman." Irene berbalik untuk pergi namun Seulgi berkata, "air mineral saja." Irene mengangguk dan pergi mengambil air.
Seulgi melihat sekeliling ruang tamu dan melihat sekotak wine diatas meja. Dia mendekat lalu mengambilnya dan membaca mereknya. Sementara Irene kembali dengan segelas air dan melihat Seulgi memegang wine. Seulgi menunjukkan wine itu dan bertanya "kamu merasa takut tapi masih sempat untuk membeli wine?"
Irene meletakkan gelas diatas meja dan mengambil kotak itu dari Seulgi lalu menjawab "aku membeli wine saat perjalanan pulang. Aku rasa dari situlah dia mengikutiku." Irene meletakkan kotak itu di sebelahnya saat dia duduk di seberang Seulgi.
Seulgi tersenyum dan menatap sofa sambil berkata "ini pertama kalinya aku berada di dalam rumahmu sejak satu tahun yang lalu kan? Sejak pesta pindah rumah?"
"Yaa. Tak terasa sudah satu tahun." Kata Irene sambil menyatukan kedua tangannya. Suatu tindakan yang dia lakukan saat dia merasa gugup. "Apa kamu sibuk? Aku mendengar suara bising saat menelpon mu tadi." Tanya Irene.
"Aku bersama teman-temanku. Kami mengadakan pesta penyambutan untuk salah satu rekan kami yang kembali setelah mengalami cedera." Jawab Seulgi.
"Aku minta maaf karena memanggilmu seperti ini. Aku sangat takut dan tidak tahu harus menelepon siapa. Lisa tidak ada, jadi aku menelpon mu." Ucap Irene sambil melihat sekitar kecuali wajah Seulgi.
"Aku senang kamu menelpon ku terlebih dulu. Mulai sekarang, pastikan aku menjadi orang pertama yang kamu telpon jika terjadi sesuatu." Ucap Seulgi dan menatap Irene yang juga sedang menatapnya. Seulgi menahan pandangan nya selama beberapa detik namun Irene segera membuang muka dengan wajah memerah. Detak jantung nya sangat cepat saat ini dan dia takut Seulgi mungkin bisa mendengarnya jadi dia membuang muka.
Seulgi masih menatapnya lalu berkata "aku akan dengan senang hati menerima panggilan mu bahkan jika kamu menelpon ku tanpa alasan apapun."
"Hah?" Irene melihat Seulgi tersipu dan wajahnya memerah.
"Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya kamu menelponku. Aku lah yang selalu menelpon mu. Itu sangat tidak adil Irene." Kata Seulgi. Irene tersipu malu dan menundukkan kepalanya sambil meminta maaf "maafkan aku."
"Kamu bisa menelponku mulai sekarang, dengan atau tanpa alasan." Seulgi menatap Irene yang terus berusaha untuk tidak menatapnya. Irene terus menunduk membuat Seulgi bertanya-tanya apakah dia jelek untuk dilihat.
Seulgi berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke Irene. Irene mendongak dan reflek menjatuhkan dirinya ke sofa saat mata nya menatap wajah Seulgi yang begitu dekat. "Akhirnya kamu melihat ke arahku. Kupikir aku sangat jelek hingga kamu tidak mau melihatku. Itu sebabnya kamu terus menunduk." Kata Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO - JENLISA [GxG]
FanficIni adalah kisah romantis tentang dua wanita. Satu dikhianati oleh cinta dan satu lagi tidak dapat mengingat masa lalunya dan memiliki DID yang juga dikenal sebagai Split Personality Disorder. "Kamu milikku, Lisa Manoban. Kamu tidak boleh bersama wa...