menata kembali

29 4 0
                                    

Benda pipih  yang kerap disebut setan gepeng yang berada di atas nakas mengeluarkan suara adzan membuat kedua manusia lawan jenis itu terbangun. Husain dengan mata yang masih terpejam meraba ponselnya untuk mengecek jam.

Dia telah melewatkan sholat tahajud karena baru tidur pukul tiga pagi. Laki-laki itu meregangkan ototnya dan melihat perempuan disampingnya yang masih nyaman memeluknya.

Husain mencium kening Alysha. "Sayang nya Husain, bangun yuk, mandi terus sholat subuh."

"Nanti aja ya mas? Dingin banget." Jawabnya dengan suara parau.

"Eh, kok gitu? Ga boleh ditunda dong, nanti habis sholat tidur lagi gapapa."

"Yaudah iya,"

Alysha duduk dengan mengucek matanya. Ia merentangkan tangan nya kepada sang suami yang sudah berdiri menunggunya.

"Gendong," ucapnya membuat Husain melotot tak percaya.

Tumben sekali istrinya bersikap manja kepadanya. "Ga mau ya? tau kok kalau aku pasti berat,"

Husain tersenyum, ia pun membawa Alysha ke dekapannya. Alysha menenggelamkan wajah nya pada leher Husain, dan melingkarkan tangan nya, serta kembali memejamkan matanya.

Husain mengelus punggung Alysha dengan penuh kasih sayang, "ada yang sakit sayang?"

Alysha menggeleng, "engga,"

"Kenapa minta gendong?"

Alysha mundur untuk melihat wajah Husain, "kalau ga mau bilang aja, ga usah pake tanya gini!"

"Engga, bukan gitu sayang, maaf. Karena ga biasanya kamu manja seperti ini,"

"Aku males jalan, udah kan?"

Husain pun tersenyum dan membawa Alysha menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri, pasutri itu melanjutkan kewajiban nya, sholat subuh, berdzikir sebentar, dan membaca minimal satu lembar Al Qur'an, mereka pun kembali pada ranjang nya yang empuk.

Mereka saling memeluk dengan penuh cinta dan kasih sayang. "Terima kasih, sayang," ucap Husain.

Alysha mendongakkan kepala nya untuk melihat wajah suaminya. "Untuk?"

"Tadi malam,"

Perempuan itu tersenyum. "Udah jadi kewajiban aku mas, ga usah berterima kasih gitu deh."

Husain mengelus surai rambut panjang istrinya. "Mau deep talk?"

Alysha mengangguk. "Boleh,"

"Kalau kita mulai dari awal, gimana?"

"Hubungannya?"

Husain menggeleng, "kita buka lembaran baru, kita rancang masa depan kita bersama-sama. Ga boleh ngilang lagi tanpa seizin aku, kita lewati badai itu sama sama ya? Jangan sampai kamu tenggelam dalam badai sendiri tanpa ada aku didalamnya."

"Kalau udah terlanjur tenggelam dalam lautan masalah, gimana?"

"Ga bisa, aku nahkodanya, kamu penumpang yang berada di dalam kapal ini, penumpang adalah tanggung jawab seorang nahkoda. Dan, tugas nahkoda membawa penumpang nya selamat sampai tujuan."

Alysha menyentuh serta mengelus lembut pipi Husain, "Kamu tau? Aku itu bagaikan ada di sebuah kapal yang ga ada nahkodanya, terombang ambing tidak tau siapa nahkoda yang ada di dalamnya. Aku ga tau dimana aku harus berlabuh, aku ga punya tujuan yang jelas. Tapi, tiba-tiba Allah mendatangkan kamu, jawaban atas segala doa yang selama ini aku panjatkan. Kamu diberi perintah Allah untuk menjalankan kapal yang kita tumpangi."

Nahkoda Membawaku Melewati BadaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang