Seminggu pun telah berlalu dengan sangat cepat, hari ini Alysha sudah diperbolehkan untuk kembali pulang. Husain membantu Alysha untuk mengemasi barang, dan setelah selesai mereka pun akan langsung kembali pulang ke rumah Husain, karena rumah nya berada di kota yang sama dengan rumah sakit tempat ia bekerja.
Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara hingga telah sampai di rumah. Husain turun terlebih dahulu untuk membantu Alysha karena perut perempuan itu masih sedikit merasakan nyeri.
Setelah masuk ke dalam rumah, Husain pun membereskan barang istrinya didalam kamar. Ia merebahkan tubuh nya sejenak di ranjang nya yang empuk, sudah beberapa hari ini ia tidak bisa tidur dengan nyaman. Tak lama, ia pun malah tertidur.
Alysha menuju dapur untuk melihat bahan masakan yang tersisa. Karena hanya ada telur dan beberapa sosis, ia pun akan memasak nasi goreng saja, Alysha tau jika suaminya itu belum sempat untuk makan.
Walaupun perutnya yang masih terasa ngilu, ia akan tetap melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang istri. Ia tidak mau menjadi perempuan yang lemah.
Hingga beberapa menit nasi goreng Alysha telah siap, ia melangkah kan kaki nya menuju kamar yang ada di lantai dua. Melihat suaminya itu yang terlelap dalam tidurnya dengan posisi sembarangan, namun terlihat sangat nyenyak. Ia jadi tidak tega untuk membangunkannya.
Alysha duduk ditepi ranjang dan mendekatkan diri didekat Husain, mulutnya membisikkan sesuatu ditelinga Husain. "Mas Husain, bangun dulu yuk, aku udah masak,"
Dirinya menatap suami nya itu lama dan membatin, "Entah kebaikan apa yang aku buat sampai Allah mempersatukan kita mas, seseorang yang mampu membimbingku untuk lebih dekat dengan Allah, seseorang yang mencintai dan menyayangiku dengan sepenuh hatinya, seseorang yang tidak menduakan ku, seseorang yang ikhlas menerima kelebihan dan kekuranganku, seseorang yang mampu menjaga dan melindungi ku karena Allah, seseorang yang sabar dan tidak panas baran, dan seseorang yang bila aku bersamanya aku merasa surga lebih dekat denganku."
Tak ada pergerakan dari Husain, Alysha mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah suaminya. Ia hanya berniat untuk mencium kening Husain, namun siapa sangka Husain bergerak mengangkat kepalanya membuat bibir mereka pun saling menempel. Husain langsung membuka matanya karena terkejut.
Alysha menahan nafasnya, ia tidak bisa bergerak karena Husain membawa dirinya untuk dipeluk. Husain sedikit menjauhkan diri, "Alysha, kamu baru sembuh loh, harus tau batasan, ga boleh nakal." Husain menjentikkan jari ke hidung Alysha.
Alysha pun mendudukkan diri dengan menyentuh perutnya. "Ngomong apa sih mas, aku ga ngapa-ngapain loh,"
Husain tersenyum. "Kalo ngapa-ngapain juga gapapa kok sayang,"
Alysha mendengus. "Turun, aku udah masak nasi goreng," Alysha pun beranjak meninggalkan Husain.
"Alysha tidak peka!"
Malam harinya kedua orang itu sedang menonton televisi di ruang keluarga, ralat, hanya Alysha saja, karena suaminya sedang mengerjakan pekerjaan nya.
Perempuan itu sangat bosan, karena hanya berdiam diri melihat televisi sendirian, tentu sangat tidak seru.
"Mas, masih lama ya?" tanya nya.
"Bentar lagi Alysha,"
Alysha membuang nafasnya kasar. Mengapa ia jadi menyukai panggilan sayang dari suaminya itu, dan jika dipanggil nama ia sedikit kecewa. Ia bingung harus berbuat apa, laptop nya yang sudah hilang membuat dirinya tidak bisa mengerjakan pekerjaan nya.
Ia beranjak untuk menghangatkan susu dan juga mengambil buku sketsa serta alat tulis. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, dirinya duduk disamping Husain dan meletakkan barang-barang nya disana.
"Makasih sayang, minum nya," Husain pun mengambil gelas yang berisi susu tersebut tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptopnya.
Alysha menatap cengo suaminya. "Pede banget kamu mas, itu buat aku sendiri, kamu kalo pengen ya buat sendiri, itu susunya masih ada tinggal panasin lagi aja,"
"Jahat banget ih, suaminya ga dibuatin, aku ngambek!"
"Apa sih mas ya Allah, yaudah deh aku buat lagi!"
Alysha pun mengerucutkan bibirnya sebal. Ia kembali beranjak untuk menghangatkan susu kembali. Setelah selesai ia lanjut duduk disebelah suaminya.
Ia menyerahkan segelas susu yang baru saja ia ambil kepada Husain. "Ini minum aja yang baru, itu punya aku."
Husain menoleh, "tinggal dikit, bekas aku juga,"
"Udah, gapapa."
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Husain belum juga selesai dengan pekerjaannya. Dirinya masih fokus berkutat pada layar laptop yang memancarkan cahaya ilahi itu.
Alysha sudah tidak memiliki mood untuk menggambar lagi dan juga tidak lagi memiliki ide untuk membuat desain.
Perempuan itu melihat suaminya yang masih sangat fokus tanpa melihat kearah nya sedikit pun, diam-diam ia memotret pemandangan di samping nya tanpa laki laki itu ketahui.
Setelah selesai meng-upload foto, Alysha meletakkan kepalanya di atas meja. Memikirkan segala hal yang akan datang, entah masalah lagi ataupun kebahagiaan. Hingga kantuk menyerang, ia pun terlelap dalam lautan imajinasi nya.
Husain meregangkan ototnya dan melirik jam yang tergantung di dinding. Ia baru selesai dengan pekerjaan nya pada jam dua belas malam. Husain melihat perempuannya tertidur pulas disampingnya. Dengan segera ia merapikan pekerjaan nya terlebih dahulu.
Tanpa mau mengganggu tidur nyenyak nya, Husain menggendong perlahan tubuh istrinya dengan hati hati agar Alysha tidak terbangun.
Husain duduk di pinggir tempat tidur mereka yang nyaman. Lampu tidur memberikan cahaya lembut di ruangan mereka yang tenang. Dengan penuh kehati-hatian, Husain menyelimuti tubuh Alysha dengan selimut tebal, memastikan bahwa istrinya merasa hangat dan nyaman di malam yang sejuk itu.
Setelah itu, Husain berdiri perlahan-lahan, hendak mengganti bajunya yang sudah agak lecek. Namun, tiba-tiba tangannya ditarik lembut oleh Alysha. "Mas, I need your hug," bisik Alysha dengan suara yang hangat.
Husain tersenyum lembut. "Mas mau ganti baju sebentar ya sayang," jawabnya dengan penuh perhatian.
Alysha memiringkan tubuhnya dengan lembut. "Ga usah, langsung tidur aja sini," pintanya dengan suara pelan.
Alysha merentangkan kedua tangannya, meminta pelukan dari Husain. Husain merasa hangat di hatinya melihat permintaan tersebut dan mendekat untuk merangkul Alysha erat. Mereka merasakan kasih sayang satu sama lain dalam pelukan yang hangat.
Sebelum mereka benar-benar terlelap, Husain dan Alysha saling bertatapan, menyampaikan perasaan cinta mereka dengan tulus dan penuh makna.
Alysha tersenyum bahagia sambil memeluk Husain, "Makasih, Mas."
Husain merasa betapa hangat dan dekatnya Alysha di sampingnya. Dia meraih tangan Alysha dan mencium puncak kepala istrinya dengan lembut.
"Anna uhibbukki fillah, ya zaujati," ucap Husain dengan suara lembut
"Anna uhibbukka fillah, ya zawji," jawab Alysha.
Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kebersamaan mereka sebelum akhirnya tertidur dalam pelukan satu sama lain.
-
-
-
-
Sedikit dulu aja yaa, insya Allah nanti malem aku up lagii ❤️🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Nahkoda Membawaku Melewati Badai
Genç Kurgu[BELUM REVISI!] Jadi, Harap maklum kalau ada bagian yang belum rapi ya...🤗 Seorang laki-laki yang misterius, tersimpan di dalamnya seribu lukanya yang tersembunyi di balik lapisan prestasinya yang gemilang. Meskipun dikelilingi oleh decak kagum ora...