Masalah

15 5 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
-

Pagi hari, sang surya memancarkan cahayanya dari ufuk timur. Seorang gadis telah selesai dengan persiapannya untuk menuju sekolah. Ia melangkahkan kaki nya untuk menuju ke rumah ibu. Karena setiap hari, dirinya diantar jemput oleh sang ibu.

Saat gadis itu sedang bermain ponsel sambil sarapan, ibu nya tiba tiba berkata. "Mba, ibu pinjem perhiasan mu dulu buat bayar hutang, boleh ya?"

Sejenak gadis itu diam, "Ga, ini kan aku beli pake uang ku sendiri,"

"Yaudah kalo ga boleh, sana suruh anter jemput bapakmu, uang saku juga-"

"Iya, iya!" Jawab Alysha dengan nada sedikit kesal.

"Ikhlas ga? Orang ibu balikin juga kok pasti." Tanya ibu memastikan.

"Hm, ikhlas."

"Yaudah muka nya gausah gitu," 

Alysha tersenyum paksa. "Nih, udah!" 

Hanifah saat ini sedang berada di pegadaian untuk menggadaikan gelang Alysha dan juga cincinnya. Sejujurnya ia juga tidak mau menyusahkan anak nya, apalagi gelang ini Alysha membeli dengan gaji pertama nya. 

Alysha bukan bekerja menggunakan fisik nya. Ia hanya sedikit meluangkan waktu nya untuk mengedit. Jadi, ia mendapat uang dari hasil editannya. Walaupun jumlah yang di dapat tidak lah terlalu banyak, tetapi cukup untuk kebutuhan Alysha, juga menabung untuk masuk universitas. 

'Maaf kan ibu mba, memang sekarang roda hidup kita lagi dibawah, hutang ibu ada di mana mana, ga bisa kasih kehidupan yang enak untuk kamu dan adik-adik' batin Hanifah dengan menggenggam gelang Alysha erat. 

Setelah selesai dengan urusan nya, ibu Alysha pergi menemui seseorang. 

"Ini bu, saya baru bisa bayar segini sisa nya akan saya usahakan." Hanifah memberi beberapa lembar uang berwarna merah kepada wanita di depan nya. 

"Udah berapa bulan ini! kamu baru kasih segini? Inget ya, ini baru jasa nya aja, hutang kamu sama saya masih kurang banyak!" 

Hanifah mengangguk paham. "Iya saya tau bu, yang namanya hutang bakal saya lunasi." 

"Ya, saya tunggu!" 

Hanifah hanya bisa pasrah dengan nasib nya. Awalnya dia hanya meminjam uang sebesar  lima ratus ribu rupiah, namun selama beberapa bulan ini Hanifah menunggak pembayaran karena membayar pendaftaran adik Alysha sekolah. Jadi, jasa yang di beri semakin banyak.

Memang sedari awal sudah ada persyaratan, bahwa jika menunggak satu minggu maka akan dikenakan biaya sebesar dua ratus ribu. Sungguh gila! 

Anak nya juga mengetahui perihal hutang nya ini. Alysha sangat marah ketika mengetahui hal ini, saat renternir itu datang menagih hutang kepada ibu nya, ia juga ikut menjawab karena tidak terima ibu nya yang dimaki-maki oleh nya.

Anak nya itu memang pendiam, namun Hanifah cukup beruntung karena anak nya yang peduli dengan nya. Walau Alysha hanya seorang gadis pendiam, namun ketika Hanifah di tindas, ia juga tidak akan tinggal diam. Dia hanya sedikit mengeluarkan perkataan nya yang pedas. 

Seperti saat renternir itu datang, Alysha mengatakan. "Huh, gaya selangit, perhiasan dimana-mana, bisa makan enak, tapi hasil riba! Mau nyoba panas api neraka ya bu? Saya bakar hidup hidup dulu mau?" 

------


S

ore hari pada hari jumat, Alysha meminta izin ibu nya untuk pergi membeli barang sebentar. Ia mencari kunci motor yang tak kunjung ketemu. Lantas, ia bertanya kepada sang ibu. 

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang