Undangan Pernikahan

16 3 0
                                    

Assalamu'alaikum, Halo, bersama aliyaakollll disini ☝🏻

Beberapa hari ini aku nggak up yaa, jadi mau langsung aku tumpahin hari ini semua ya, biar aku tidak ada hutang.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen disetiap paragraf 💌

tanpa basa basi, Happy Reading guys 💐
-
-
-
-

Malam itu, suasana di rumah baru Dara dan Rey terasa begitu hangat dan nyaman. Udara malam yang sejuk membuat segalanya terasa sempurna. Lampu-lampu di luar rumah baru mereka bersinar lembut, menambah kesan akrab bagi siapa pun yang melintasinya. Alysha dan Husain yang sangat heboh, berniat menyambut resmi kepindahan sahabat mereka. Rumah baru Dara dan Rey kebetulan berada tepat di sebelah rumah Alysha, sehingga mereka merasa seperti tetangga sekaligus keluarga.

“Mas Husain, ayo buruan! Kita ke rumah Dara dan Rey sekarang. Masa sahabat kita udah pindah, tapi belum kita samperin,” ujar Alysha sambil terburu-buru mengenakan sandal.

Husain, yang baru tiba dari kantor sekitar satu jam sebelumnya, masih bersandar di sofa dengan wajah lelah. “Sha, santai dong. Baru juga nyampe rumah. Kasih aku nafas dulu,” jawabnya sambil tertawa kecil.

Alysha tidak mau kalah. “Gak ada nafas-nafasan. Mereka pasti udah nunggu. Ayo, Mas! Sekalian refreshing.”

Dengan senyum lelah tapi penuh cinta, Husain berdiri dan meraih jaketnya. “Yaudah, yuk. Tapi habis ini aku tidur cepat, ya.”

“Deal!” jawab Alysha riang.

Mereka berdua berjalan cepat melewati taman kecil di depan rumah mereka. Hanya butuh beberapa langkah sampai mereka berdiri di depan pintu rumah Dara dan Rey. Alysha mengetuk pintu dengan antusias.

Tak butuh waktu lama, Dara membukakan pintu dengan senyum lebar. “Hai hai! Akhirnya kalian dateng juga!” serunya sambil memeluk Alysha dengan hangat.

Saat mereka masuk, Alysha langsung mengagumi rumah baru Dara. “Baru pindah tapi rumahnya udah cozy banget. Aku suka banget suasananya!”

Alysha melangkah masuk, langsung menatap kagum. “Ya ampun, Dar! Ini rumah baru kalian? Kok cepet banget udah rapi gini?” serunya sambil menatap setiap sudut ruangan. Cahaya hangat dari lampu meja dan aroma lilin beraroma lavender membuat suasana rumah itu terasa nyaman.

Dara tersenyum malu-malu sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. “Rapi apaan, Al? Masih banyak yang berantakan ini. Kotak-kotak di kamar aja belum semua dibongkar,” ujarnya, tapi nada suaranya menunjukkan kepuasan tersembunyi.

Di ruang tamu, Rey duduk di sofa dengan headset besar di kepalanya, jari-jarinya lincah menekan tombol joystick. Dia menoleh sekilas dan melambai kepada Husain. “Eh, Husain! Mau join gak? Lagi seru nih, bentar lagi gue rank up.”

Husain tertawa kecil dan menggeleng. “Halah, main game terus! Gue nonton aja deh. Baru pulang kerja masih capek.”

“Bilang aja takut kalah,” Rey menggoda sambil kembali fokus ke layarnya.

Alysha dan Dara tertawa bersama. Mereka duduk di sofa dan mulai terlibat obrolan hangat tentang keseharian. Dari masalah dekorasi rumah baru hingga rencana-rencana masa depan.

“Gimana rasanya tinggal di sini, Dar? Udah betah?” tanya Alysha sambil mengambil bantal sofa dan memeluknya.

“Alhamdulillah, udah mulai nyaman. Apalagi tetangga sebelahnya kalian, jadi makin enak,” jawab Dara sambil tersenyum.

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang